Hitstat

11 March 2019

Lukas - Minggu 5 Senin


Pembacaan Alkitab: Luk. 3:1-6; 21-22
Doa baca: “Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit.” (Luk. 3:21)


Mengesampingkan Diri-Nya Sendiri untuk Mengekspresikan Allah


Fakta bahwa Yohanes Pembaptis membaptis Manusia-Penyelamat dengan air menunjukkan bahwa Dia pun perlu dibaptis. Pembaptisan Tuhan Yesus berarti Dia mengesampingkan diri-Nya sendiri. Dia membiarkan diri-Nya diletakkan ke dalam kematian supaya Dia dapat melayani bukan dengan cara alamiah, melainkan dalam kebangkitan. Karena itu sebagai Manusia, Tuhan Yesus perlu mengesampingkan diri-Nya sendiri supaya Dia dapat memperhidupkan Allah.

Dalam manusia yang diciptakan Allah terdapat kebajikan insani. Kebajikan ini ada di dalam gambar Allah dan sesuai dengan rupa-Nya. Kebajikan ini sesuai dengan kasih, terang, kekudusan, dan kebenaran Allah. Menurut Kejadian 2, manusia dengan kebajikan insaninya, ditempatkan di depan pohon hayat yang melambangkan Allah sebagai hayat dengan atribut ilahi-Nya. Bila pohon hayat ditambahkan kepada manusia yang diciptakan Allah, maka hasilnya adalah satu kehidupan dalam standar moralitas yang tertinggi.

Tuhan Yesus dibaptis agar Dia dapat menempuh suatu kehidupan insani yang mengekspresikan atribut Allah. Jika kita nampak hal ini, kita akan menyadari bahwa bukan hanya manusia yang telah jatuh perlu dikesampingkan, bahkan manusia yang diciptakan oleh Allah menurut gambar-Nya pun perlu dikesampingkan supaya ia dapat menempuh suatu kehidupan yang mengekspresikan Allah. Karena itu, tidak peduli orang macam apa kita ini, jika kita ingin menempuh suatu kehidupan yang mengekspresikan Allah, kita perlu mengesampingkan diri kita. Dibaptis berarti dikesampingkan, diakhiri, dan dikubur, supaya kita dapat hidup bukan berdasarkan diri kita sendiri melainkan berdasarkan Allah. Jika kita dikesampingkan secara demikian, kita akan dapat menempuh suatu kehidupan insani dengan atribut ilahi yang diekspresikan dalam kebajikan insani.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 8

No comments: