Pembacaan Alkitab: Luk. 20:1-47; Dan 9:26a
Doa baca: “Sesudah keenam puluh dua
kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak
ada salahnya apa-apa.” (Dan. 9:26a).
Mati Pada Tempat dan Waktu yang
Telah Ditentukan oleh Allah
Dalam Lukas 20:1-2,
para pemimpin dari kumpulan orang Yahudi siap untuk menguji Tuhan Yesus yang
datang ke Yerusalem dan sedang mengajar dalam Bait Allah. Sebenarnya, ujian ini
bukan diprakarsai oleh mereka, melainkan diprakarsai oleh Manusia-Penyelamat.
Dia tahu bahwa menurut nubuat, Dia harus dibunuh pada hari raya Paskah sebagai
Anak Domba Allah menurut nubuat dalam Perjanjian Lama. ManusiaPenyelamat telah
melayani selama lebih dari tiga tahun di daerah Galilea yang diremehkan, jauh
dari bait kudus dan kota kudus, tempat Dia perlu mati bagi penggenapan rencana
kekal Allah. Sebagai Domba Paskah (1 Kor. 5:7) Dia harus dibunuh pada bulan
Paskah (Kel. 12:1-11). Maka, Dia harus pergi ke Yerusalem sebelum Paskah supaya
Dia dapat mati di sana pada hari raya Paskah (Yoh. 18:28), pada tempat dan
waktu yang telah ditentukan Allah sebelumnya.
Menurut nubuat dalam
Perjanjian Lama, tempat dan waktu kematian itu sudah pasti. Tahun di mana Manusia
Penyelamat pergi ke Yerusalem untuk mati adalah tahun yang dinubuatkan dalam
Daniel 9 yaitu tahun Mesias dibunuh. Selain itu, menurut nubuat mengenai domba
Paskah, Dia perlu diuji selama empat hari. Karena itu, Dia perlu berada di
Yerusalem sedikitnya empat hari sebelum ketersaliban-Nya untuk diuji.
Dalam Kitab-kitab
Injil kita nampak bahwa Tuhan Yesus sangat berhati-hati agar tidak dibunuh
sebelum atau setelah waktu yang telah ditetapkan. Dia menjaga diri-Nya sampai
waktu-Nya tiba untuk dipersembahkan di atas salib. Apa pun yang Tuhan Yesus
perbuat bukanlah kebetulan, tetapi sudah ditentukan oleh Allah. Dia mati bagi
kita bukanlah suatu kebetulan, karena itu kita perlu menyadari bahwa
keselamatan yang kita terima saat ini pun telah ditentukan oleh Allah sebelumnya,
kita perlu bersorak dan memuji Tuhan atas hal ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 45
No comments:
Post a Comment