Hitstat

19 January 2013

Efesus - Minggu 17 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:22; 3:15, 21


Allah dimuliakan bukan hanya di dalam gereja, teta­pi juga di dalam Kristus (ay. 21). Kata “dan” digunakan di sini untuk menekankan butir ini secara tegas. Dalam gereja, ruang lingkup kemuliaan Allah sempit, terbatas pada keluarga iman. Tetapi dalam Kristus, ruang lingkupnya jauh lebih luas, karena Kristus adalah Kepala semua keluarga di surga dan di bumi (1:22; 3:15). Karena itu, kemuliaan Allah dalam Kristus ada di dalam wilayah semua keluarga yang diciptakan Allah, bukan hanya di bumi, tetapi juga di surga. Tidak saja lingkungan dalam Kristus jauh lebih luas daripada yang di dalam gereja, tetapi cakupan di dalam Kristus itu pun kekal, seperti yang ditunjukkan dalam frase “turun-temurun sampai selama­lamanya”. Turun-temurun selama-lamanya membentuk kekekalan. Kemuliaan Allah dalam gereja terutama terlak­sana dalam zaman ini, sedangkan kemuliaan Allah dalam Kristus terlaksana sampai kekal.

Gereja adalah satu di antara sekian banyak keluarga dalam alam semesta. Keluarga lainnya termasuk keluar­ga malaikat, keluarga umat manusia, dan keluarga Is­rael. Berdasarkan ayat 15, Allah adalah sumber keluarga malaikat di surga dan seluruh keluarga umat manusia di bumi. Tentu saja, Ia juga sumber gereja, yakni keluarga (rumah tangga) kaum beriman. Jadi, mengatakan Allah telah dimuliakan di dalam gereja berarti Ia dimuliakan di dalam salah satu dari banyak keluarga. Namun, menga­takan Allah dimuliakan di dalam Kristus itu berarti Ia dimuliakan di dalam Kristus sebagai Kepala segala se­suatu. Kristus adalah Kepala atas malaikat, umat manu­sia, Israel, dan juga gereja. Bila Allah hanya dimuliakan di dalam gereja saja, Ia tidak dapat dimuliakan secara almuhit. Jika Ia ingin dimuliakan di dalam segala sesua­tu, Ia juga harus dimuliakan di dalam Kristus.

Sebagai keluarga kaum beriman, gereja memelopori memuliakan Allah Bapa melalui menggarapkan kemulia­an Allah ke dalam diri kita. Agar kemuliaan Allah dapat tergarap ke dalam kita, kita harus dikuatkan ke dalam manusia batiniah kita menurut kekayaan kemuliaan Allah. Kemudian barulah kemuliaan ini mencapai kita bersama Allah, dan setelah tergarap ke dalam kita, akan kembali kepada Allah bersama kita. Melalui lalu-lintas dua arah ini gereja memelopori memuliakan Allah. Dalam alam semesta ini, sebagai kaum beriman, kita adalah buah su­lung. Jika kita mengepalai memuliakan Allah, maka se­luruh keluarga lainnya, yang di surga maupun di bumi akan mengikuti kita memuliakan Allah pula.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 35

No comments: