Hitstat

28 March 2011

1 Korintus - Minggu 3 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:17-18; 2:1-2

Untuk menjamah roh Paulus dalam Surat 1 Korintus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang latar belakang Paulus sendiri dan kaum beriman di Korintus. Paulus adalah seorang Yahudi agamawi yang khas, yang berbakti dengan mutlak bagi agama nenek moyangnya. Karena kemutlakannya bagi agama Yahudi, ia menentang Injil, nama Yesus, dan gereja. Sebagaimana kita ketahui, ketika ia menentang gereja, Tuhan Yesus mendatanginya, memanggilnya, memisahkannya, memberinya amanat, dan menyuruhnya memberitakan Kristus. Dalam ketaatan terhadap amanat Tuhan, Paulus benar-benar memberitakan Kristus.

Pada salah satu perjalanan ministrinya, ia mengunjungi kota Korintus, sebuah kota budaya di Yunani, tempat banyak ahli filsafat tinggal. Kepada orang-orang ini Paulus memberitakan Kristus Yesus. Ada beberapa orang Yunani yang filosofis di Korintus ini menerima firman yang Paulus beritakan, menerima Kristus, dan beroleh selamat. Ketika mereka dilahirkan kembali, mereka menerima karunia awal: hayat kekal dan Roh Kudus. Karunia-karunia awal ini ditaburkan ke dalam mereka sebagai benih-benih rohani. Namun, setelah menerima hayat ilahi dan Roh Kudus, mereka tidak hidup oleh karunia-karunia ini. Mereka tidak hidup oleh hayat ilahi dan Roh Kudus, malah masih tetap menempuh kehidupan menurut kebudayaan Yunani. Ini berarti mereka menempuh kehidupan hikmat dan filsafat, bukan kehidupan Kristus. Mereka hidup menurut filsafat mereka dan hikmat duniawi, bukan menurut hayat ilahi dan Roh Kudus.

Karena hikmat duniawi dari filsafat mereka, kaum beriman di Korintus mempunyai pikiran dan opini yang berbeda. Mereka mengatakan perkara yang berlainan dan memiliki kesukaan serta pilihan yang berbeda. Ada yang berkata, "Aku suka Paulus," yang lain mengatakan, "Aku lebih suka Kefas," masih ada yang lain berkata, "Aku memilih Apolos." Beberapa orang beriman Korintus bahkan berkata, "Aku suka Kristus." Opini-opini dan cara berbicara yang berlainan itu telah membuka pintu bagi banyak perkara jahat ke dalam kehidupan gereja, termasuk pertengkaran, perselisihan, percabulan, dan pendakwaan. Dalam aspek kehidupan pernikahan, juga terdapat kekacauan dan opini-opini yang berbeda. Ada yang mengatakan bahwa seorang saudara wajib meninggalkan istrinya, bila istrinya tidak mau percaya kepada Tuhan seperti Dia. Yang lain menentang hal ini. Jadi di antara kaum beriman di Korintus terdapat opini yang berbeda-beda. Sekalipun mereka adalah orang Kristen sejati yang telah menerima karunia-karunia ilahi, mereka tidak menempuh kehidupan orang Kristen, melainkan menempuh kehidupan orang Yunani. Mereka tidak menempuh kehidupan ilahi, melainkan menempuh kehidupan filsafat menurut hikmat duniawi mereka. Akibatnya terjadilah kekalutan di antara mereka. Inilah latar belakang Surat Kiriman ini.

Ketika Paulus menulis Surat Kiriman ini, ia berbeban memimpin orang-orang Kristen Korintus filosofis yang menyimpang itu kembali kepada Kristus. Kaum beriman itu telah diselewengkan oleh hikmat, filsafat, dan kebudayaan mereka. Jadi, roh Paulus berbeban membawa mereka kembali kepada Kristus yang ia persaksikan kepada mereka. Beban dalam roh Paulus ini khususnya tertampak jelas dalam dua pasal pertama dari surat ini.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 7.

No comments: