Hitstat

23 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 2 Jumat

Sebuah Kabar Sukacita
Kejadian 3:20
“Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.”

Tadinya, Adam dan Hawa sedang menunggu kematian, menganggap dirinya berada di bawah hukuman mati. Sebab itu, ketika Allah menyebut tentang keturunan, ini merupakan kabar gembira bagi mereka. Mereka mengira akan segera mati dan tidak mungkin mempunyai keturunan lagi. Ketika Adam mendengar bahwa perempuan itu akan mempunyai keturunan, segera ia menamai istrinya: Hawa. Dalam bahasa Ibrani, Hawa berarti “hidup”. Dengan spontan Adam berkata, “Hidup! Engkau tidak akan mati, engkau hidup! Namamu Hawa, sebab engkau hidup.”
Pertama kali Adam melihat Hawa dalam Kejadian pasal dua, ia sangat girang dan berkata, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Dalam Kejadian pasal tiga, Adam juga sangat girang. Ia tidak menerima putusan hukuman dosa, sebaliknya, ia mendengar Injil. Maka Adam menamakan istrinya “hidup”.
Dalam ayat 15, Allah memberitakan Injil dan dalam ayat 20 tercatat reaksi Adam terhadap Injil. Setelah Adam mendengar berita Injil Allah, dengan gembira ia menamakan istrinya Hawa — “hidup”. Hari ini seluruh dunia berada di bawah hukuman kematian, seperti yang dikatakan dalam Ibrani 2:15, “... dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut”. Kita harus pergi kepada mereka untuk memberitakan Kejadian 3:15. Ketika orang-orang dunia mendengar kabar gembira dari Kejadian 3:15, dan mau menerima Injil ini, mereka pasti akan berseru, “Sekarang aku hidup. Puji Tuhan!”

Penebusan Dini
Kej. 3:21

Bersama dengan penderitaan yang ditentukan Allah, Adam mengalami penebusan dini. Mengapa kita menyebut ini sebagai penebusan dini? Karena pada Kejadian pasal tiga, penebusan yang sebenarnya belum rampung. Dalam Kejadian 3:21, kita melihat suatu penebusan dini, yang akan dirampungkan 4000 tahun kemudian. Baik laki-laki maupun perempuan berada dalam keadaan memerlukan penebusan. Meskipun Allah tidak menghukum mereka, meskipun Allah telah mencari mereka dan menentukan penderitaan sebagai pembatas dan pelindung mereka, dan meskipun Allah telah mengumumkan kepada mereka janji keturunan yang akan datang, tetapi ketika Adam dan Hawa melihat diri sendiri, hampir-hampir masih telanjang, karena mereka hanya ditutupi oleh cawat yang mereka buat dari daun pohon ara (Kej. 3:7). Cawat yang terbuat dari daun pohon ara, setelah beberapa hari, pasti akan kering, rusak, dan akhirnya akan rontok, sehingga laki-laki dan perempuan itu akan kembali telanjang. Menutupi diri dengan dedaunan berarti berusaha menutupi diri dengan pekerjaan sendiri. Cawat dari daun ara mewakili manusia yang menggunakan usahanya sendiri untuk menutupi dosanya, padahal tidak ada perbuatan daging yang diperkenan oleh Allah. Dalam pandangan Allah, kita adalah berdosa dan telanjang. Apa pun yang kita perbuat untuk menutupi diri sendiri tidak lebih dari sekadar cawat dari daun pohon ara yang telah layu, yang akan rontok. Kita memerlukan kulit dari hayat binatang untuk menutupi kita. Pakaian kulit yang dibuat oleh Allah bagi Adam dan Hawa menutupi mereka hari demi hari.
Kejadian 3:21 mengatakan, “Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.” Sebelum kulit itu diambil, binatangnya tentu harus dikorbankan dulu. Binatangnya dibunuh dan darahnya ditumpahkan. Boleh jadi Allah membunuh domba itu di hadapan Adam dan Hawa, dan mereka menyaksikan sendiri pengorbanan itu. Hal ini pasti memberi kesan yang sangat dalam pada mereka. Dibunuhnya binatang dengan menumpahkan darahnya untuk diambil kulitnya merupakan sebuah perlambangan yang menyiratkan penebusan. Ibrani 9:22 mengatakan, “Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” Yohanes Pembaptis memberi kesaksian mengenai Tuhan Yesus dalam Yohanes 1:29, “Lihatlah Anak Domba Allah”. Jadi, Yohanes 1:29 adalah perkembangan dari Kejadian 3:21. Secara perlambangan, saat domba disembelih, dalam pandangan Allah, Kristus juga telah tersembelih, itulah sebabnya Wahyu 13:8 (dalam bahasa aslinya) mengatakan bahwa Dia telah tersembelih sejak dunia dijadikan.

Penerapan:
Lihatlah orang-orang di sekitar kita, keluarga kita yang belum mendengarkan Injil. Mereka berada di bawah penghakiman, menuju kebinasaan. Bagaimanakah mereka dapat beroleh selamat jika mereka tidak pernah mendengarkan Injil, bagaimanakah mereka bisa mendengarkan Injil jika tidak ada orang yang memberitakan Injil? Sekaranglah waktunya, beritakanlah Injil kepada mereka, selamatkanlah mereka.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus ingatlah keluargaku, teman-temanku yang belum mendengarkan Injil keselamatan-Mu. Pakailah aku menjadi saluran berkat Injil-Mu. Tuhan aku mau mereka beroleh keselamatan, terlepas dari hukuman kebinasaan.

No comments: