Pembacaan
Alkitab: Luk 18:1-8; Why
6:9-10
Doa baca: “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi,
jika Anak Manusia itu datang, apakah Ia akan mendapati iman di bumi?” (Luk.
18:8)
Menerima Keselamatan Tuhan dan Melayani Dia
Sewaktu lawan kita menganiaya kita, Allah kita
tampaknya tidak adil, karena Dia membiarkan anak- anak-Nya teraniaya secara
tidak adil. Misalnya, Yohanes Pembaptis dipenggal, Petrus mati martir, Paulus
dipenjarakan, dan Yohanes dibuang. Selama berabad-abad, beribu-ribu pengikut
Manusia- Penyelamat yang tulus dan setia menderita penganiayaan secara tidak
adil. Allah kita kelihatannya tidak adil, karena Dia tidak datang untuk
menghakimi dan kemudian membenarkan kita. Karena situasi ini,
Manusia-Penyelamat dalam Lukas 18:1-8 menggunakan seorang hakim yang tidak adil
untuk melambangkan Allah yang kelihatannya tidak melakukan apa-apa bagi umat-
Nya yang teraniaya. Dari perumpamaan ini kita belajar menjadi seorang janda
yang menyusahkan hakim itu, orang yang berdoa kepada Allah dengan tidak
jemu-jemu.
Kita mungkin tidak mengerti, mengapa kita menderita
sejak kita mengasihi Tuhan dan mengikuti Dia. Perumpamaan dalam Lukas 18:1-8
menjawab pertanyaan kita. Meskipun Dia kelihatannya tidak adil, kita tetap
harus memohon kepada-Nya, berdoa dengan tidak jemu-jemu, dan berkali-kali
menyusahkan-Nya. Di satu pihak, perumpamaan ini menunjukkan bahwa Hakim itu
berdaulat. Ini berarti bahwa apakah Dia menghakimi atau tidak itu terserah Dia.
Kelihatannya tanpa alasan. Dia boleh mendengar janda itu atau tidak
mendengarnya. Perumpamaan ini mewahyukan bahwa Dia adalah Tuhan yang berdaulat
dan bahwa Dia menghakimi kapan saja Dia menghendakinya. Di pihak lain,
perumpamaan ini menunjukkan bahwa kita perlu menyusahkan Tuhan dengan berdoa
secara tidak jemu-jemu. Kita perlu berkata kepada-Nya, “Tuhan, berdoa itu
terserah aku, bukan terserah Engkau. Engkau tidak pernah melarang aku berdoa.
Sebaliknya, Engkau memerintahkan aku untuk berdoa. Karena itu, Tuhan, aku
berdoa sekarang untuk pembenaran-Mu.”
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 40
No comments:
Post a Comment