Hitstat

02 October 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 1 Sabtu

Dihukum dalam ketidakadilan manusia
Yohanes 18:38b
Sesudah mengatakan demikian, Pilatus keluar lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka, “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.”

Ayat Bacaan: Yoh. 18:38b-19:16; Yoh. 1:29

Setelah Tuhan Yesus diperiksa, Sang sempurna itu, dijatuhi hukuman di dalam ketidakadilan manusia (Yoh. 18:38 -19:16). Hukuman yang tidak adil ini menunjukkan kebutaan agama dan kegelapan politik (Yoh. 18:38-19; 19:1, 4-5, 8-14, 16). Kaum agamawan Yahudi menolak Sang teradil dan memilih seorang perampok (Yoh. 18:39-40; 19:6-7, 12, 15). Betapa butanya mereka! Mereka ditudungi oleh agama mereka dan dengan kebencian mereka. Pilatus, politikus yang tidak percaya itu, mengetahui dan menyatakan bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah, namun dia tetap menghukum mati Tuhan Yesus untuk menyenangkan orang-orang Yahudi (Yoh. 18:38 -39; 19:1, 4-5, 8-14, 16).
Akan tetapi semua kejadian ini semakin kuat membuktikan bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Domba Allah (Yoh. 1:29). Sebab di dalam Perjanjian Lama, Domba yang dikurbankan pada waktu Paskah harus tanpa cacat dan tanpa noda. Selain itu, domba itu harus dikurung selama empat hari untuk diuji dengan teliti. Sebelum domba itu dikurbankan, harus lebih dulu diuji untuk membuktikan bahwa domba itu tanpa cacat dan tanpa noda. Ini adalah apa yang Tuhan Yesus alami di Yerusalem selama hari-hari sebelum Dia disalibkan. Hari demi hari Dia diuji oleh orang Farisi, orang Saduki, ahli Taurat, tua-tua, dan para imam. Mereka berusaha sekuatnya untuk menemukan kesalahan di atas diri-Nya. Namun, mereka tidak dapat menemukan kesalahan pada diri-Nya. Kemudian mereka menyerahkan Tuhan Yesus kepada penguasa Romawi, kepada Pilatus dan Herodes. Tetapi para penguasa Romawi itu juga tidak dapat menemukan kesalahan pada diri-Nya. Karena alasan ini, Pilatus menyatakan, “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya” (Yoh. 18:38).
Saudara saudari, bila banyak perkara terjadi dalam hidup kita yang kita anggap tidak adil, yang kita rasa tidak layak kita terima, ingatlah bahwa jalan inilah yang telah lebih dahulu Tuhan tempuh bagi kita. Dia telah memikul semua ketidakadilan di atas kayu salib. Dia bahkan telah dikhianati oleh orang yang dikasihi-Nya. Hari ini, selayaknyalah kita bersyukur bahwa penderitaan yang kita rasakan hari ini tidak sebanding dengan apa yang telah Tuhan alami bagi kita. Kita sepatutnya lebih mengapresiasi karya penebusan Tuhan ini.

No comments: