Pembacaan
Alkitab: Mrk. 1:1, 10-11; 9:19
Doa
baca: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak
Allah.” (Mrk. 1:1)
Hidup dalam Kerajaan Allah
Dalam Injil Markus, kita nampak suatu kehidupan yang
sepenuhnya sesuai dengan dan bagi pengaturan Perjanjian Baru Allah. Tidak
pernah ada kehidupan seseorang seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus. Biografi
dari seseorang mungkin menunjukkan bahwa mereka baik atau mereka berusaja menaati
hukum Taurat Allah. Tetapi Tuhan Yesus adalah satu-satunya Orang yang
sepenuhnya memperhidupkan Allah dan mengekspresikan Allah. Tentunya, Tuhan
Yesus tidak pernah melanggar hukum Taurat, dan tidak pernah melakukan suatu
kesalahan. Walaupun demikian, hal penting mengenai kehidupan-Nya bukanlah soal
Dia menaati hukum Taurat atau Dia melakukan yang baik. Butir yang paling
penting ialah Dia memperhidupkan Allah dan mengekspresikan Allah. Kehidupan
Tuhan bukanlah dalam kerajaan yang menaati hukum Taurat atau kerajaan yang
berbuat baik. Dia mutlak hidup dalam kerajaan yang lain, Kerajaan Allah.
Kita boleh saja mengatakan bahwa kita hidup dalam
Kerajaan Allah, tetapi pada praktiknya kita mungkin tidak hidup dalam Kerajaan
Allah, malah hidup dalam kerajaan hukum Taurat, etika, atau moralitas.
Sepanjang abad, banyak orang beriman telah hidup dalam kerajaan-kerajaan ini
dan tidak hidup dalam Kerajaan Allah. Beberapa orang menganggap kekudusan
adalah kesempurnaan tanpa dosa. Yang lain menganggap bahwa kekudusan berkaitan
dengan peraturan mengenai hal-hal seperti cara berpakaian. Peraturanperaturan
seperti ini bukan berada dalam Kerajaan Allah, melainkan milik kerajaan lain,
mungkin kerajaan kebaikan.
Mereka yang hidup dalam Kerajaan Allah memiliki Allah
sebagai hayat mereka, dan mereka memperhidupkan Allah. Allah hidup dalam
mereka, melalui mereka, dan tampil dari mereka. Hasilnya, mereka menempuh hidup
yang mengekspresikan Allah sendiri. Allah adalah kekudusan, moralitas, dan
etika yang sejati. Karena itu, memiliki Allah sebagai hayat dan memperhidupkan
Dia adalah menempuh hidup yang lebih tinggi daripada etika atau moralitas
manusia.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 54
No comments:
Post a Comment