Hitstat

07 June 2006

Kejadian Volume 2 - Minggu 4 Rabu

Kematian Yang Mengalirkan Hayat
Kejadian 2:21
“Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.”

Allah membangun gereja dari kematian Kristus. Mengenai kematian Kristus, kata-kata yang digunakan dalam Kejadian pasal dua sangat khusus. Ayat ini tidak mengatakan bahwa Allah membuat Adam mati, melainkan Allah membuatnya tidur nyenyak.
Kematian Kristus meliputi dua aspek besar, yaitu penebusan dan pengaliran hayat. Penebusan adalah aspek negatif yang berkaitan dengan dosa-dosa kita. Kita telah berdosa dan pantas mati, kematian Kristus menggenapkan penebusan untuk kita. Pengaliran hayat adalah aspek positif yang tidak berkaitan dengan dosa. Setelah menebus kita, Tuhan Yesus memberikan diri-Nya sendiri kepada kita, supaya melalui kematian-Nya kita bisa mendapatkan hayat kekal. Karena adanya dua aspek yang berbeda dalam kematian Kristus, Alkitab menggunakan dua zat yang berbeda untuk melambangkannya. Untuk penebusan digunakan darah; dan untuk pengaliran hayat digunakan air yang melambangkan Tuhan sendiri sebagai hayat.
Jadi, dalam kematian Kristus, ada satu bagian yang bukan untuk penebusan, melainkan untuk pengaliran diri-Nya sendiri guna menghasilkan gereja. Ini tidak ada hubungannya dengan dosa. Allah mengambil sesuatu dari Kristus dan menggunakannya untuk membangun gereja. Jadi “tidur nyenyak” digunakan untuk melambangkan kematian Kristus yang menyebabkan manusia beroleh hayat.
Catatan Tim Penyusun: Perlu digarisbawahi, kami tidak mengatakan bahwa kematian Kristus bukan untuk penebusan; kami sangat mengapresiasi dan mempercayai aspek penebusan kematian Kristus.

Kematian-Nya Bagi Gereja
Kej. 2:21-23; Ef. 5:25

Efesus 5:25 mengatakan, “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” Dalam ayat ini, kita perlu memperhatikan tiga hal:
Pertama, Kristus menyerahkan diri-Nya bagi kita, karena kita adalah gereja. Roma pasal lima berbicara tentang Kristus yang mati untuk orang-orang berdosa. Tetapi, Efesus pasal lima tidak berhubungan dengan masalah orang berdosa, melainkan masalah gereja. Konteks dari Efesus pasal lima bukanlah Kristus datang dan mati untuk kita karena kita adalah orang-orang berdosa, tetapi Ia menyerahkan diri-Nya bagi kita karena kita adalah gereja.
Kedua, Kristus menyerahkan diri-Nya bagi kita, karena Ia mengasihi kita, bukan karena kita telah berdosa. Satu Korintus pasal lima belas mengatakan bahwa Kristus mati untuk dosa-dosa kita, tetapi di sini dikatakan bahwa Kristus mengasihi gereja dan menyerahkan diri-Nya bagi gereja. Ia menyerahkan diri-Nya karena kasih, bukan karena dosa-dosa kita. Mati untuk dosa sama sekali berbeda dengan mati demi kasih. Mati untuk dosa berkaitan dengan penebusan. Tetapi Kristus memberikan diri-Nya kepada kita karena kasih. Dosa tidak terlibat di sini. Haleluya! Aspek kematian-Nya yang ini, sepenuhnya karena kasih dan tidak ada kaitannya dengan dosa.
Ketiga, Kristus menyerahkan diri-Nya bagi kita, bukan mati untuk dosa-dosa kita, melainkan memberikan diri-Nya sendiri kepada kita. Ayat ini dapat diterjemahkan, “Kristus mengasihi gereja dan memberikan diri-Nya kepada gereja.” Adam memberikan tulangnya kepada Hawa; demikian juga, Kristus telah memberikan diri-Nya kepada kita. Karena Ia mati, kita memiliki-Nya di dalam diri kita; Ia telah masuk ke dalam diri kita. Karena Ia mati, sekarang kita memiliki hayat-Nya di dalam diri kita. Kristus telah memberikan diri-Nya sendiri kepada kita.
Mari kita renungkan, tidakkah ini menakjubkan? Dari sudut pandang Allah, gereja tidak pernah berdosa dan belum pernah berhubungan dengan dosa. Memang Allah tahu bahwa manusia telah jatuh dan perlu ditebus, tetapi sungguh ajaib, di pihak lain, Ia tidak nampak dosa sama sekali.
Kita juga perlu merenungkan betapa Dia mengasihi kita! Haleluya, dia mengasihi kita! Dia mengasihi kita! Oh, kita perlu ribuan kali mengucapkan kalimat ini dengan penuh syukur.
Selain itu kita juga harus sadar bahwa Dia memberikan diri-Nya sendiri ke dalam kita. Bukan sesuatu dari Dia, tapi diri-Nya sendiri yang diberikan!

Penerapan:
Sering kali kita hanya bersyukur untuk kematian Kristus yang menebus kita dari dosa-dosa kita. Sekarang, kita juga perlu bersyukur kepada Tuhan untuk pengaliran diri-Nya ke dalam diri kita. Kita perlu merenungkan, alangkah luar biasa kematian-Nya. Karena kematian-Nya telah merampungkan sesuatu yang luar biasa, di luar dugaan kita, yaitu membuat kita menjadi gereja-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur karena memiliki diri-Mu sebagai hayat di dalamku. Terima kasih Tuhan, walaupun aku begitu buruk dan tidak layak, Engkau mau menjadi hayatku.

No comments: