Hitstat

15 December 2018

Markus - Minggu 27 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Gal. 2:11-2
Doa baca: “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Hidup yang sekarang aku hidupi secara jasmani adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Gal. 2:19-20)


Kehidupan Hamba-Penyelamat sebagai Realitas Perjanjian Baru


Yakobus adalah seorang yang beribadah, sangat kuat dalam praktik kristiani yang sempurna. Tetapi jika kita melihat di dalam Surat Kirimannya, kita akan melihat kekurangan dalam hidupnya. Yakobus tidak mengatakan apa pun tentang Kristus hidup di dalam kita, juga tidak berbicara mengenai hayat ilahi, sebaliknya, Yakobus memperkenalkan kita dengan umat dan praktek Perjanjian Lama. Ketika dia menggunakan istilah Perjanjian Baru, dia segera berbalik kepada praktek Perjanjian Lama. Kita tidak sepatutnya menilai Surat Yakobus menurut konsepsi alamiah, etika, atau agamawi. Paulus mengatakan bahwa, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20a). Ini menunjukkan bahwa dalam Perjanjian Baru bukanlah soal memelihara praktik liturgi agama luaran atau berbuat baik menurut etika manusia, melainkan apakah Kristus hidup di dalam kita.

Ketika kita melihat Surat Yakobus, kita akan nampak bahwa Surat Kiriman ini tidak hitam atau putih melainkan abu-abu. Dalam aspek-aspek tertentu, Surat Kiriman ini memiliki warna Perjanjian Baru, seperti perkataan mengenai Bapa terang yang melahirkan kita sehingga kita dapat menjadi yang sulung dari dari ciptaan-Nya (Yak. 1:8), firman yang tertanam (1:21), hukum yang memerdekakan (1:25), dan Roh yang ditempatkan dalam kita (4:5). Namun, semuanya itu terdapat dalam sebuah Surat Kiriman yang mengemban warna dan cita rasa yang kuat dari Perjanjian Lama. Berkebalikan dengan Surat Yakobus, Injil Markus mewahyukan kehidupan Tuhan Yesus sebagai Hamba-Penyelamat sepenuhnya “putih”. Kehidupan yang ditampilkan dalam Injil Markus adalah realitas, substansi, dan pola dari apa yang Allah inginkan dalam Perjanjian Baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 53

No comments: