Hitstat

03 June 2006

Kejadian Volume 2 - Minggu 3 Sabtu

Pengetahuan Membuat Sombong
Kejadian 2:17
“Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Dalam 1 Korintus 8:1, Paulus mengatakan bahwa pengetahuan membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. Pengetahuan yang membuat orang menjadi sombong pastilah berasal dari pohon pengetahuan baik dan jahat. Kesombongan paling mudah membuat kita merdeka terhadap Allah, dan kesombongan itu sendiri seringkali berasal dari pengetahuan yang kita miliki. Karena kehebatannya, Lucifer menjadi sombong, tidak merasa perlu bergantung kepada Allah. Sebagai akibatnya, ia menuai kebinasaan. Dalam 1 Timotius 3:6, Paulus sekali lagi mengingatkan kita agar tidak sombong. Ia mengatakan bahwa kesombongan dapat membuat kita jatuh ke dalam hukuman Iblis.
Mari kita renungkan contoh berikut ini. Mungkin kita telah cukup banyak membaca Alkitab sedemikian rupa sehingga cukup hafal dengan fakta-fakta di dalamnya. Fakta-fakta itu bisa jadi telah menjadi pengetahuan di dalam otak kita. Namun apakah yang Tuhan katakan kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat? Tuhan mengatakan, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup (hayat - TL.) itu” (Yoh. 5:39-40). Inilah merdeka terhadap Tuhan. Pengetahuan tanpa Kristus hanyalah hukum-hukum yang mematikan, tetapi Roh menghidupkan (2 Kor. 3:6). Menyelidiki Kitab suci tanpa datang kepada Kristus berarti menjadikan Kitab suci sebagai pohon pengetahuan dan itu mematikan.

Suatu Peringatan
Kej. 2:17; 2 Kor. 3:6

Kejadian 2:17 menunjukkan kepada kita bahwa Allah memberi suatu peringatan kepada manusia dan juga suatu larangan. Allah ingin manusia datang dan bersekutu dengan-Nya untuk menerima hayat. Ia melarang kita mencari hal-hal di luar diri-Nya karena itu mendatangkan maut. Allah seolah-olah memberi tahu Adam dan Hawa, “Janganlah berkontak dengan pohon pengetahuan — berkontaklah dengan pohon hayat. Kapan kau makan buah pohon hayat, niscaya Akulah yang kau terima, sehingga kau memiliki hayat-Ku. Kapan kau makan buah pohon pengetahuan, kau akan menerima Iblis beserta kematian.”
Ini bukan sekadar suatu perintah, tetapi juga suatu peringatan. Kita wajib mengenal, di dalam alam semesta hanya ada dua sumber: yang pertama adalah sumber hayat, yang kedua adalah sumber maut. Kita harus sangat berhati-hati terhadap sumber yang kita kontaki. Jika kita mengontak Allah, kita memiliki sumber hayat sehingga menerima hayat. Jika kita mengontak Iblis, kita memiliki sumber maut sehingga menerima maut.
Maut itu licik dan berselubung. Maut tidak muncul dengan terang-terangan sebagai maut, namun sebagai pengetahuan. Pengetahuan adalah maut. Setiap orang menyukai pengetahuan. Banyak orang Kristen yang juga “rakus” akan pengetahuan. Sekali pun kata pengetahuan itu sendiri merupakan sebutan yang bagus, tetapi di belakang dan di bawah pengetahuan itu adalah maut. Huruf-huruf itu mematikan sebab huruf adalah pengetahuan (2 Kor. 3:6). Huruf-huruf dalam Alkitab juga mematikan bila itu terpisah dari Allah yang hidup.
Mari kita mencerna syair sebuah kidung yang menguraikan bagaimana seharusnya sikap kita saat datang kepada firman Tuhan:
1. Firman bukan pengetahuan, melainkan suplaikan hayat
Menyingkapkan pikiran-Nya, agar Allah di dapat
Mewahyukan maksud Allah, Tuhan hayat datanglah
Bukan sekadar ajaran, tapi suplaikan Tuhan
2. Membaca huruf belaka, itu pengetahuan
Demi roh berdoa baca, itu hayat, realitas
Huruf dan pengetahuan, datangkan kematian
Dalam roh men’rima firman - hayat dan menghidupkan
3. Baca tanpa jamah Tuhan, itu paham nan hampa
Di dalam roh jamah Kristus, t’rima makanan hayat
Baca tanpa jamah Tuhan, otak s’mata mendapat
Doa-baca jamah Kristus, t’rima hayat nan limpah

Penerapan:
Kita selalu berada dalam pilihan prinsip ini, yaitu prinsip hayat dan prinsip pengetahuan baik dan jahat. Satu hal yang perlu kita lakukan adalah mengikatkan diri pada-Nya, seperti yang dikatakan dalam 1 Korintus 6:17, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia”.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, jagalah aku tetap bergantung pada-Mu. Jangan biarkan aku merdeka dari-Mu. Tuhan ingatkan aku setiap saat untuk hidup bersandar kepada-Mu. Singkirkanlah segala selubung dan sekatan yang menghalangi hubungan antara aku dan Engkau.

No comments: