Pembacaan
Alkitab: Luk.
7:36-50
Iman, Kasih, dan Damai Sejahtera
Doa
baca: “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus
Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai arti, hanya iman yang
bekerja oleh kasih.” (Gal. 5:6).
Iman, kasih, dan damai sejahtera adalah tiga kebajikan
penting dalam mengalami dan menikmati keselamatan Penyelamat. Iman dihasilkan
dari pengenalan terhadap Penyelamat dalam kuasa-Nya yang menyelamatkan dan
kebajikan-Nya. Kasih berasal dari iman ini dan mendatangkan damai sejahtera;
kemudian kita mengikuti Penyelamat.
Tuhan bukan mengampuni perempuan itu karena
mengasihi-Nya, juga bukan karena kasih perempuan itu terhadap Penyelamat
sehingga dosa-dosanya diampuni. Dalam Lukas 7:50 Tuhan berkata kepada perempuan
itu bahwa imannya, bukan kasihnya, yang menyelamatkan dia. Selanjutnya,
mengenai dua orang yang berhutang yang diampuni oleh orang yang membungakan
uang itu, Tuhan bertanya, “Siapakah di
antara mereka yang akan lebih mengasihi dia?” (ayat 42). Ini menunjukkan
dengan jelas bahwa kasih adalah hasil dari pengampunan. Kata “karena”
membuktikan bahwa kasih datang setelah pengampunan bukan sebelumnya. Dosa-dosa
perempuan itu diampuni bukan karena kasihnya, melainkan karena imannya. Karena
itu, iman datang sebelum pengampunan, dan kasih mengikuti iman. Kasih adalah
hasil, akibat, dari iman kita. Ketika kita percaya kepada Tuhan, iman kita
menjadi penyebab dari pengampunan Tuhan atas dosa-dosa kita. Kemudian sebagai
hasil pengampunan atas dosa-dosa kita, kita mulai mengasihi Tuhan. Maka, kasih
berasal dari iman.
Kasih menghasilkan damai sejahtera. Pertama kita
percaya kepada Tuhan Yesus, memiliki iman terhadap-Nya. Kemudian semua dosa
kita diampuni, dan hal ini mendatangkan kasih terhadap Tuhan. Sewaktu kita mengasihi
Dia, kasih ini menghasilkan damai sejahtera. Kemudian, kita dapat berjalan
dalam damai sejahtera, yaitu hidup dalam damai sejahtera. Sebagai orang-orang
yang mengasihi Tuhan, kita seharusnya hidup, berjalan, dan berperilaku dalam
damai sejahtera.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 17
No comments:
Post a Comment