Hitstat

12 December 2018

Markus - Minggu 27 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ams. 4:18; 29:18
Doa baca: “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” (Ams. 29:18)


Visi Surgawi yang Mengendalikan Kehidupan Kristiani Kita


Injil Markus berisi visi surgawi, visi yang seharusna mengarahkan langkah kita, mengendalikan kehidupan kita, dan membawa kita ke dalam perampungan sempurna Allah. Visi ini mampu menjaga kita dalam pengaturan Allah sehingga kita dapat menempuh hidup gereja dengan tujuan mencapai Kerajaan Seribu Tahun dan Yerusalem Baru. Visi sedemikian ini dari Allah akan selalu menuntun langkah-langkah kita dan mengendalikan kehidupan kita. Di dalam Perjanjian Lama, Amsal 29:18a mengatakan “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.” Di bawah visi surgawi ini kita dituntun kepada tujuan Allah, dan kehidupan kita dikendalikan menurut pengaturan Allah. Kapan kala kita datang pada firman Allah, terang bersinar karena kita berada dalam visi yang mengarahkan, mengontrol, dan mengendalikan.

Injil Markus juga mewahyukan suatu kehidupan yang bukan hanya benar, kudus, rohani, dan menang, melainkan kehidupan seorang Manusia-Allah yang hidup, bertindak, bergerak, dan bekerja selangkah demi selangkah menurut pengaturan Allah. Injil Markus mencatat bagaimana Tuhan diperiksa oleh berbagai pihak, tetapi tidak seorang pun dapat menemukan kesalahan pada diriNya. Kehidupan Tuhan Yesus dalam Injil Markus adalah teladan yang lengkap, menyeluruh, sempurna dan tuntas dari yang Allah kehendaki.

Hari ini banyak terjadi perdebatan dan perpecahan di antara orang Kristen. Hal ini adalah akibat dari berada dalam kegelapan dan tidak memiliki visi mengenai pengaturan Allah dalam Perjanjian Baru. Betapa perlunya kita menerima terang surgawi menyinari kita, menjadi terang yang akan bertumbuh sampai rembang tengah hari (Ams. 4:18). Visi ini seharusnya menjadi tongkat pengukur, standar, yang melaluinya kita mengukur hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan kristiani kita. Jika kita memiliki visi ini, kita akan nampak bahwa hanya menjadi benar, kudus, rohani, dan menang tidaklah cukup.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 52

No comments: