Hitstat

27 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 3 Selasa

Penyebab Kejatuhan Kali Kedua
Kejadian 4:3
“Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan.”

Manusia memerlukan penumpahan darah untuk pengampunan dosa (Ibr. 9:22). Inilah jalan penebusan Allah. Namun, Kain mengabaikan firman Allah dan Injil Allah, bahkan ia menciptakan caranya sendiri (Kej. 4:3). Walaupun hasil ladang yang dipersembahkan Kain kepada Allah mungkin adalah hasil yang terbaik, tetapi di dalamnya tidak ada penumpahan darah. Ini mewakili agama buatan manusia. Ini berarti ia mempersembahkan sesuatu yang berasal dari hasil kerjanya sendiri, dengan caranya sendiri tanpa menerima jalan keselamatan yang disediakan Allah. Inilah penyebab kejatuhan manusia kali kedua.
Segala cara yang diciptakan manusia, yang bukan berasal dari Allah, dan bukan dari roh manusia, adalah dari pikiran manusia. Jika demikian, tidak peduli betapa baiknya ciptaan itu, sumbernya tidak lain adalah Iblis, karena si licik itu ada di dalam pikiran kita. Ketika Kain merencanakan caranya sendiri untuk menyembah Allah, dia telah dicampuri, dan disusupi oleh Iblis. Dalam Yohanes 8:44, Tuhan Yesus menyiratkan Kain sebagai Iblis. Betapa beraninya Kain memberi persembahan kepada Allah tanpa penumpahan darah!
Tidak ada penumpahan darah berarti tidak ada kulit penutup dari binatang kurban. Hal ini berarti tidak menerima Kristus sebagai kebenaran Allah yang menutupi kita, sebagaimana diwahyukan dalam Filipi 3:9 dan 1 Korintus 1:30. Kain seperti orang Yahudi yang membenarkan dirinya, mendirikan kebenarannya sendiri, tidak mempedulikan kebenaran Allah dan tidak takluk kepada kebenaran Allah (Rm. 10:3). Dalam pandangan Allah, hal itu tidak bisa diterima.

Garis Pengetahuan - Hidup Menurut Logika/Nalar
Kej. 4:3, 5; Ibr. 9:22; Yoh. 8:44; Flp. 3:9; 1 Kor. 1:30; Rm. 10:3

Pada akhirnya, Kain dan Habel masing-masing mempersembahkan sesuatu kepada Allah. Dua garis kehidupan menghasilkan dua persembahan yang berbeda pula. Kain mempersembahkan sesuatu dari hasil tanahnya, dan Habel mempersembahkan anak sulung kambing dombanya (Kej. 4:3-4a). Kemudian Allah sendiri muncul, karena pada waktu itu, manusia masih dapat melihat Allah muka dengan muka. Alkitab mencatat, “Tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya” (Kej. 4:5a). Kata “diindahkan” di sini, terjemahan lainnya adalah “dilihat”. Allah tidak mengindahkan, tidak melihat, korban Kain. Allah hanya melihat persembahan Habel (Kej. 4:4b-5).
Mengapa Allah tidak menghargai persembahan Kain, dan mengapa Allah menikmati persembahan Habel? Kita boleh berkata kepada Allah, “Engkau yang menyuruh Adam menggarap tanah. Kain hanya melakukan apa yang diajarkan orang tuanya. Namun, Engkau bahkan tidak melihat persembahannya. Bukankah itu tidak adil?” Inilah hidup menurut daya nalar/logika. Allah akan menjawab kita, “Tidak tahukah kamu bahwa sejak manusia berdosa, tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk melihat Aku? Setiap orang yang ingin bertemu dengan-Ku harus menerima keselamatan yang telah Kusiapkan bagi mereka. Persembahan Habel adalah seturut visi keselamatan-Ku. Itulah sebabnya Aku menerimanya.” Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada TUHAN (Kej. 4:3). Hasil tanah yang ia bawa tanpa penumpahan darah. Padahal tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa (Ibr. 9:22). Ini berarti ia menolak cara penebusan Allah yang ia dengar dari orang tuanya. Karena itu, Allah tidak mengindahkannya, tidak melihatnya.
Garis Kain adalah garis pengetahuan. Ini adalah garis yang menggunakan logika. Menurut logikanya, Kain merasa apa yang dikerjakannya sangat benar dan sesuai dengan perintah Allah. Tidak seperti Habel, yang selalu minta makan padanya, karena apa yang dikerjakan Habel tidak menghasilkan makanan. Namun, Habel tahu bahwa jika ia ingin bertemu dengan Allah, ia harus ditutup dengan bulu domba sebagai pakaiannya. Itulah sebabnya ia menjadi gembala. Inilah garis hayat.
Ketika Tuhan Yesus datang, Yohanes Pembaptis melihat Dia dan berkata, “Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1:29). Kristus adalah Anak Domba Allah yang dilambangkan oleh domba persembahan Habel. Persembahan Habel menunjukkan bahwa ia tahu kalau manusia hanya dapat datang kepada Allah menurut cara keselamatan yang telah disediakan Allah.

Penerapan:
Di dalam melayani Allah, kita tidak dapat memakai konsep alamiah kita. Sebaik apa pun konsep alamiah kita, tetaplah tidak berkenan di hadapan Allah. Marilah kita meletakkan semua konsep alamiah kita dan mulai melayani Allah di dalam roh.

Pokok Doa:
Tuhan, aku mau membuang setiap konsep alamiahku di dalam melayani-Mu. Pimpinlah aku bersandar pada-Mu agar pelayananku terhitung di hadapan-Mu.

No comments: