Hitstat

13 February 2015

2 Tesalonika - Minggu 3 Jumat



Pembacaan Alkitab: 2 Tes. 2:13-14, 16


Dalam 2 Tesalonika 2:13 Paulus membincangkan tentang keselamatan dalam pengudusan Roh. Di sini terdapat tiga unsur dasar: keselamatan, pengudusan, dan Roh. Semua istilah ini mengacu kepada unsur dasar keselamatan Allah.

Menurut perkataan Paulus dalam 2:13, Allah telah memilih kita untuk diselamatkan. Di sini Paulus mengatakan bahwa Allah telah memilih kita untuk diselamatkan; Ia telah memilih kita agar dapat masuk ke dalam keselamatan. Dalam berita yang lalu kita telah menunjukkan bahwa keselamatan di sini dapat diibaratkan dengan jembatan panjang, suatu jembatan dengan jangka waktu yang amat panjang. Jembatan keselamatan Allah terbentang dari waktu sampai kekekalan, membawa kita keluar dari zaman sekarang ini ke dalam kekekalan. Allah telah memilih kita dengan tujuan membawa kita ke jembatan ini.

Sebagaimana telah kita tunjukkan, penerapan Roh itu adalah pengudusan yang Paulus katakan dalam 2:13. Ketika kita menerima penerapan Roh itu, kita dipisahkan bagi Tuhan. Pengudusan memisahkan kita bagi Allah dengan membubuhkan meterai pada diri kita. Meterai ini pada hakikatnya adalah Allah Tritunggal sendiri. Bila kita dikuduskan, kita dimeteraikan dengan Allah Tritunggal. Hasilnya, orang lain dapat melihat Allah Tritunggal pada diri kita. Di samping itu, meterai ini bertambah-tambah dan makin intensif. Tahun demi tahun, meterai ini telah tertempa ke dalam kehidupan saya. Inilah pekerjaan pengudusan Roh itu. Dengan pekerjaan pengudusan Roh itu kita diselamatkan. Di samping itu, inilah cara kita menempuh kehidupan yang kudus bagi hidup gereja.

Menempuh kehidupan yang kudus bagi hidup gereja ialah memelihara roh, jiwa, dan tubuh kita. Ini berarti kita harus hidup di dalam roh kita. Kita harus berkontak dengan Allah sepanjang waktu dan melayani Dia dalam cara yang hidup. Kita perlu selalu mempunyai perasaan langsung dari Dia. Di samping itu, kita perlu mempunyai hati nurani yang tanpa tuduhan. Memelihara roh kita berarti memeliharanya dari kematian, pencemaran, dan tuduhan. Jika roh kita terpelihara sedemikian, kita akan mempunyai suatu roh yang hidup dengan perasaan langsung dari Allah. Kita pun akan mempunyai damai sejahtera dalam hati nurani kita. Inilah yang disebut memelihara roh kita.

Kita juga perlu memelihara seluruh jiwa kita. Pikiran kita perlu diperbarui, diubah, dan jernih. Tekad kita harus takluk dan luwes, namun tegas. Emosi kita harus selalu diatur dengan wajar. Jika emosi kita tepat, kita akan mengasihi apa yang harus kita kasihi dan membenci apa yang harus kita benci. Jika pikiran kita, tekad kita, dan emosi kita dalam kondisi yang demikian, jiwa kita akan terpelihara. Kita tidak akan goyah dalam segala hal, melainkan setiap aspek jiwa kita selalu lurus.

Kita juga perlu memelihara tubuh kita. Agar tubuh kita terpelihara, kita tidak seharusnya hidup berdasarkan manusia lama kita lagi. Secara positif, kita memelihara tubuh kita dengan mempersembahkannya kepada Allah sebagai persembahan yang hidup (Rm. 12:1). Kemudian tubuh kita bahkan akan menjadi anggota (Tubuh) Kristus (1 Kor. 6:15) sehingga kita dapat memperhidupkan Kristus, mengekspresikan Kristus, dan memperbesar Kristus. Di samping itu, tubuh kita akan menjadi bait Roh Kudus bagi tempat kediaman Allah (1 Kor. 6:19). Allah bersemayam dalam tubuh kita untuk bergerak dan mengekspresikan diri-Nya, memuliakan diri-Nya. Dengan demikian, roh kita, jiwa kita, dan tubuh kita, akan terpelihara dalam Allah Tritunggal. Inilah jenis kehidupan yang kudus bagi hidup gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Tesalonika, Buku 2, Berita 6

No comments: