Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 2:1-7
Dalam 1 Timotius 2:15 Paulus memberi tahu kita, di antara Allah dan manusia, hanya ada satu
pengantara, yaitu manusia Kristus Yesus. Sejak kekekalan, Tuhan Yesus adalah
Allah (Yoh. 1:1). Dalam waktu, Dia menjadi seorang manusia melalui inkarnasi
(Yoh. 1:14). Ketika Dia hidup di bumi sebagai manusia, Dia juga adalah Allah (1
Tim. 3:16). Setelah kebangkitan-Nya, Dia tetap manusia, dan juga Allah (Kis.
7:56; Yoh. 20:28). Karena itu, Dialah yang satu-satunya yang memenuhi syarat
untuk menjadi Pengantara, Penengah antara Allah dan manusia.
Ayat 6 mengatakan, "yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai
tebusan bagi semua manusia: Itu kesaksian pada waktu yang ditentukan." Kristus memberikan
diri-Nya untuk menggenapkan penebusan bagi semua orang. Ini perlu agar Dia
menjadi Pengantara kita. Dia memenuhi syarat menjadi Pengantara antara Allah dan
manusia, bukan hanya dalam persona ilahi dan persona insani-Nya, tetapi juga
dalam karya penebusan-Nya. Persona dan pekerjaan-Nya bersifat unik.
Dalam ayat 7 Paulus menyimpulkan, "Untuk
kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan
ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi,
dalam iman (kepercayaan) dan kebenaran." Pemberita adalah penyiar Injil Kristus, pewarta resmi ekonomi Perjanjian
Baru Allah. Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah dengan amanat ilahi untuk
mendirikan gereja-gereja bagi Allah, seorang duta Allah bagi dunia untuk melaksanakan
kehendak-Nya. Guru adalah pengajar yang mengajarkan, mendefinisikan, dan
menjelaskan isi tujuan kekal Allah dan ekonomi Perjanjian Baru-Nya. Paulus
memiliki status dan amanat rangkap tiga demikian bagi orang bukan Yahudi.
Paulus mempunyai status demikian
dalam kepercayaan dan kebenaran. Kepercayaan di sini mengacu kepada kepercayaan
dalam Kristus (3:13; Gal. 3:23-25), dan kebenaran mengacu kepada realitas segala
hal dalam ekonomi Allah yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru. Ini sesuai
dengan 1 Timotius 4:3, orang-orang yang percaya dan "memiliki pengenalan
yang penuh akan kebenaran". Dalam ruang lingkup dan unsur kepercayaan dan kebenaran
inilah Paulus ditunjuk sebagai pemberita, rasul, dan pengajar Perjanjian Baru,
bukan dalam ruang lingkup hukum Taurat, lambang, dan nubuat Perjanjian Lama.
Judul berita ini adalah "Doa untuk Melaksanakan Keinginan Allah
bagi Keselamatan Manusia". Walaupun Allah memiliki keinginan, hati yang
sedemikian untuk menyelamatkan orang-orang, tetapi Dia hanya dapat mencapai
keinginan-Nya ini melalui prinsip inkarnasi. Ini berarti Dia tidak dapat menyelamatkan
orang-orang secara langsung; Dia harus melakukannya melalui kita. Bahkan malaikat-malaikat
pun tidak ditetapkan oleh Allah dengan tugas yang sedemikian untuk melaksanakan
keinginan Allah. Tugas ini telah dipercayakan hanya kepada manusia. Untuk
melaksanakan tugas ini, kita perlu berdoa. Menurut Kisah Para Rasul 10, baik Petrus
maupun Kornelius sedang berdoa. Petrus sedang berdoa di ruang atas sebuah rumah
dan Kornelius sedang berdoa di dalam rumahnya. Dari kedua sisi ini, doa naik ke
takhta Allah untuk mewujudkan keinginan Allah. Melalui doa ini, Allah dapat menggenapkan
keinginan-Nya untuk menyelamatkan orang kafir. Keluarga kafir pertama yang
beroleh selamat adalah keluarga Kornelius. Contoh yang satu ini memperlihatkan
bahwa doa kita sangat penting untuk mewujudkan keinginan Allah bagi keselamatan
manusia.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 3
No comments:
Post a Comment