Pembacaan Alkitab: Luk. 12:54-59
Doa baca:
“Sebab jikalau engkau dengan lawanmu pergi
menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan,
supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau
kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.” (Luk.
12:58)
Ajaran
tentang Menbedakan Zaman
Sebagai kaum beriman Perjanjian Baru, kita harus menempuh
suatu kehidupan yang merendahkan diri, damai sejahtera, dan taat, serta
membiarkan Tuhan bekerja di dalam situasi itu.
Dalam Lukas 12:54-59 terdapat ajaran Tuhan tentang
membedakan zaman, dan ini ditujukan kepada orang banyak, kepada orang-orang
yang tidak percaya. Membedakan zaman ini adalah membedakan tanda-tanda zaman
(Mat. 16:3). Tanda-tanda ini adalah Yohanes Pembaptis telah datang untuk mengumumkan
kedatangan Mesias (Luk. 3:2-6, 15-17), dan bahwa Mesias sekarang ada di
tengah-tengah mereka, melayankan diri-Nya supaya orang-orang itu dapat menerima
Dia dan diselamatkan. Di dalam ayat 57 Tuhan berkata, “Mengapa engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?” Bahkan
tanpa pengajaran Tuhan pun, orang-orang Yahudi memiliki banyak tanda untuk
memutuskan sendiri jalan yang benar untuk diikuti dan tepat untuk dilakukan
pada zaman itu, yaitu menerima Tuhan dan mengikuti Dia.
Kemudian dalam ayat 58-59 Tuhan sebagai Manusia-Penyelamat
menyuruh orang banyak termasuk orang-orang Yahudi seharusnya bertobat dan beroleh
selamat melalui menerima Tuhan Sang Penyelamat itu. Tetapi dalam Injil Matius
5:25-26, perkataan ini juga diterapkan kepada murid-murid agar mereka memiliki
kehidupan kerajaan yang benar dan tepat. Di sini Tuhan mengatakan bahwa kita
harus “segera berdamai” dengan lawan kita selama kita hidup di bumi. Kemudian
frasa “sampai lunas” menunjukkan bahwa kita harus membereskan dengan tuntas
baik hal yang kecil maupun hal besar. Oleh karena itu di dalam penghidupan kaum
beriman sehari-hari perlu membangun kebiasaan yang baik yaitu adanya pemberesan
sesuatu hal dengan tuntas, baik yang berhubungan dengan Tuhan dan manusia.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 30
No comments:
Post a Comment