Hitstat

14 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 1 Rabu

Proses Kejatuhan Manusia
Kejadian 3:6
“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”

Mengapa manusia bisa sok menjadi kepala dan melupakan kedudukannya sebagai istri? Langkah pertama dalam proses kejatuhan manusia ini adalah kelalaian manusia dalam menggunakan rohnya. Setelah manusia diciptakan, dia harus selalu memakai rohnya untuk berkontak dengan Allah dan hidup di depan-Nya. Saat manusia hidup menurut rohnya, dia terpelihara oleh Allah. Tetapi kapan kala manusia tidak memakai rohnya untuk berkontak dengan Allah, ia telah mengesampingkan dan mendahului Allah, akibatnya dia jatuh ke dalam tangan si jahat.
Langkah kedua adalah manusia justru memakai jiwanya (Kej. 3:2, 3; 6). Ketika berbicara dengan ular, Hawa lebih menggunakan pikirannya untuk beralasan. Lalu emosinya tergoda dan menginginkan buah pohon pengetahuan itu. Kemudian tekadnya memutuskan untuk mengambil buah itu.
Langkah ketiga adalah tubuhnya bertindak. Kapan kala jiwa memimpin, tubuh secara alami akan mengikuti. Jiwa mengarahkan tubuh. Pertama, mata melihat. Kedua, tangan mengambil. Ketiga, mulut memakan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu belajar memakai roh kita, dan membiarkan roh mengarahkan jiwa kita, yang pada akhirnya juga mengendalikan tubuh kita. Kalau kita tidak memakai roh, sebaliknya memakai jiwa, kita melanggar kekepalaan sehingga jiwalah yang memimpin. Begitu jiwa mengambil pimpinan, ia akan mengendalikan tubuh kita untuk melakukan hal-hal yang melanggar Allah.

Pentingnya Berpaling Ke Dalam Roh
Kej. 3:2-3, 6

Adam dan Hawa gagal karena mereka tidak menggunakan roh mereka. Jika Hawa kembali ke dalam roh, pasti tidak akan ada masalah. “Suami” kita selalu menyertai roh kita. Jika kita tinggal di dalam pikiran, berarti kita bertindak sebagai kepala karena membiarkan pikiran bertindak sendiri. Ini menakutkan juga berdosa. Kita harus tahu dengan jelas bahwa suami kita selalu menyertai roh kita, karena itu kita harus selalu berpaling ke dalam roh. Bahkan, saat hampir marah, kita masih perlu berpaling ke dalam roh. Memang, sangatlah sulit bagi kita untuk berpaling ke dalam roh, dalam keadaan demikian. Namun, justru dalam keadaan yang sulit itu, keperluan kita satu-satunya adalah kembali ke dalam roh. Jangan hanya berusaha menanggulangi temperamen; berpaling saja ke dalam roh. Marilah kita belajar menggunakan roh kita.
Semua orang Kristen tahu bagaimana berdoa dan memohon Allah untuk menolong mereka, tetapi sedikit sekali yang tahu bahwa mereka memiliki roh, dan mereka boleh berpaling ke dalam roh. Kita benar-benar mempunyai roh dan roh ini justru mempunyai fungsi yang ajaib. Karena Allah beserta dengan roh kita, kita perlu senantiasa berpaling ke dalam roh kita. Jika kita belajar berpaling ke dalam roh dan menggunakan roh dalam segala situasi, hasilnya pasti sangat mengagumkan.
Bagaimana kita tahu bahwa kita menggunakan roh kita? Ini sangat mudah. Setiap kali kita melakukan sesuatu, atau berhubungan dengan seseorang, jika tanpa penyertaan Tuhan, itu membuktikan bahwa kita tidak menggunakan roh kita. Tidak peduli apa yang kita lakukan, jika kita melakukannya tanpa bersandar Tuhan dan tanpa berkontak dengan Tuhan, itu membuktikan bahwa kita tidak di dalam roh. Dalam keadaan demikian, kita pasti menderita rugi. Kita semua harus belajar berkontak dengan Allah dalam segala hal. Ini adalah perkara yang sangat berharga dalam hidup sehari-hari kita; kita semua harus belajar mempraktekkannya.
Sering kali kita enggan berdoa atau menggunakan roh, sebaliknya, suka berpikir, mempertimbangkan, dan menyelidiki. Kita merasa sulit untuk berdoa, karena pikiran kita terlalu aktif, penuh dengan angan-angan. Kita tidak sanggup menenangkan pikiran kita. Kita paham benar terhadap keadaan semacam ini. Banyak istri orang Kristen merasa mudah untuk mengobrol. Namun, jika kita meminta mereka berdoa, mereka merasa sulit; ini dikarenakan mereka terlalu banyak menggunakan jiwa mereka. Pelajaran yang terbaik bagi kita semua adalah belajar menenangkan pikiran kita dan masuk ke dalam doa.

Penerapan:
Sering kali Iblis dapat mengurung manusia dengan berbagai macam khayalan. Kita sangat bodoh, mengira khayalan-khayalan itu berasal dari diri kita sendiri, padahal itu adalah benteng-benteng kokoh yang dibangun Iblis guna mencegah hati kita tunduk kepada Kristus. Karena itu, marilah kembali ke dalam roh melalui menyeru nama Tuhan dan hidup bergaul dengan Allah.

Pokok Doa:
Tuhan, palingkan aku selalu ke dalam roh. Ampuni aku Tuhan, sering kali aku memiliki pikiran yang jahat, angan-angan yang sia-sia, khayalan-khayalan yang membawaku jauh dari pada-Mu. Tuhan pimpinlah aku senantiasa, terutama dalam mengendalikan pikiranku.

No comments: