Hitstat

09 October 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 2 Sabtu

Puncak penolakan
Yohanes 19:15
Maka berteriaklah mereka: “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!”

Ayat Bacaan: Yoh. 19:15; 8:23; 18:36; Luk. 23:18-24; Ul. 22:24

Pada zaman dahulu bentuk hukuman mati bagi orang Yahudi ialah dirajam dengan batu sampai mati (Ul. 22:24). Kira-kira enam puluh tahun sebelum Tuhan dilahirkan, bangsa Yahudi dijajah oleh Roma. Sebelum Tuhan dijatuhi hukuman mati dengan kayu salib oleh pemerintahan Roma, kekaisaran Roma sudah memberlakukan hukuman salib terhadap orang yang dinilai paling jahat. Demikianlah ketika orang Yahudi mencari akal membunuh Tuhan, mereka menyalibkan Dia dengan meminjam tangan pemerintahan Roma. Maka tergenaplah nubuat Allah dalam Ulangan 21:23, mengenai bagaimana Tuhan mati.
Dalam Yohanes 19:15 kita melihat bahwa orang-orang Yahudi begitu membenci Tuhan, meskipun Tuhan telah berulang-ulang kali memberitahukan kepada mereka bahwa Dia adalah Mesias, namun mereka tetap tidak mau menerima Dia. Di sini kita dapat melihat puncak penolakan dari orang-orang Yahudi. Pilatus telah berkata kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesus, Raja mereka akan disalibkan, namun demikian mereka tidak mengakui bahwa Dia adalah Raja orang Yahudi. Malahan mereka menolak Dia yang tidak bersalah itu dan berteriak supaya Dia disalibkan (Luk. 23:18-24).
“Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini (Yoh. 8:23).” Ayat ini memberi tahu kita alasan Tuhan ditolak. Dia ditolak karena Dia bukan dari bawah (dunia). Hari ini kita pun bukan lagi berasal dari dunia ini tetapi berasal dari atas (Allah). Karena itu jika dunia hari ini membenci kita itu sudah wajar.
Ada sebuah kisah seorang hamba Tuhan, karena tidak mau menyangkal imannya maka dia difitnah sebagai musuh negara. Mereka menaruh hamba Tuhan ini di tengah lapangan, memakai puluhan ribu massa yang kebanyakan tidak percaya kepada Tuhan untuk menggugatnya. Di atas mimbar ada orang yang berteriak, “Apakah dia patut mati?” Di bawah mimbar segera bereaksi, “Dia patut mati!” Menghadapi hal ini hamba Tuhan ini tetap teguh dan dia ingat bahwa Tuhan juga mengalami hal yang sama. Inilah jalan salib yang telah Tuhan tempuh bagi kita.

No comments: