Hitstat

17 January 2013

Efesus - Minggu 17 Kamis


Pembacaan Alkitab: Ef. 3:20-21


Seperti telah kita tunjukkan dalam berita-berita yang lalu, dalam ayat 19 kita nampak gereja sebagai kepenuhan Allah. Kepenuhan Allah di sini merupakan hasil dari pengalaman kita atas kekayaan Kristus. Setelah gereja yang sedemikian terwujud, barulah Rasul Paulus mengucapkan puji-pujian dalam ayat 20 dan 21, mempermuliakan Allah di dalam gereja dan di dalam Kristus Yesus. Hanya setelah gereja terwujud sebagai kepenuhan Allah, barulah kemuliaan Allah dapat dinyatakan.

Kata “bagi Dia/Dialah” dalam ayat 20-21 menyiratkan bahwa kemuliaan Allah, yang telah digarapkan ke dalam orang-orang kudus, kembali kepada Allah. Dalam doanya, Paulus berdoa supaya Bapa menguatkan orang-orang ku­dus menurut kekayaan kemuliaan-Nya. Ini mengandung arti bahwa kemuliaan Allah dapat digarapkan ke dalam orang-orang kudus. Dalam puji-pujian, dia berkata, “Bagi Dialah kemuliaan” (ayat. 21), menyiratkan bahwa kemuliaan Allah, yang telah digarapkan ke dalam orang-orang kudus, kembali kepada Allah. Pertama, kemuliaan Allah digarapkan ke dalam kita, kemudian kemuliaan itu kembali kepada Allah bagi kemuliaan-Nya. Kekayaan Ishak pertama-tama diberikan kepada Ribka sebagai perhiasannya; kemudian, semua harta kekayaan kembali kepada Ishak, dengan Ribka, bagi kemuliaannya (Kej. 24:47, 53, 61-67). Rasul berdoa supaya Allah menguatkan orang-orang kudus menurut kemuliaan-Nya, “tetapi” akhirnya kemuliaan Allah setelah digarapkan ke dalam mereka, kembali kepada-Nya bersama dengan orang-orang kudus yang telah dikuatkan itu. Inilah cara Allah dimuliakan di dalam gereja.

Kita telah nampak, dalam ayat 16 Paulus berdoa agar Bapa, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kita ke dalam manusia batiniah kita. Dikuatkan menurut kekayaan kemuliaan berarti memiliki kemuliaan Allah yang digarapkan ke dalam diri kita. Itulah satu-satunya jalan untuk dikuatkan menurut kemuliaan Allah. Misalkan seorang yang tubuhnya sangat lemah dapat dikuatkan oleh seseorang yang tubuhnya kuat. Ini berarti kekuatan orang yang kuat itu digarapkan ke dalam jaringan orang yang lemah. Seasas dengan itu, dikuatkan ke dalam manusia batiniah menurut kemu­liaan Bapa berarti memiliki kemuliaan-Nya yang digarap­kan ke dalam diri kita. Pertama, kemuliaan datang kepa­da kita, lalu kemuliaan itu kembali kepada Allah. Ketika kemuliaan masuk ke dalam diri kita, kita dipenuhi dan dikuatkan. Ketika kemuliaan itu kembali kepada Allah, Ia pun dimuliakan di dalam gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 35

No comments: