Hitstat

23 January 2013

Efesus - Minggu 18 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ef. 2:15; 4:1-3


Memelihara kesatuan Roh itu memerlukan transfor­masi (pengubahan). Sebab itu, kita tidak bisa mengharap­kan seorang beriman yang baru memelihara kesatuan Roh. Tidak ada gunanya menyuruh orang baru memeliha­ra kesatuan, karena memelihara kesatuan Roh memerlu­kan transformasi. Bila Anda belum ditransformasi, Anda tidak akan memiliki sifat rendah hati, atau lemah lembut yang dibutuhkan untuk memelihara kesatuan. Semakin banyak transformasi kita, dengan spontan kita akan se­makin mewarisi sifat rendah hati, lemah lembut, dan sa-bar. Seluruh kebajikan ini merupakan warisan kita me­lalui transformasi.

Ayat 3 mengatakan tentang memelihara kesatuan Roh “dalam ikatan damai sejahtera”. Di atas salib Kristus telah menghapus segala perbedaan yang disebabkan oleh ketetapan-ketetapan, dengan ini Dia mengadakan damai sejahtera bagi Tubuh-Nya. Damai sejahtera ini harus mengikat seluruh orang beriman dan menjadi ikatan yang menyatukan.

Sebelum Kristus tersalib, tidak ada damai sejahtera di antara orang Yahudi dengan orang kafir. Menurut Efesus 2:15, melalui dihapuskannya ketentuan-ketentuan pemisah oleh Kristus di dalam daging-Nya dan melalui menciptakan kaum beriman Yahudi dan kafir menjadi satu manusia baru, maka damai sejahtera itu telah ter­jadi di antara segenap kaum beriman. Lagi pula, di atas salib, Kristus telah menanggulangi hal-hal negatif yang terdapat di antara kita dengan Allah. Ini berarti Ia juga telah membuat perdamaian antara manusia dengan Allah. Maka kini tidak ada lagi pemisahan atau sekatan antara kaum beriman Yahudi dengan kaum beriman kafir, tidak ada pula sekatan di antara kita dengan Allah. Namun, pada waktu Kitab Efesus ditulis, masih ada orang-orang beriman Yahudi yang berpegang pada konsepsi bahwa mereka harus dipisahkan dari kaum beriman kafir. Se­bab itu, Paulus menegaskan bahwa tembok pemisah telah dirubuhkan, dan kaum beriman Yahudi dan kafir harus menjadi satu. Jika tidak, tidak mungkin terjadi kesatuan. Tanpa kesatuan tidak mungkin pula ada satu Tubuh. Ka­rena itu, dalam Efesus 4:3 Paulus dengan keras menga­takan bahwa kita harus berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Bila kita mau melaku­kan hal ini, kita harus nampak bahwa perbedaan-perbeda­an di antara kita semua telah terhapus di atas salib.

Ikatan damai sejahtera ini sesungguhnya adalah pe­kerjaan salib. Melalui pengalaman kita tahu bahwa bila kita menuju ke atas salib, tidak ada perbedaan-perbeda­an di antara kita dengan orang lain. Namun, begitu kita turun dari salib, perbedaan-perbedaan akan muncul kem­bali. Hal ini tidak saja terjadi dalam hidup gereja, tetapi juga terjadi dalam kehidupan keluarga. Sering kali kasih antara suami istri terkubur di bawah perbedaan-perbe­daan yang muncul karena mereka turun dari salib. Satu­satunya cara untuk melenyapkan perbedaan-perbedaan itu ialah naik ke atas salib. Ketika kita naik dan tinggal di atas salib, lenyaplah semua perbedaan itu dan damai se­jahtera akan kita miliki. Ketika kita tinggal di atas salib, damai sejahtera ini akan menjadi ikatan yang di dalam­nya kita memelihara kesatuan Roh. Karena itu, untuk memelihara kesatuan Roh itu, perlulah kita mengalami transformasi dan salib.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 36

No comments: