Hitstat

17 May 2019

Lukas - Minggu 15 Jumat


Pembacaan Alkitab: Luk. 11:1-13
Doa baca: “Dan ampunilah kami akan dosa-dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” (Luk. 11:4)


Mendoakan Diri Kita ke Dalam Allah


Berdoa menurut pengajaran Tuhan dalam Injil Lukas adalah mendoakan diri kita ke dalam Allah. Kita hanya perlu menerima Dia dengan segala kekayaan-Nya ke dalam kita. Sebagai manusia yang telah jatuh, kita semua berada di luar Allah dan tidak ada hubungan dengan segala kekayaan-Nya. Dengan mendoakan diri kita ke dalam Allah, kita akan berada di dalam Dia dan bisa menerima Dia dan kekayaan- Nya.

Memang, sebagai kaum beriman, kita adalah anak-anak Allah. Meskipun demikian, kita harus mengakui fakta bahwa sering kali dalam pengalaman, kita tidak tetap tinggal di dalam Allah. Misalnya, seorang saudara sebelum tidur marahmarah kepada istrinya. Ketika ia bangun pada pagi hari berikutnya, ia bangun di luar Allah. Apakah yang harus ia lakukan? Ia harus mendoakan dirinya ke dalam Allah. Tetapi, misalnya saudara itu berdoa seperti ini: “Bapa, Engkau benar dan adil. Engkau tahu bahwa istriku salah. Aku meminta Engkau membelaku.” Semakin berdoa demikian, dalam pengalamannya ia akan semakin jauh dari Allah. Ia perlu berdoa, “Ya Bapa, kuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu. Ampunilah aku seperti aku mengampuni istriku. Bapa, janganlah membawa aku ke dalam pencobaan itu lagi.” Semakin saudara itu berdoa demikian, ia semakin menemukan dirinya berada di dalam Allah. Ini menggambarkan satu aspek bahwa berdoa adalah mendoakan diri kita ke dalam Allah.

Kita sering dialihkan dari Allah, mungkin oleh sebuah pemberitahuan di telepon genggam kita. Karena itu, kita perlu setiap pagi meluangkan waktu bersama Tuhan, mendoakan diri kita ke dalam-Nya. Tidak perlu berdoa secara terperinci tentang kekurangan kita. Doa seperti, “Bapa ampunilah aku seperti aku mengampuni orang lain” telah mencakup segalanya. Semakin kita berdoa seperti ini, kita akan semakin menyadari bahwa kita mendoakan diri kita ke dalam Allah sehingga kita bisa menerima Dia dan kekayaanNya; menerima suplai hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 27

No comments: