Hitstat

16 October 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 3 Sabtu

Yesus menyerahkan nyawa-Nya
Yohanes 19:30
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Ayat Bacaan: Yoh. 19:30; Mrk. 10:45; Luk. 19:10; Yoh. 10:10

Menurut Markus 10, Ia datang untuk melayani manusia bahkan sampai pada titik memberikan diri-Nya sebagai tebusan. Tujuan kedatangan-Nya adalah untuk melayani manusia. Dalam pelayanan-Nya kepada manusia, terdapat suatu keperluan bagi-Nya untuk memberikan diri-Nya sebagai tebusan, dan memang itulah yang dilakukan-Nya. Menjadi tebusan adalah tindakan-Nya yang tertinggi dan perampungan akhir dari pelayanan-Nya kepada manusia. Tuhan tidak mengatakan bahwa Anak Manusia hanya datang sebagai tebusan. Ia mengatakan Anak Manusia datang untuk “melayani”. Tujuannya adalah pelayanan. Ia tertarik pada manusia, dan Ia menganggap manusia mustika dan berharga untuk dikasihi dan dilayani. Ia melayani manusia se- demikian rupa sampai Ia memenuhi keperluan mereka melalui menjadi juru-selamat mereka. Inilah sebabnya Ia memberikan diri-Nya sebagai tebusan.
Tuhan Yesus lebih dahulu mengasihi dan melayani manusia, dan kemudian Ia memberikan diri-Nya kepada mereka. Pertama-tama adalah kasih; pengor-banan hidup datang selanjutnya. Ketika kita bekerja di antara manusia, kita tidak dapat menginjil tentang pengorbanan Tuhan tanpa memiliki kasih yang tepat lebih dulu. Kita tidak seharusnya berpikir bahwa kita dapat lebih dulu mengabarkan pengorbanan Tuhan baru kemudian mengasihi pendengarnya setelah ia menerima Tuhan.
Jika kita tidak memiliki minat terhadap manusia dan tidak menganggapnya mustika, dan jika kita tidak memiliki kesadaran bahwa kita semua adalah makhluk ciptaan Allah yang terkasih, kita tidak dapat menginjil tentang pengor-banan. Jika kita belum penah dijamah oleh kata-kata Allah menciptakan ma-nusia atau hanya memiliki sedikit sekali perasaan terhadap hal ini, kita tidak cocok untuk mengabarkan pengorbanan Kristus. Kita tidak dapat menahan kasih kita sampai mereka menerima Tuhan atau sampai mereka menjadi saudara-saudara kita. Tuhan kita lebih dahulu melayani dan membelaskasihani orang lain sebelum memberikan diri-Nya sebagai tebusan. Kita yang yang memberitakan tentang penebusan-Nya seharusnya juga mengasihi lebih dahulu baru kemudian memberitakan penebusan.

No comments: