Hitstat

16 May 2019

Lukas - Minggu 14 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk. 11:1-54
Doa baca: “Jawab malaikat itu kepadanya, 'Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.'” (Luk. 1:35)


Keinsanian dan Keilahian Manusia-Penyelamat


Injil Lukas selalu memperlihatkan kepada kita bahwa di dalam Manusia-Penyelamat ada pembauran atribut-atribut ilahi dengan kebajikankebajikan insani, menghasilkan standar moralitas yang tertinggi untuk yobel Perjanjian Baru. Pertama, unsur dasar dan intrinsik dalam tulisan Lukas adalah keinsanian dan keilahian Manusia- Penyelamat. Kedua, Injil Lukas menyajikan standar moralitas yang tertinggi, moralitas yang merupakan hasil pembauran atribut-atribut ilahi dengan kebajikan-kebajikan insani. Ketiga, kitab Injil ini mengumumkan yobel Perjanjian Baru.

Injil Lukas mewahyukan bahwa Manusia- Penyelamat adalah susunan dari esens ilahi yang berbaur dengan esens insani. Di dalam Dia kita nampak Allah dan manusia; Allah yang lengkap dan manusia yang sempurna. Namun dalam pembauran ini, Manusia-Penyelamat tidak kehilangan sifat ilahi, sifat Allah, juga tidak kehilangan sifat insani, sifat manusia. Injil Lukas juga mewahyukan bahwa hasil dari pembauran menghasilkan standar moralitas yang tertinggi. Sebagai Allah yang lengkap, Dia memiliki sifat ilahi dengan atributatribut ilahi, dan sebagai manusia yang sempurna, Dia memiliki sifat insani dengan kebajikankebajikan insani. Standar moralitas yang tertinggi ini adalah untuk yobel Perjanjian Baru. Dalam yobel ini kita dibebaskan dari segala belenggu; dosa, Iblis, dunia, ego, dan juga dibebaskan ke dalam kenikmatan penuh dari hak kita yang telah hilang, yaitu untuk menikmati Allah Tritunggal.

Hari ini, kita pun dapat menempuh penghidupan dengan standar moralitas yang tertinggi dan mengalami yobel yang sejati karena Dia ada di dalam kita. Kita perlu membiarkan Dia menjenuhi diri kita melalui membuka diri kita kepada-Nya setiap hari, dan lepas dari usaha diri.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 27

No comments: