Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 2:1-7
Dalam 1 Timotius 2:1 Paulus
menyebutkan permohonan, doa, syafaat, dan ucapan syukur. Doa bersifat umum,
berunsurkan penyembahan dan persekutuan. Permohonan bersifat khusus, ditujukan kepada
keperluan tertentu. Kata Yunani yang diterjemahkan "syafaat" berarti
secara pribadi menghampiri Allah dan mencurahkan seluruh isi hati, yaitu
memperhatikan urusan orang lain di hadapan Allah untuk kepentingan mereka.
Selain itu, kita harus mengucapkan syukur. Sering kali ketika mendengar berita
baik tentang gereja, penatua, atau kaum saleh tertentu, kita memuji mereka, bukan
bersyukur kepada Allah bagi mereka. Bila situasi dalam gereja tertentu baik,
itu adalah karena Allah, bukan karena gerejanya. Demikian pula, jika ada
seorang penatua atau umat saleh tertentu berbuat baik, itu juga adalah karena
anugerah Allah. Karena itu, kita bukan memuji gereja atau seseorang, melainkan bersyukur
kepada Allah.
Dalam menyebut permohonan,
doa, syafaat, dan ucapan syukur, roh Paulus sangat dibebani mengenai pentingnya
doa. Ia ingin anak-anak rohaninya berdoa. Saya ingin terus menekankan fakta bahwa
kita dapat memiliki hidup gereja yang tepat hanya bila kita memiliki kehidupan
doa yang tepat. Saya dapat bersaksi bahwa saya tidak pernah berdoa sebanyak
beberapa tahun terakhir ini. Saya juga dapat bersaksi bahwa saya telah melihat
jawaban-jawaban yang pasti bagi doa-doa saya. Akhir-akhir ini, kegiatan saya untuk
sementara dibatasi agar saya bisa beristirahat dan memperhatikan kesehatan
saya. Ketika saya mendengar tentang kebutuhan-kebutuhan tertentu, saya berdoa
bagi hal-hal itu. Mungkin Tuhan membatasi saya agar Dia dapat memberikan kesan
kepada saya dengan fakta bahwa doa lebih penting daripada pekerjaan. Semoga kita
semua belajar pelajaran ini: cara untuk memiliki hidup gereja yang baik dan indah
adalah berdoa. Ini sangatlah penting. Jika percakapan kita diganti dengan berdoa,
gereja dalam lokal kita akan mengalami perubahan.
Setelah menunjukkan bahwa
kita harus berdoa bagi semua orang, Paulus melanjutkan bahwa kita harus berdoa
"untuk
raja-raja dan semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam
segala kesalehan (keibadahan) dan kehormatan". Hidup yang tenang
dan tenteram adalah hidup yang damai, sentosa, dan tanpa gangguan, tidak hanya
di lingkungan lahiriah, tetapi juga di dalam hati dan roh kita secara batiniah.
Hidup demikian memungkinkan kita menempuh hidup gereja yang nikmat dalam
kesalehan (keibadahan) dan kehormatan. Keibadahan adalah seperti Allah, yaitu mengekspresikan
Allah. Kehidupan orang Kristen haruslah kehidupan yang mengekspresikan Allah dan
menampilkan rupa Allah dalam segala hal. Kehormatan adalah suatu kualitas
karakter manusia yang patut dihormati, menyiratkan kewibawaan, mengilhami dan mengandung
rasa hormat. Ibadah adalah mengekspresikan Allah; kehormatan ditujukan kepada
manusia. Hidup kita sebagai orang Kristen harus mengekspresikan Allah di
hadapan manusia dengan karakter yang terhormat (unggul) yang mengundang rasa
hormat manusia.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 3
No comments:
Post a Comment