Hitstat

02 March 2011

Roma Volume 7 - Minggu 3 Rabu

Okulasi Hayat yang Serupa
Roma 11:17b
...dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan sebagai gantinya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah...

Ayat Bacaan: Rm. 8:29; Ef. 4:22-24; 2:15

Dalam Surat Roma Paulus memakai ilustrasi bejana, kehidupan pernikahan, dan pencangkokan. Ilustrasi bejana memperlihatkan bahwa kita adalah wadah Allah dengan Allah sebagai isi kita. Ilustrasi pernikahan memperlihatkan bahwa seorang laki-laki dan seorang perempuan dengan pikiran, emosi, tekad, kepribadian, karakter, dan watak yang berbeda dapat digabungkan untuk membentuk satu unit. Ilustrasi pencangkokan memperlihatkan bahwa dua kehidupan disatukan dan kemudian bertumbuh bersama secara organik.
Karena ilustrasi bejana maupun kehidupan pernikahan menggambarkan sesuatu yang organik yang berhubungan dengan penyaluran Allah, maka Paulus melanjutkan dengan memakai ilustrasi yang ketiga - okulasi (LAI: pencangkokan) sebuah pohon kepada pohon lainnya. Dalam Roma 11:17-24 Paulus memakai ilustrasi ranting dari pohon zaitun liar yang dicangkokkan ke dalam pohon zaitun garapan. Akibat dari okulasi ini, ranting-ranting dari pohon zaitun liar dan pohon zaitun garapan itu bertumbuh bersama secara organik. Setiap pohon memiliki hayatnya sendiri, tetapi sekarang hayat ini bertumbuh bersama secara organik dan memiliki satu hasil.
Agar satu jenis hayat dapat dicangkokkan kepada hayat lainnya, maka dua hayat itu haruslah sangat serupa. Misalnya, mengokulasi sebuah ranting pohon pepaya ke pohon persik itu tidak mungkin. Namun, mengokulasi beberapa ranting dari pohon persik yang lemah kepada yang sehat, yaitu pohon persik yang produktif, itu mungkin, karena kehidupan dua pohon ini sangat mirip satu dengan yang lainnya. Kita dapat menerapkan prinsip ini kepada penyaluran hayat ilahi ke dalam manusia. Hayat ilahi tidak dapat diokulasikan kepada hayat anjing karena tidak ada kesamaan di antara kehidupan ini. Tetapi karena hayat insani kita dijadikan di dalam gambar Allah dan menurut rupa-Nya, maka hayat ini dapat disatukan dengan hayat ilahi. Meskipun hayat insani kita itu bukanlah hayat ilahi, tetapi ia mirip dengan hayat ilahi. Karena itu, kehidupan ini dapat dicangkokkan bersama-sama dan kemudian bertumbuh bersama secara organik. Kita patut bersyukur pada Tuhan untuk semuanya ini.

Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku...(Gal. 2:20)

No comments: