Pembacaan Alkitab: Luk 18:1-8
Doa
baca: “Tidakkah Allah akan
membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Apakah
Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (Luk. 18:7)
Bendahara yang Tidak Jujur dan Hakim yang Tidak Adil
Sewaktu Penyelamat pergi dari Galilea ke Yerusalem,
Dia melatih para pengikut-Nya untuk mengenal ekonomi Allah mengenai yobel.
Yobel, yang adalah Kerajaan Allah, adalah Kristus sebagai perwujudan Allah bagi
kenikmatan kita. Demi yobel ini, Kristus perlu mati untuk menggenapkan satu
penebusan yang almuhit, kemudian masuk ke dalam kebangkitan. Melalui
penebusan-Nya yang almuhit, Kristus telah memenuhi tuntutan-tuntutan agar kita
dilepaskan dari setiap jenis belenggu; belenggu dosa, Iblis, dunia, ego, dan
ciptaan lama. Kristus perlu mati untuk membebaskan kita dari belenggu- belenggu
ini. Kemudian Dia perlu bangkit untuk membawa kita secara positif ke dalam
kenikmatan terhadap warisan ilahi ini. Warisan ini adalah Allah Tritunggal yang
telah melalui proses menjadi Roh yang almuhit bagi kenikmatan kita. Inilah
yobel.
Ketika mengikuti Tuhan dalam perjalanan ke Yerusalem,
murid-murid-Nya tidak tahu apa yang akan terjadi atau apa yang sedang diajarkan
Manusia-Penyelamat kepada mereka. Di dalam catatan tentang perjalanan itu, ada
berbagai macam peristiwa, dan di balik peristiwa-peristiwa itu tersembunyi
sejumlah butir yang sulit diuraikan. Dalam Lukas 16 Tuhan menyampaikan
perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Sekarang dalam Lukas 18:1-8 Dia
menyampaikan perumpamaan lainnya kepada mereka, perumpamaan tentang seorang
hakim yang tidak adil. Bendahara yang tidak jujur dalam pasal 16 melambangkan
kita sebagai hamba-hamba Tuhan. Hakim yang tidak adil dalam pasal 18 mengacu
kepada Allah yang adil; yang satu mengacu kepada kita dan yang lainnya mengacu
kepada Allah. Bendahara yang tidak jujur melambangkan kita yang melayani Tuhan,
dan hakim yang tidak adil melambangkan Allah memberi tuntutan kepada kita. Untuk
bisa memahami apa yang ingin Tuhan sampaikan, kita perlu memohon roh hikmat dan
wahyu dari Tuhan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 40
No comments:
Post a Comment