Hitstat

11 April 2019

Lukas - Minggu 9 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk. 7:36-38; 1 Kor. 11:15


Mengasihi Manusia-Penyelamat dengan Kemuliaan


Doa baca: “Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.” (Luk. 7:38).


Orang-orang dosa diampuni bukan karena kasih mereka, melainkan karena iman mereka dalam Tuhan. Iman, bukan kasih, membuat kita mengalami pengampunan dosa-dosa. Orang-orang yang diselamatkan, orang-orang yang dosanya telah diampuni, mengikuti Tuhan dan melayani Dia. Orang-orang yang demikian menjadi sanak saudara Manusia-Penyelamat yang sejati.

Kehidupan orang Kristen dimulai dengan pengampunan dosa melalui iman kepada Penyelamat. Dalam Lukas 7:36, seorang Farisi mengundang Penyelamat untuk makan dengannya. Dalam kemahatahuan-Nya, Manusia-Penyelamat tahu bahwa seorang perempuan akan datang ke rumah orang Farisi tersebut. Dengan menerima permintaan orang Farisi itu, Tuhan memberikan satu kesempatan kepada perempuan itu untuk mengontak-Nya. Tuhan memberi satu kesempatan kepada orang dosa yang diselamatkan itu untuk menyatakan kasihnya bagi-Nya. Lukas tidak menyinggung banyak mengenai tuan rumah itu, namun ia berbicara banyak tentang apa yang dilakukan perempuan itu kepada Tuhan Yesus. Rambut adalah kemuliaan perempuan (1 Kor. 11:15), dan berada pada bagian paling atas dari tubuhnya. Dengan bagian teratasnya perempuan itu menyeka kaki Penyelamat (bagian terendah dari tubuh), dan mengasihi-Nya dengan kemuliaannya. Perempuan itu juga mengurapi kaki Tuhan dengan minyak wangi, menunjukkan apresiasinya terhadap kemustikaan dan kemanisan yang agung dari Tuhan.

Sebagai orang dosa yang telah diselamatkan dan diampuni, kita sebagai kaum beriman perlu mencurahkan kasih kita kepada Penyelamat kita. Kasih kita kepada-Nya terlihat dari sejauh mana penghargaan kita terhadap-Nya lewat waktu yang kita curahkan di hadapan Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 17

No comments: