Hitstat

01 July 2019

Lukas - Minggu 21 Senin


Pembacaan Alkitab: Luk 18:1-8
Doa baca: “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Apakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (Luk. 18:7)


Bendahara yang Tidak Jujur dan Hakim yang Tidak Adil


Sewaktu Penyelamat pergi dari Galilea ke Yerusalem, Dia melatih para pengikut-Nya untuk mengenal ekonomi Allah mengenai yobel. Yobel, yang adalah Kerajaan Allah, adalah Kristus sebagai perwujudan Allah bagi kenikmatan kita. Demi yobel ini, Kristus perlu mati untuk menggenapkan satu penebusan yang almuhit, kemudian masuk ke dalam kebangkitan. Melalui penebusan-Nya yang almuhit, Kristus telah memenuhi tuntutan-tuntutan agar kita dilepaskan dari setiap jenis belenggu; belenggu dosa, Iblis, dunia, ego, dan ciptaan lama. Kristus perlu mati untuk membebaskan kita dari belenggu- belenggu ini. Kemudian Dia perlu bangkit untuk membawa kita secara positif ke dalam kenikmatan terhadap warisan ilahi ini. Warisan ini adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi Roh yang almuhit bagi kenikmatan kita. Inilah yobel.

Ketika mengikuti Tuhan dalam perjalanan ke Yerusalem, murid-murid-Nya tidak tahu apa yang akan terjadi atau apa yang sedang diajarkan Manusia-Penyelamat kepada mereka. Di dalam catatan tentang perjalanan itu, ada berbagai macam peristiwa, dan di balik peristiwa-peristiwa itu tersembunyi sejumlah butir yang sulit diuraikan. Dalam Lukas 16 Tuhan menyampaikan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Sekarang dalam Lukas 18:1-8 Dia menyampaikan perumpamaan lainnya kepada mereka, perumpamaan tentang seorang hakim yang tidak adil. Bendahara yang tidak jujur dalam pasal 16 melambangkan kita sebagai hamba-hamba Tuhan. Hakim yang tidak adil dalam pasal 18 mengacu kepada Allah yang adil; yang satu mengacu kepada kita dan yang lainnya mengacu kepada Allah. Bendahara yang tidak jujur melambangkan kita yang melayani Tuhan, dan hakim yang tidak adil melambangkan Allah memberi tuntutan kepada kita. Untuk bisa memahami apa yang ingin Tuhan sampaikan, kita perlu memohon roh hikmat dan wahyu dari Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 40

No comments: