Hitstat

19 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 2 Senin

Ular Dihakimi
Kejadian 3:14
“Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: ‘Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.’”

Ketika Allah mendatangi Adam dan Hawa, Ia mengajukan pertanyaan kepada mereka; tetapi ketika berpaling kepada ular, Allah tidak mengajukan pertanyaan, melainkan langsung menghakimi ular itu. Kepada Adam Allah bertanya, “Di manakah engkau?” “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang?” dan “Apakah Engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Allah juga bertanya kepada Hawa, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Allah bertanya kepada Adam dan Hawa bukan dengan maksud untuk menghakimi mereka, melainkan untuk memimpin mereka agar mengaku dosa. Namun, ketika Allah berpaling kepada ular, Ia tidak bertanya apa pun. Allah langsung berkata kepada ular, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu.” Inilah penghakiman Allah terhadap ular.
Menjalar dengan perut dan makan debu tanah seumur hidup, tentu merupakan kutukan bagi ular. Kutukan ini menyiratkan bahwa Allah membatasi Iblis sehingga Iblis hanya bisa bergerak di bumi dan makan debu tanah.
Kita memang terbuat dari debu tanah, tetapi Efesus 2:6 menunjukkan bahwa kedudukan kita adalah di sorga. Kedudukan surgawi ini sebenarnya berkaitan dengan roh kita. Asal kita berdiri pada kedudukan ini, yaitu tinggal di dalam roh kita, Iblis tidak dapat mengganggu kita. Haleluya!

Makanan Ular
1 Ptr. 5:8; Rm. 16:20

Debu tanah mengacu kepada manusia bumiah. Kita dibuat dari debu tanah. Jika kita menempuh hidup bersandarkan unsur debu tanah, menempuh hidup yang bersifat bumiah, niscaya kita akan menjadi makanan ular dan ia akan menelan kita (1 Ptr. 5:8). Jika kita adalah orang yang bumiah, hidup bersama istri atau suami kita dengan sikap dan tingkah laku bumiah, niscaya kita akan menjadi makanan Iblis. Banyak keluarga yang telah ditelan seluruhnya oleh Iblis, karena mereka terlalu bumiah. Mengapa hidup pernikahan sering kali ditelan oleh Iblis? Sebab bersifat bumiah, penuh debu tanah.
Allah menciptakan manusia dengan roh, jiwa, dan tubuh. Meskipun tubuh dan jiwa itu bumiah, tetapi roh tidak. Berhubung roh kita bukan yang bumiah, maka roh kita tidak bisa menjadi makanan Iblis. Ular hanya diizinkan makan debu tanah. Tubuh dan jiwa kita yang telah jatuh adalah makanan Iblis, tetapi roh kita tidak. Kapan kita hidup menurut daging, kita merupakan santapan yang lezat bagi Iblis; kapan kita menjadi jiwani, kita juga menjadi santapan Iblis. Tetapi kapan kita berpaling ke dalam roh, tidak hidup menurut tubuh dan jiwa, maka Iblis tidak memiliki makanan apa-apa. Ketika kita berpaling ke dalam roh, Iblis akan terbatasi. Puji Tuhan!
Saudari saudari, ketika suami atau anak kita menyulitkan kita, kita dapat melatih roh kita untuk segera kembali kepada kedudukan surgawi kita, demikian Iblis tidak dapat menjamah kita. Ular itu terbatas hanya di bumi dan hanya diizinkan memakan makanan yang ada di bumi. Jika kita terbang ke langit tingkat ketiga, kita akan berkata, “Iblis, apa yang sedang kau lakukan di bumi? Engkau hanya bisa bermain-main dengan suami atau anakku yang nakal. Iblis, aku di sini, di langit tingkat ketiga. Kamu tidak bisa menjamahku, kamu tidak dapat menelanku. Namun aku dapat menginjakmu di bawah kakiku.” Roma 16:20 mengatakan, “Allah sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu.” Untuk menginjak Iblis, kita harus melampauinya. Jika kita di bawahnya, bagaimana Allah dapat menaruhnya di bawah kaki kita? Berhubung ular telah dibatasi di bumi saja, maka sangatlah mudah bagi kita untuk menginjaknya. Puji Tuhan! Sewaktu menghakimi ular, si Iblis, Allah juga memberitakan Injil, memberitakan kabar sukacita.Karena dalam ayat selanjutnya, Allah berfirman, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej. 3:15).

Penerapan:
Sebagai orang Kristen, tak peduli dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, janganlah tinggal dalam jiwa atau tubuh yang bumiah. Berpalinglah ke dalam roh selalu, karena hanya di dalam roh-lah Iblis tidak dapat menjamah kita. Semoga Allah membelaskasihi kita, agar kita semua senantiasa kembali ke dalam roh. Jangan beri kesempatan Iblis bekerja di atas diri kita.

Pokok Doa:
Ya Tuhanku, selamatkan aku setiap saat dari musuh-Mu, si Iblis, yang sering menipuku. Aku tidak mau tinggal dalam jiwaku yang telah jatuh ini. Aku tidak mau menjadi teman sekutu si ular. Tuhan, jagalah aku agar aku selalu berpaling pada-Mu.

No comments: