Hitstat

17 December 2018

Markus - Minggu 28 Senin


Pembacaan Alkitab: Mrk. 1:1, 10-11; 9:19
Doa baca: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” (Mrk. 1:1)


Hidup dalam Kerajaan Allah


Dalam Injil Markus, kita nampak suatu kehidupan yang sepenuhnya sesuai dengan dan bagi pengaturan Perjanjian Baru Allah. Tidak pernah ada kehidupan seseorang seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus. Biografi dari seseorang mungkin menunjukkan bahwa mereka baik atau mereka berusaja menaati hukum Taurat Allah. Tetapi Tuhan Yesus adalah satu-satunya Orang yang sepenuhnya memperhidupkan Allah dan mengekspresikan Allah. Tentunya, Tuhan Yesus tidak pernah melanggar hukum Taurat, dan tidak pernah melakukan suatu kesalahan. Walaupun demikian, hal penting mengenai kehidupan-Nya bukanlah soal Dia menaati hukum Taurat atau Dia melakukan yang baik. Butir yang paling penting ialah Dia memperhidupkan Allah dan mengekspresikan Allah. Kehidupan Tuhan bukanlah dalam kerajaan yang menaati hukum Taurat atau kerajaan yang berbuat baik. Dia mutlak hidup dalam kerajaan yang lain, Kerajaan Allah.

Kita boleh saja mengatakan bahwa kita hidup dalam Kerajaan Allah, tetapi pada praktiknya kita mungkin tidak hidup dalam Kerajaan Allah, malah hidup dalam kerajaan hukum Taurat, etika, atau moralitas. Sepanjang abad, banyak orang beriman telah hidup dalam kerajaan-kerajaan ini dan tidak hidup dalam Kerajaan Allah. Beberapa orang menganggap kekudusan adalah kesempurnaan tanpa dosa. Yang lain menganggap bahwa kekudusan berkaitan dengan peraturan mengenai hal-hal seperti cara berpakaian. Peraturanperaturan seperti ini bukan berada dalam Kerajaan Allah, melainkan milik kerajaan lain, mungkin kerajaan kebaikan.

Mereka yang hidup dalam Kerajaan Allah memiliki Allah sebagai hayat mereka, dan mereka memperhidupkan Allah. Allah hidup dalam mereka, melalui mereka, dan tampil dari mereka. Hasilnya, mereka menempuh hidup yang mengekspresikan Allah sendiri. Allah adalah kekudusan, moralitas, dan etika yang sejati. Karena itu, memiliki Allah sebagai hayat dan memperhidupkan Dia adalah menempuh hidup yang lebih tinggi daripada etika atau moralitas manusia.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 54

No comments: