Hitstat

25 March 2011

1 Korintus - Minggu 2 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:10-12; Ef. 4:1-6

Dalam ayat 10, Paulus mendorong kaum beriman mengatakan perkara yang sama, sehingga tidak ada perpecahan di antara mereka. Dalam Surat ini rasul menanggulangi sebelas masalah di antara kaum beriman di Korintus. Pertama adalah masalah perpecahan. Perpecahan hampir selalu merupakan masalah pendahulu, yang membawa masuk segala masalah lainnya di antara kaum beriman, ini boleh dipandang sebagai akar segala masalah di antara kaum beriman. Karena itu, ketika menanggulangi segala masalah dalam gereja di Korintus, mata kapak rasul terlebih dulu memotong akar ini, yaitu menanggulangi perpecahan di antara mereka. Kebajikan pertama dari tingkah laku kaum beriman yang bersesuaian dengan panggilan Allah ialah memelihara kesatuan Roh itu dalam Tubuh Kristus (Ef. 4:1-6).

Sangatlah bermakna bahwa dalam ayat 10 Paulus menasihati saudara-saudara demi nama Tuhan kita Yesus Kristus. Ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh meninggikan nama apa pun melampaui nama ini. Karena itu, orang Kristen tidak boleh memiliki sebutan nama apa pun. Menyebut diri kita dengan suatu nama berarti membuat nama itu lebih tinggi daripada nama Kristus. Ini suatu keaiban bagi Tuhan maupun bagi kaum beriman. Namun, ada sebagian orang Kristen malahan bangga mengatakan bahwa mereka adalah dari denominasi tertentu. Di samping itu, nama-nama itu dicantum di atas papan nama dan diiklankan. Ini menunjukkan orang-orang Kristen hari ini telah jauh menyimpang dari jalan yang benar. Mereka tidak mempunyai perasaan malu ketika menyebut diri dengan nama tertentu yang bukan nama Kristus.

Ketika Paulus mengatakan "hal yang sama", yang ia maksudkan ialah Kristus dan Dia yang disalibkan. Jadi, bagi kita mengatakan hal yang sama berarti kita semua mengatakan tentang Kristus dan Kristus yang disalibkan. Dari pengalaman saya dapat bersaksi, walaupun menurut sejarah tidaklah mungkin orang Tionghoa dan Jepang, Jerman dan Perancis, benar-benar bersatu, namun saya telah nampak keesaan yang sejati di antara kaum beriman dari bangsa yang berbeda-beda ini. Indah sekali melihat keesaan yang sejati di antara kaum beriman Tionghoa dengan Jepang, juga di antara kaum beriman Jerman dengan Perancis. Keesaan sedemikian ini hanya mungkin bila kita memusatkan perhatian pada Kristus sebagai pusat dan bagian unik kita. Sebagai pusat dan bagian unik kita, Kristus ada di dalam semua orang kudus (Kol. 1:27), bahkan menjadi semua orang kudus (Kol. 3:11). Kebanyakan orang Kristen hari ini terpecah-belah, karena mereka menekankan banyak perkara untuk menggantikan Kristus; tetapi kita adalah esa disebabkan kita tidak memiliki yang lain, kecuali Kristus.

Selama lebih dari lima puluh tahun dalam hidup gereja, saya telah mengamati banyaknya orang kudus di berbagai negara dan kota yang belum mutlak diselamatkan dari situasi kekristenan yang merosot. Bahkan ada beberapa orang kudus terkasih dalam pemulihan Tuhan berbicara seperti praktek kekristenan hari ini. Mereka tidak membicarakan Kristus dan Dia yang disalibkan, melainkan membicarakan sidang-sidang, para penatua, dan orang kudus. Bila orang lain menghendaki Anda berkata-kata dengan mereka demikian, Anda harus berkata, "Aku tidak berminat terhadap hal itu. Kesukaanku satu-satunya ialah Kristus. Aku hanya memperhatikan Kristus, bukan kondisi gereja atau sidang-sidang."


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 6.

No comments: