Pembacaan
Alkitab: Luk. 11:1-13
Doa
baca: “Dan ampunilah kami akan dosa-dosa kami, sebab kami pun mengampuni
setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan.” (Luk. 11:4)
Mendoakan Diri Kita ke Dalam Allah
Berdoa menurut pengajaran Tuhan dalam Injil Lukas
adalah mendoakan diri kita ke dalam Allah. Kita hanya perlu menerima Dia dengan
segala kekayaan-Nya ke dalam kita. Sebagai manusia yang telah jatuh, kita semua
berada di luar Allah dan tidak ada hubungan dengan segala kekayaan-Nya. Dengan
mendoakan diri kita ke dalam Allah, kita akan berada di dalam Dia dan bisa
menerima Dia dan kekayaan- Nya.
Memang, sebagai kaum beriman, kita adalah anak-anak
Allah. Meskipun demikian, kita harus mengakui fakta bahwa sering kali dalam
pengalaman, kita tidak tetap tinggal di dalam Allah. Misalnya, seorang saudara
sebelum tidur marahmarah kepada istrinya. Ketika ia bangun pada pagi hari
berikutnya, ia bangun di luar Allah. Apakah yang harus ia lakukan? Ia harus
mendoakan dirinya ke dalam Allah. Tetapi, misalnya saudara itu berdoa seperti
ini: “Bapa, Engkau benar dan adil. Engkau tahu bahwa istriku salah. Aku meminta
Engkau membelaku.” Semakin berdoa demikian, dalam pengalamannya ia akan semakin
jauh dari Allah. Ia perlu berdoa, “Ya Bapa, kuduskanlah nama-Mu. Datanglah
Kerajaan-Mu. Ampunilah aku seperti aku mengampuni istriku. Bapa, janganlah
membawa aku ke dalam pencobaan itu lagi.” Semakin saudara itu berdoa demikian,
ia semakin menemukan dirinya berada di dalam Allah. Ini menggambarkan satu
aspek bahwa berdoa adalah mendoakan diri kita ke dalam Allah.
Kita sering dialihkan dari Allah, mungkin oleh sebuah
pemberitahuan di telepon genggam kita. Karena itu, kita perlu setiap pagi
meluangkan waktu bersama Tuhan, mendoakan diri kita ke dalam-Nya. Tidak perlu
berdoa secara terperinci tentang kekurangan kita. Doa seperti, “Bapa ampunilah
aku seperti aku mengampuni orang lain” telah mencakup segalanya. Semakin kita
berdoa seperti ini, kita akan semakin menyadari bahwa kita mendoakan diri kita
ke dalam Allah sehingga kita bisa menerima Dia dan kekayaanNya; menerima suplai
hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 27
No comments:
Post a Comment