Hitstat

06 July 2020

Kisah Para Rasul - Minggu 9 Senin


Pembacaan Alkitab: Kis. 4:1-31; 1 Ptr. 2:4-5
Kidung #151


Kristus sebagai Batu Penjuru


Doa baca: “Datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah. Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.” (1 Ptr. 2:4-5)


Dalam Yohanes 1 kita nampak bahwa Andreas membawa saudaranya, Simon Petrus, kepada Tuhan Yesus, “Yesus memandang dia dan berkata: Engkau Simon, anak Yohanes engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” Kemudian, di Kaisarea Filipi, Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat. 16:15). Petrus mengambil pimpinan mengumumkan, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup” (ay. 16). Dalam menjawab kepada Petrus, Tuhan berkata, “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (ay.18). Di sini nama Petrus berarti batu, yang adalah bahan bagi pembangunan Allah.

Perkataan Tuhan itu pasti telah memberi satu kesan yang dalam pada diri Petrus, sekalipun sepertinya ia tidak mengerti pada waktu itu. Namun, setelah Roh pemberi-hayat diembuskan ke dalamnya dan setelah Roh ekonomikal ditiupkan ke atasnya, Petrus menjadi seorang manusia rohani, seorang manusia dengan Roh esensial di dalamnya dan Roh ekonomikal di atasnya. Sebagai orang yang demikian, ia tentu mulai memahami perkataan Tuhan mengenai dirinya sebagai batu.

Setelah memiliki pengertian ini, maka dalam Kisah Para Rasul 4 Petrus dapat menyajikan Tuhan Yesus sebagai batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan tetapi yang telah menjadi batu penjuru. Kemudian, pada masa tuanya, Petrus menulis surat kirimannya yang pertama, di dalamnya ia berbicara tentang Tuhan sebagai batu hidup dan tentang kaum beriman sebagai batu-batu hidup bagi pembangunan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kisah Para Rasul, Buku 1, Berita 16

No comments: