Pembacaan Alkitab: Gal. 2:11-2
Doa baca: “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat
untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan
Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku. Hidup yang sekarang aku hidupi secara jasmani
adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Gal. 2:19-20)
Kehidupan
Hamba-Penyelamat sebagai Realitas Perjanjian Baru
Yakobus adalah seorang yang beribadah, sangat kuat
dalam praktik kristiani yang sempurna. Tetapi jika kita melihat di dalam Surat
Kirimannya, kita akan melihat kekurangan dalam hidupnya. Yakobus tidak
mengatakan apa pun tentang Kristus hidup di dalam kita, juga tidak berbicara
mengenai hayat ilahi, sebaliknya, Yakobus memperkenalkan kita dengan umat dan
praktek Perjanjian Lama. Ketika dia menggunakan istilah Perjanjian Baru, dia
segera berbalik kepada praktek Perjanjian Lama. Kita tidak sepatutnya menilai
Surat Yakobus menurut konsepsi alamiah, etika, atau agamawi. Paulus mengatakan
bahwa, “namun aku hidup, tetapi bukan
lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”
(Gal. 2:20a). Ini menunjukkan bahwa dalam Perjanjian Baru bukanlah soal
memelihara praktik liturgi agama luaran atau berbuat baik menurut etika
manusia, melainkan apakah Kristus hidup di dalam kita.
Ketika kita melihat Surat Yakobus, kita akan nampak
bahwa Surat Kiriman ini tidak hitam atau putih melainkan abu-abu. Dalam
aspek-aspek tertentu, Surat Kiriman ini memiliki warna Perjanjian Baru, seperti
perkataan mengenai Bapa terang yang melahirkan kita sehingga kita dapat menjadi
yang sulung dari dari ciptaan-Nya (Yak. 1:8), firman yang tertanam (1:21),
hukum yang memerdekakan (1:25), dan Roh yang ditempatkan dalam kita (4:5).
Namun, semuanya itu terdapat dalam sebuah Surat Kiriman yang mengemban warna
dan cita rasa yang kuat dari Perjanjian Lama. Berkebalikan dengan Surat
Yakobus, Injil Markus mewahyukan kehidupan Tuhan Yesus sebagai Hamba-Penyelamat
sepenuhnya “putih”. Kehidupan yang ditampilkan dalam Injil Markus adalah
realitas, substansi, dan pola dari apa yang Allah inginkan dalam Perjanjian
Baru.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 53
No comments:
Post a Comment