Hitstat

13 April 2019

Lukas - Minggu 9 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Luk. 7:36-50


Iman, Kasih, dan Damai Sejahtera


Doa baca: “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.” (Gal. 5:6).


Iman, kasih, dan damai sejahtera adalah tiga kebajikan penting dalam mengalami dan menikmati keselamatan Penyelamat. Iman dihasilkan dari pengenalan terhadap Penyelamat dalam kuasa-Nya yang menyelamatkan dan kebajikan-Nya. Kasih berasal dari iman ini dan mendatangkan damai sejahtera; kemudian kita mengikuti Penyelamat.

Tuhan bukan mengampuni perempuan itu karena mengasihi-Nya, juga bukan karena kasih perempuan itu terhadap Penyelamat sehingga dosa-dosanya diampuni. Dalam Lukas 7:50 Tuhan berkata kepada perempuan itu bahwa imannya, bukan kasihnya, yang menyelamatkan dia. Selanjutnya, mengenai dua orang yang berhutang yang diampuni oleh orang yang membungakan uang itu, Tuhan bertanya, “Siapakah di antara mereka yang akan lebih mengasihi dia?” (ayat 42). Ini menunjukkan dengan jelas bahwa kasih adalah hasil dari pengampunan. Kata “karena” membuktikan bahwa kasih datang setelah pengampunan bukan sebelumnya. Dosa-dosa perempuan itu diampuni bukan karena kasihnya, melainkan karena imannya. Karena itu, iman datang sebelum pengampunan, dan kasih mengikuti iman. Kasih adalah hasil, akibat, dari iman kita. Ketika kita percaya kepada Tuhan, iman kita menjadi penyebab dari pengampunan Tuhan atas dosa-dosa kita. Kemudian sebagai hasil pengampunan atas dosa-dosa kita, kita mulai mengasihi Tuhan. Maka, kasih berasal dari iman.

Kasih menghasilkan damai sejahtera. Pertama kita percaya kepada Tuhan Yesus, memiliki iman terhadap-Nya. Kemudian semua dosa kita diampuni, dan hal ini mendatangkan kasih terhadap Tuhan. Sewaktu kita mengasihi Dia, kasih ini menghasilkan damai sejahtera. Kemudian, kita dapat berjalan dalam damai sejahtera, yaitu hidup dalam damai sejahtera. Sebagai orang-orang yang mengasihi Tuhan, kita seharusnya hidup, berjalan, dan berperilaku dalam damai sejahtera.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 17

No comments: