Pembacaan Alkitab: Gal. 2:11-21
Doa baca: “Karena sebelum beberapa orang dari
kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara seiman yang
tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi
mereka karena takut terhadap saudara-saudara yang bersunat.” (Gal. 2:12)
Memperhidupkan Allah
Karena Surat Yakobus menekankan praktik
kristiani yang sempurna, maka banyak orang Kristen memiliki apresiasi yang
mendalam terhadap kitab ini. Yakobus menekankan kesempurnaan orang Kristen, dan
dia menekankan hal ini dalam praktik, bukan doktrin. Dalam setiap pasal Surat
Kiriman ini, dia mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah. Dalam
sejarah gereja sama seperti dalam Alkitab, Yakobus dikenal karena kesalehannya.
Dia meluangkan banyak waktu dalam doa, dan dia sangat dihormati dalam waktu
yang lampau. Menurut pasal 15 dan 20 dari Kisah Para Rasul dan pasal 2 dari
Kitab Galatia, Yakobus sangat dihormati oleh kaum beriman. Bahkan Petrus, rasul
terkemuka, berada di bawah pengaruh Yakobus.
Sebelum orang-orang dari kalangan Yakobus
datang ke Antiokhia, Petrus berperilaku dengan tepat sebagai seorang saudara
dan anggota Tubuh Kristus. Khususnya, dia makan bersama dengan orang bukan
Yahudi. Ketika beberapa saudara utusan Yakobus datang, Petrus ketakutan dan
mengambil pimpinan untuk berpura-pura, yaitu berlaku sebagai orang Yahudi lagi.
Atmosfer rohani di Antiokhia berubah setelah utusan Yakobus datang, dan langit
rohani menjadi berawan karena pengaruh Yakobus. Situasi di Antiokhia begitu
serius sehingga Paulus menentang Petrus terang-terangan (Gal. 2:11). Teguran
Paulus menunjukkan bahwa kita yang percaya ke dalam Kristus seharusnya hanya memiliki
satu jenis kehidupan, yaitu memperhidupkan Kristus. Ini bukanlah soal makan
dengan orang bukan Yahudi atau tidak makan dengan mereka, melainkan soal
disalibkan dengan Kristus dan Kristus hidup dalam kita. Kehidupan kristiani
kita bukanlah soal memelihara hukum Taurat atau berbuat baik menurut filsafat
manusia, tetapi adalah soal memiliki Allah sebagai hayat dan memperhidupkan
Dia. Memperhidupkan hayat Allah tidak lain berarti hidup berdasarkan Allah dan
bahkan memperhidupkan Allah itu sendiri.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 53
No comments:
Post a Comment