Hitstat

15 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 1 Kamis

Akibat Kejatuhan (1) -- Jiwa Menjadi Rusak Dan Tubuh Menjadi Daging
Kejadian 3:7
“Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang;lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.”

Akibat pertama dari kejatuhan ialah jiwa manusia menjadi rusak, dan cemar. Jiwa tercemar, karena telah menerima pemikiran dan perkataan Iblis (ay. 7). Hawa seharusnya tidak berbicara dengan si jahat itu, sebab saat ia berbicara dengannya, pemikiran yang jahat masuk ke dalam pikirannya. Jadi, sebelum Hawa memakan buah pohon pengetahuan itu, pikirannya telah dicemari oleh konsepsi musuh. Jangan mengira bahwa setelah makan buah itu, Hawa baru tercemar. Saat ia berbicara dengan ular, konsepsi ular itu telah menyusup ke dalam pikirannya dan mencemarinya. Karena itu, pikiran Hawa telah dirusak. Akhirnya, setelah memakan buah itu, pikirannya menjadi rusak sama sekali.
Kedua, pada hari manusia memakan buah pohon pengetahuan, suatu esens jahat telah masuk ke dalam tubuh manusia. Karena ada unsur pohon pengetahuan yang juga adalah unsur Iblis masuk ke dalam tubuh, maka tubuh menjadilah tubuh daging (ay. 7). Sebermula, Allah menciptakan tubuh manusia sebagai wadah yang murni, hanya berisikan satu esens yang murni, yaitu unsur yang diciptakan Allah. Begitu manusia memakan buah pohon pengetahuan, unsur asing terinjeksi ke dalam tubuh manusia dan merubahnya menjadi tubuh daging. Tubuh yang semula murni dan tanpa dosa, kini berisi unsur si jahat, Iblis. Menurut Roma pasal tujuh, unsur ini adalah dosa yang tinggal di dalam tubuh daging manusia. Dalam Roma 7:17 Paulus berkata, “Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.” Esens jahat, sifat dosa, telah mencemari tubuh kita, dan hari ini masih tinggal di dalam tubuh daging kita.

Akibat Kejatuhan (2) – Roh Manusia Mati
Kej. 3:8, 10; Ef. 2:1, 5; Za. 12:1

Akibat kejatuhan, jiwa manusia rusak, tubuh berubah sifat menjadi daging, dan roh pun mati. Kita harus nampak bahwa ini bukan sekadar perkara pelanggaran di luar, lebih daripada itu, ini merusak bagian dalam diri manusia. Namun, kita tetap harus bersyukur kepada Tuhan, karena walaupun roh telah mati, tetapi dosa atau Iblis tidak masuk ke dalam roh manusia.
Paulus dalam Efesus pasal dua memberi tahu kita bahwa sebelum beroleh selamat, kita telah mati (ay. 1, 5). Bagian mana pada diri kita yang disebut telah mati? Bukan pada tubuh atau jiwa kita, melainkan pada roh kita.
Apakah artinya mati? Mati berarti telah kehilangan daya fungsinya atau perasaan. Fungsi roh manusia adalah untuk berkontak dengan Allah. Jika roh manusia mati, ini berarti roh kita telah terisolir dari Allah, tidak bisa lagi berkontak dengan Allah (Kej. 3:8, 10).
Ketika bertobat, darah penebusan membersihkan hati nurani kita, saat itulah roh yang mati dihidupkan kembali sehingga roh kita kembali merasakan Allah dan bisa berkontak dengan Allah. Sekarang, semakin kita berkata, “Ya Tuhan, aku cinta pada-Mu,” roh kita semakin hidup. Semakin kita berkata, “Tuhan, bersihkan aku, basuh aku, tutupi aku dengan darah-Mu yang menang,” dan semakin kita mengaku dosa, semakin memuji Tuhan, roh kita semakin hidup. Karunia keselatan Allah ini sangat luar biasa, bukan saja Dia menghidupkan kembali roh kita, bahkan Dia tinggal di dalam roh kita!

Penerapan:
Banyak orang yang karena dirinya sendiri selalu pasif, menganggur, atau selalu memikirkan hal-hal yang tidak bersih dan tidak berfaedah, maka Iblis mudah mendapat peluang untuk memasukkan pikirannya ke dalam mereka. Bila kita senantiasa memikirkan perkara-perkara rohani, maka Iblis tidak mudah menyuntikkan pikirannya ke dalam kita.

Pokok Doa:
Tuhan selamatkanlah pikiranku yang tidak tepat. Tuhan ajarlah aku untuk memikirkan perkara-perkara yang di atas dan bukan perkara yang di bumi. Bawalah pikiran dan hatiku hanya tertuju pada-Mu.

No comments: