Pembacaan
Alkitab: Luk. 12:1-15
Doa
baca: “Kata-Nya lagi kepada mereka, 'Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung pada kekayaannya itu.'” (Luk. 12:15)
Peringatan tentang Kemunafikan Agama dan
Ketamakan
Tuhan menyuruh kita waspada khususnya terhadap
kemunafikan agama Yahudi, yang disebut sebagai “ragi orang Farisi”. Dalam
Matius 23 Tuhan mengatakan celakalah mereka karena kemunafikan mereka. Di
Yerusalem, bukan hanya ada bahaya kemunafikan agama, tetapi juga ada bahaya ketamakan
terhadap barang-barang materi.
Dalam Lukas 12:1 kita nampak bahwa kemunafikan
orang-orang Farisi sama dengan ragi. Ragi dalam Perjanjian Baru melambangkan
unsur kerusakan. Tuhan memperingatkan kita agar waspada terhadap ragi
orang-orang Farisi, yang adalah kemunafikan. Kemunafikan agama pada akhirnya akan
mengarah kepada penganiayaan terhadap para pengikut Yesus yang sejati. Hari
ini, kita perlu waspada terhadap kemunafikan dalam agama, karena kemunafikan
ini akan menjadi satu sumber penganiayaan. Sewaktu para pengikut sejati Tuhan
menikmati yobel ini, mereka akan ditentang oleh orang-orang yang munafik dalam
agama yang munafik. Penentangan ini akan berkembang menjadi penganiayaan
terhadap para pengikut sejati Tuhan Yesus yang sedang mengalami yobel Perjanjian
Baru.
Tuhan kemudian memberikan peringatan lainnya kepada
murid-murid-Nya mengenai ketamakan (Luk. 12:13-34). Jika kita berada di dalam
yobel, berbagian dalam warisan Allah Tritunggal dalam Perjanjian Baru, kita
perlu waspada terhadap ketamakan akan barang-barang duniawi. Hidup kita dalam
Allah tidak tergantung pada harta semacam itu. Yang penting adalah sewaktu kita
berbagian dalam yobel Perjanjian Baru, kita tidak boleh berpegang kepada barang-barang
materi sebagai harta duniawi. Kita perlu menyimpan harta bagi kita di surga,
dibebaskan dari bahaya kemunafikan dan ketamakan akan harta duniawi supaya kita
dapat sepenuhnya berbagian dalam kenikmatan yobel Perjanjian Baru.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 29
No comments:
Post a Comment