Hitstat

22 January 2013

Efesus - Minggu 18 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mat. 11:29; Ef. 4:1-3


Kita memelihara kesatuan Roh itu menyiratkan bah­wa kita sudah memiliki Roh itu. Jika kita tidak memiliki Dia, mana mungkin kita memelihara-Nya? Namun, keba­nyakan orang Kristen menggunakan sebagian besar wak­tunya untuk hidup di luar Roh itu. Tindakan apa pun yang dilakukan di luar Roh pemberi-hayat berarti perpe­cahan. Kapan kala kita bersatu dengan Roh itu, hidup menurut Dia dan melakukan segala hal di dalam-Nya, kita akan memelihara kesatuan tanpa sengaja berusaha berbuat demikian. Tetapi bila kita bertindak di luar Roh itu, kita akan terpecah-belah dan kehilangan kesatuan. Karena itu, daripada menyuruh kalian membicarakan ke­satuan, lebih baik saya menganjuri kalian memperhati­kan Roh pemberi-hayat, yaitu Tuhan sendiri yang menja­di hayat di batin Anda.

Bila kita ingin memelihara kesatuan Roh itu, kita wajib memiliki suatu sifat insani yang wajar, yaitu rendah hati, lemah lembut, dan sabar, serta sifat insani yang bi­sa saling menanggung dalam kasih. Jika kita tidak memi­liki sifat insani yang sedemikian sebagai “modal”, niscaya­lah kita tidak dapat menjalankan “bisnis” memelihara kesatuan Roh itu. Fakta bahwa kebajikan-kebajikan dise­butkan dalam ayat 2 ini sebelum kesatuan Roh itu dalam ayat 3, mewujudkan bahwa kita harus memiliki kebajikan­kebajikan ini untuk memelihara kesatuan Roh itu.

Jika kita ingin memiliki kebajikan-kebajikan yang disebut dalam ayat 2, kita perlu suatu sifat insani yang diubah. Dalam sifat insani alamiah kita tidak ada sifat rendah hati, lemah lembut, atau sabar, tetapi kebajikan­kebajikan itu ada dalam sifat insani kita yang telah di­ubah, yaitu dalam sifat insani Yesus. Dalam Matius 11:29, Tuhan Yesus mengatakan betapa Ia lemah lembut dan rendah hati. Lemah-lembut dan rendah hati merupakan ciri-ciri sifat insani Yesus. Lemah lembut atau rendah hati yang seolah-olah kita miliki dalam diri kita sendiri hanyalah suatu kepura-puraan dan tidak dapat menahan setiap ujian yang sesungguhnya. Terpujilah Tuhan, kare­na sifat insani Yesus dalam hayat kebangkitan-Nya telah kita miliki hari ini! Semakin kita diubah, semakin banyak sifat insani Yesus yang kita miliki. Melalui memiliki sifat insani Kristus yang telah bangkit, kita akan dengan spon­tan memiliki kebajikan-kebajikan yang diperlukan untuk memelihara kesatuan Roh itu.

Roh yang berbaur ini terdapat dalam Roma 8:4 — “Supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.” Roh di sini adalah roh insani kita yang berbaur dengan Roh Kudus Allah. Lagi pula Roma 8:16 mengatakan, “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Ayat ini dengan jelas me­nunjukkan roh yang berbaur itu, yakni Roh itu dengan roh kita. Dalam roh yang telah berbaur yang membentuk pasak-pasak penyatu, terdapat sifat insani yang telah diubah berikut kebajikan-kebajikan rendah hati, lemah lembut, dan sabar.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 36

No comments: