Hitstat

21 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 2 Rabu

Pendisiplinan Allah
Kejadian 3:16
“Firman-Nya kepada perempuan itu: ‘Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.’”

Kejatuhan manusia kali pertama menyebabkan manusia berada di bawah kutukan (Kej. 3:17-19). Kita boleh menyebut aspek-aspek dari kutukan itu sebagai berikut: kutukan itu sendiri, susah payah, semak duri, rumput duri, dan peluh. Inilah isi dari kutukan. Meskipun kita adalah orang Kristen, sering kali kita juga menghadapi keadaan yang sulit, khususnya dalam hal mencari nafkah. Saat bercocok tanam, padi tidak cepat bertumbuh, sebaliknya, rumput liar-lah yang cepat bertumbuh. Apa yang menyebabkan rumput-rumput liar itu bertumbuh demikian cepat? Hari ini kita cabut, tak lama kemudian, muncul lagi. Ini dikarenakan ribuan tahun yang lalu, tanah ini telah dikutuk. Selain itu, hampir dalam segala kegiatan, kita selalu berpeluh. Tanpa berpeluh, seolah-olah kita tidak dapat mengerjakan sesuatu. Peluh adalah tanda bahwa manusia berada di bawah kutukan.
Saudara saudari, dari bagian firman di Kejadian 3:16-17 ini, kita dapat melihat sebuah prinsip yang penting dalam hubungan kita dengan Allah. Meskipun kejatuhan kita sangat serius, tetapi Allah tidak bermaksud untuk membuang kita. Dia masih tetap ingin mencari dan menyelamatkan kita. Apabila kita mau datang kepada-Nya, maka Dia akan mengampuni kita. Tetapi kita harus ingat bahwa pengampunan dan pendisiplinan adalah dua hal yang terpisah. Dosa pasti mendatangkan pendisiplinan Allah karena dosa melanggar kekudusan dan keadilbenaran Allah. Pendisiplinan ini sebenarnya adalah pernyataan kasih Allah kepada diri kita. Karena dengan pendisiplinan ini, kita menjadi terbatasi untuk tidak jatuh lebih dalam lagi.

Tujuan Pendisiplinan Allah
Kej. 3:16-19

Apa tujuan dari penderitaan yang ditakdirkan Allah? Tujuan yang utama ialah untuk membatasi manusia. Sebenarnya, penderitaan yang ditetapkan oleh Allah adalah pengaman dan pelindung kita. Jangan pernah lupa bahwa setelah kejatuhan, manusia memiliki satu unsur yang jahat, unsur Iblis. Allah mengasihi manusia dan menaruh perhatian kepada manusia, tetapi di dalam sifat manusia tetap terkandung unsur Iblis. Setelah kejatuhan, mungkin manusia tidak langsung tahu keadaan dirinya yang sesungguhnya; namun Allah tahu persoalan itu, sehingga Ia menetapkan penderitaan untuk membatasi manusia yang telah jatuh.
Para remaja di seluruh dunia ingin bebas; mereka selalu berharap mendapatkan kebebasan. Namun, kita harus sadar, terlampau banyak kebebasan bisa mengesampingkan pembatasan yang telah Allah berikan kepada kita di dalam kasih-Nya. Kita adalah orang yang telah jatuh, memiliki sifat yang rusak, sangat memerlukan pembatasan sebagai pengaman dan pelindung.
Misalnya, seorang ibu mempunyai seorang anak laki-laki yang nakal, kalau si ibu tidak membatasi anaknya itu, anak itu mungkin tidak akan hidup lebih dari tiga hari. Mungkin anak itu bisa membunuh dirinya karena kebebasan yang terlampau banyak. Tidak ada seorang ibu yang sedemikian bodoh sehingga memberi kebebasan yang mutlak kepada anaknya yang nakal. Semua anak memerlukan pembatasan. Pembatasan berfaedah bagi kita.
Menyinggung sedikit perihal suami istri, tidak ada seorang istri pun yang senang dibatasi. Para saudari yang terkasih mungkin sangat kudus, juga menuntut untuk menjadi rohani, tetapi tidak senang dibatasi. Namun, biasanya istri justru menerima pembatasan dari suami atau ibu mertuanya. Seolah-olah ini sudah takdir Allah. Secara manusiawi, ini memang tidak enak didengar, tetapi ini sungguh baik. Setiap saudari yang rela menerima pembatasan dari suami, anak, dan ibu mertuanya, pasti mendapatkan perlindungan.
Para suami juga perlu pembatasan dari istri. Kita harus berterima kasih kepada Tuhan atas istri kita yang tersayang. Bantuan terbaik yang mereka berikan kepada para suami adalah pembatasan-pembatasannya. Jadi, semua pembatasan adalah suatu bantuan yang besar.
Kita semua memerlukan pembatasan. Karena itu, Allah menetapkan penderitaan bagi manusia untuk membatasinya, menyelamatkannya, dan menjaganya. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan karena semua pembatasan yang dikerjakan-Nya dalam lingkungan hidup kita sehari-hari.

Penerapan:
Setiap peristiwa yang terjadi adalah di bawah pengaturan Tuhan. Sudahkah mulut kita penuh ucapan syukur kepada Tuhan baik dalam keadaan susah maupun senang? Ataukah mulut kita penuh dengan keluh kesah dan kritikan? Marilah kita semua belajar untuk melihat sisi positif dari setiap perkara yang terjadi atas diri kita dan bersyukur atasnya.

Pokok Doa:
Terimakasih Tuhan karena Engkau turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagiku. Bawalah aku dapat melihat hal itu dan bersyukur atasnya.

No comments: