Pembacaan
Alkitab: Luk. 6:17-18; 35-36; 43-44; Yoh. 6:63
Doa baca: “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak
berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”
(Yoh. 6:63)
Dua Unsur Dasar dalam Pengajaran Tuhan
Pengajaran Tuhan dalam Lukas 6:17-49 memiliki dua
unsur dasar yaitu firman ilahi dan hayat ilahi. Dalam ayat 35-36, ungkapan “anak-anak Allah
Yang Mahatinggi” sesungguhnya
menyiratkan hayat ilahi. Jika kita tidak memiliki hayat ilahi, bagaimana kita
dapat menjadi anakanak Allah Yang Mahatinggi? Tentu tidak mungkin. Kehidupan
menurut standar moralitas yang tertinggi berasal dari hayat ilahi yang olehnya
kita dilahirkan dari Allah Yang Mahatinggi. Kita tidak mungkin mengasihi musuh-musuh kita berdasarkan diri kita sendiri. Tetapi di dalam kita benar-benar ada
satu hayat yang mengasihi musuh, yaitu hayat ilahi. Hayat ini adalah sumber
dari standar moralitas yang tertinggi. Karena itu, standar moralitas yang
tertinggi adalah hasil dan ekspresi dari hayat ilahi.
Dalam Lukas 6:47-48 dengan jelas disinggung tentang
firman Tuhan: “Setiap orang yang datang
kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya—Aku akan menyatakan
kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan—ia sama dengan seorang yang mendirikan
rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu.
Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat
digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.” Di sini kita nampak bahwa
jika kita hidup dan bekerja menurut firman Tuhan, kita akan memiliki satu
pondasi yang tepat. Firman Tuhan adalah pondasi dari hakiki, perilaku, dan
pekerjaan kita.
Firman ilahi adalah ekspresi hayat ilahi. Hayat adalah
yang di dalam, dan firman adalah penyampaian hayat yang di luar. Dalam Alkitab,
firman itu disebut firman hayat (1 Yoh. 1:1; Kis. 5:20). Dalam Alkitab, firman
ilahi dan hayat ilahi dianggap sebagai satu kesatuan. Kita mendapatkan hayat
ilahi melalui firman. Ketika kita menerima firman hayat, kita mendapatkan
hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment