Hitstat

20 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 2 Selasa

Permusuhan Antara Ular Dan Perempuan
Kejadian 3:15
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Dalam Kejadian 3:15, kita nampak bahwa setelah manusia jatuh, Allah memberi janji yang ajaib: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”.
Hampir segala sesuatu dalam Kejadian pasal satu sampai pasal tiga merupakan benih-benih, juga tanda-tanda, atau lambang-lambang. Perempuan yang disebut dalam Kejadian 3:15 adalah Hawa, dan Hawa itu melambangkan semua umat Allah, yaitu semua orang yang berkedudukan sebagai perempuan yang bersandar kepada Allah. Jadi, perempuan pada Kejadian 3:15, pertama-tama mengacu kepada Hawa, dan kemudian mengacu kepada semua orang yang percaya dan bersandar kepada Allah. Permusuhan antara ular dan perempuan adalah permusuhan antara Iblis dan Hawa, antara Iblis dan seluruh umat Allah.
Permusuhan ini bukan hanya antara ular dan Hawa, melainkan juga antara keturunan keduanya. Jika keturunan ular mengacu kepada pengikut-pengikut Satan (Mat. 3:7; 12:34; 23:3; Luk. 3:7), maka keturunan perempuan itu adalah Tuhan Yesus. Dia dilahirkan oleh anak dara yang bernama Maria (Yes. 7:13; Mat. 1:23; Gal. 4:4). Ia benar-benar keturunan perempuan. Dia adalah keturunan perempuan yang dinubuatkan dalam kabar sukacita yang diberitakan oleh Allah sendiri dalam Kejadian 3:15. Dialah yang menghancurkan ular. Haleluya! Tuhan Yesus, keturunan perempuan, telah meremukkan kepala ular.

Dilahirkan Dari Sumber Yang Bersandar
Mat. 1:16; Kej. 3:15; Yes. 7:14; Why. 20:1-3; 20:7-10

Menurut Matius 1:16, Yesus yang disebut Kristus dilahirkan melalui Maria, dilahirkan dari seorang anak dara. Ini sepenuhnya merupakan penggenapan nubuat dalam Perjanjian Lama yang tercatat dalam kitab Kejadian 3:15 dan Yesaya 7:14. Tuhan Yesus dilahirkan dari seorang dara berarti bahwa Tuhan Yesus dilahirkan dari sumber yang bersandar kepada Allah.
Setiap orang milik Allah seharusnya adalah perempuan di hadapan-Nya. Jika saudara-saudara pemimpin dalam gereja berkata, “Kita tahu harus berbuat apa,” niscaya mereka sudah tidak lagi sebagai perempuan di hadapan Allah, melainkan mengambil posisi sebagai laki-laki. Saudara-saudara pemimpin harus berkata, “Ya Tuhan, Engkau tahu betapa lemahnya kami. Kami bersandar kepada-Mu. Lepas dari diri-Mu kami tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam segala sesuatu, kami beriman dan bersandar kepada-Mu.” Jika saudara-saudara pemimpin mempunyai sikap yang demikian, gereja akan diberkati, karena para pemimpin itu mengambil posisi yang benar, yaitu bersikap sebagai perempuan di hadapan Allah.
Di satu aspek, kita adalah perempuan, namun di aspek lain, kita juga adalah keturunan perempuan. Kita adalah orang-orang yang bersandar kepada Allah. Inilah sumber kita. Kita pun keturunan yang dilahirkan dari sumber yang bersandar kepada Allah; karena itu, kita menjadi kuat. Hanya keturunan yang dilahirkan dari sumber yang bersandar kepada Allah yang dapat menjadi kuat. Kitab Kejadian 3:15 tidak menyebutkan keturunan laki-laki, sebab hanya keturunan perempuan, bukan keturunan laki-laki, yang mempunyai kedudukan di hadapan Allah. Keturunan perempuan bukan kuat di dalam diri sendiri, melainkan kuat di dalam Allah. Tuhan Yesus sendiri memimpin orang-orang yang demikian. Janji mengenai keturunan perempuan dan kehancuran ular merupakan kabar sukacita yang diberitakan kepada orang dosa pada generasi pertama. Hari ini, kita harus mendengar Injil ini dan mulai belajar hidup bersandar pada Allah.
Selama berabad-abad, dari zaman ke zaman, janji dalam Kejadian 3:15 telah tergenap pada semua umat Allah. Sejak janji ini diberikan, Iblis telah menjadi musuh umat Allah. Ia akan menjadi musuh umat Allah sampai saat ia dilemparkan ke dalam jurang yang tak berdasar (Why. 20:1-3). Akhirnya, ia akan dilemparkan ke dalam lautan api (Why. 20:7-10). Sebelum Iblis dilemparkan ke dalam lautan api, dia tetap menjadi musuh umat Allah.

Penerapan:
Kita yang seharusnya mendapatkan penghukuman dan mati karena dosa, telah mendapat pengampunan kasih karunia-Nya. Namun, sering kali kita menganggap pengampunan itu memang sudah sepatutnya kita dapatkan. Jika hati kita telah menjadi sedemikian dingin, kita perlu meluangkan waktu untuk berdoa dan mengapresiasi serta mengucap syukur atas apa yang telah Tuhan kerjakan bagi kita.

Pokok Doa:
Tuhan, terima kasih atas apa yang telah Engkau rampungkan buatku. Tuhan, aku yang seharusnya mati, telah Kau selamatkan. Tuhan ampunilah aku, betapa aku kurang mengapresiasi keselamatan-Mu yang luar biasa ini.

No comments: