Hitstat

12 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 1 Senin

Sebab Musabab Kejatuhan Manusia (1) -- Iblis
Kejadian 3:1
“Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?’”

Iblis adalah penyebab pertama kejatuhan manusia. Iblis itu Iblis, tidak mungkin berubah menjadi lebih baik sedikit pun. Dalam Matius 4:3, Iblis diberi sebutan yang khusus, yaitu “si penggoda (pencoba - LAI)”. Ke mana pun ia pergi, selalu bertindak sebagai si penggoda; karena ini adalah sifat dan hakikinya.
Tuhan Yesus menyebutnya sebagai “si pendusta”, kata-Nya, “Apabila ia berkata dusta, ia berkata dari diri sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapak pendusta” (Yoh. 8:44b). Apa pun yang keluar dari Iblis adalah dusta. Sungguh mustahil jika kita mengharapkan dia bisa lebih baik. Yang harus kita lakukan adalah menjauhi dia!
Dalam Wahyu 12:9; 20:2, Iblis disebut “Satan” yang berarti “si penghujat”. Menghujat berarti di belakang orang yang bersangkutan mengatakan sesuatu yang tidak benar (fitnah) dengan maksud menghina dan mempersalahkan. Satan menghujat Allah di hadapan manusia. Percakapannya dengan Hawa menyiratkan kata-kata hujatan terhadap Allah (Kej. 3:5). Hujatan Iblis selamanya adalah dusta. Melalui kata-kata hujatan, ia menggoda (mencobai) manusia, dan dengan jalan ini pula, ia mencobai Hawa.
Ular itu cerdik. Ini berarti ia sangat pandai, licin, dan licik (tidak tulus). Iblis tidak mengambil bentuk kura-kura, karena kura-kura itu bodoh. Orang yang licik (tidak tulus), biasanya juga cerdik karena itu mereka mudah ditunggangi ular. Kita harus ingat dan berhati-hati terhadap segala sesuatu yang tidak tulus, sebab Iblis mungkin saja bersembunyi di belakangnya.

Cara Iblis Mendekati Manusia
Kej. 3:1, 4, 6

Secara lahiriah dapat dikatakan bahwa penyebab kejatuhan manusia kali pertama adalah Iblis. Cara Iblis mendekati Hawa amatlah licik, yakni ia menjelma menjadi makhluk lain, berlaku seolah-olah bukan dia yang datang. Ini adalah tiruan yang licik dari inkarnasi Tuhan. Sebelum Allah berinkarnasi, Iblis telah mendahuluinya secara licik. Dalam Kitab-kitab Injil, kita baru melihat bagaimana Allah berinkarnasi; tetapi Iblis telah berinkarnasi dalam Kejadian pasal tiga. Banyak hal yang hendak Allah lakukan, didahului oleh Iblis dengan cara yang licik. Ini ia lakukan untuk menipu manusia dan menyimpangkan manusia dari tujuan Allah.
Cara lain yang dipakai Iblis untuk menipu dan menggoda adalah dengan memberi usul kepada manusia (Kej. 3:1, 4), usul yang menimbulkan tanda tanya terhadap firman Allah. Iblis selalu berusaha menipu, menggoda, membujuk, dan menjebak kita dengan usul yang menimbulkan keragu-raguan terhadap firman Allah. Kapan saja kita merasa ragu-ragu terhadap firman Allah, kita harus segera sadar bahwa keragu-raguan itu bukan berasal dari kita sendiri, melainkan dari si ular itu. Beberapa tahun yang lalu, dalam sebuah artikel, seorang pendeta Baptis di Amerika Serikat mengatakan, “Tanda tanya berbentuk seperti seekor ular yang berdiri dan bertanya, ‘Benarkah Allah berkata demikian?’” Saudara saudari, kita tidak seharusnya meragukan kata-kata dalam Alkitab, sebaliknya kita harus berkata, “Amin” terhadap setiap firman Allah. Kita akan selamat bila berkata, “Amin”, sebaliknya kita berada dalam kedudukan yang berbahaya bila meragukan firman Allah.
Usul Iblis bukan hanya membuat kita meragukan firman Allah, tetapi juga membuat kita mencurigai hati Allah. Si licik itu bagaikan seekor kalajengking dan usul-usulnya yang menimbulkan keraguan bagaikan racun dalam sengatnya. Ular itu berkata kepada Hawa, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kej. 3:4-5). Perkataan ini adalah racun, bukan hanya membuat Hawa ragu-ragu terhadap firman Allah, juga mencurigai hati Allah (maksud baik Allah). Begitu Hawa memberi respons terhadap ular, maka ia telah tersengat, dan racun terinjeksi ke dalamnya. Karena itu, ketika Hawa memandang pohon pengetahuan, ia merasa bahwa buah pohon yang mematikan itu sangat baik dan sedap untuk dimakan, lagi pula menarik hatinya (Kej. 3:6). Inilah cara Iblis menggoda Hawa. Kita harus sangat waspada terhadap segala bentuk godaannya. Kita jangan memberi kesempatan padanya!

Penerapan:
Perkataan indah memang menyenangkan manusia yang mendengarnya. Tetapi kita harus hati-hati terhadap setiap perkataan yang kita keluarkan. Janganlah bersilat lidah demi menye-nangkan hati orang lain atau keuntungan pribadi, namun bersikaplah jujur. Marilah kembali datang kepada Tuhan, mohon Tuhan memberikan pengu-rapan di setiap perkataan kita sehingga dapat mem-bangun gereja-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan berikanlah perkataan yang tepat di dalam mulutku. Pakailah mulutku untuk kepentingan-Mu. Basuhlah mulutku dari kecemaran dengan darah adi-Mu. Jangan biarkan mulutku menjadi tumpuan yang dipakai oleh musuh-Mu tetapi pakailah mulutku untuk membangun gereja-Mu.

No comments: