Hitstat

09 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 1 Rabu

Motivasi dan Kekuatan Orang Terpanggil – Penampakan Diri Allah (1)
Kejadian 12:1
“ Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.”

Sebagaimana panggilan Allah mutlak berasal dari Allah, demikian pula motivasi dan kekuatan dalam menerima panggilan Allah. Aspek pertama dari motivasi dan kekuatan dalam menerima panggilan Allah adalah penampakan diri Allah. Allah yang Mahamulia (Kis. 7:2) telah menampakkan diri-Nya kepada Abraham, mengunjunginya dalam suatu penampakan, karena saat itu Abraham sedang berada di Kasdim. “Kasdim” dalam bahasa Ibrani berarti “milik setan” atau “setani”. Dengan kata lain, Kasdim merupakan tempat milik setan, tempat yang penuh setan.
Kasdim berada di Tanah Mesopotamia. Arti kata “Mesopotamia” adalah “di antara dua sungai”. Wilayah Mesopotamia dibatasi oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Efrat dan Sungai Tigris. Dataran luas di antara dua sungai ini disebut Mesopotamia. Kasdim adalah bagian dari Mesopotamia. Mempertimbangkan keadaan itu, sangat sulit bagi Abraham atau siapapun untuk meninggalkan Kasdim, karena selain ada kuasa kegelapan yang menahannya, ditambah pula dengan dua sungai besar mengelilinginya.
Lalu bagaimanakah Abraham mampu keluar dari Kasdim? Dari mana ia peroleh kekuatan yang besar itu? Kekuatan itu pastilah berasal dari penampakan diri Allah. Dulu kita semua berada di “Kasdim”, tempat yang penuh dengan setan. Tidak seorang pun dari kita yang dapat keluar darinya. Tetapi puji Tuhan, Allah mewahyukan diri-Nya melalui firman-Nya. Itulah yang membuat kita sanggup meninggalkan latar belakang kita yang gelap itu. Bahkan sampai hari ini kita masih perlu berdoa agar Allah terus mewahyukan diri-Nya kepada kita.

Motivasi dan Kekuatan Orang Terpanggil – Penampakan Diri Allah (2)
Gal. 3:8; Mat. 4:16, 18-22; 2 Kor. 4:6

Janji Allah kepada Abraham merupakan sebuah berita Injil (Gal. 3:8). Salah satu bagian dari Injil ini adalah Allah menyuruh Abraham meninggalkan negerinya. Bukan malaikat atau orang terhormat yang menampakkan diri kepada Abraham, melainkan Allah yang Mahamulia yang menampakkan diri kepada Abraham. Penampakan diri Allah ini merupakan suatu daya tarik yang luar biasa bagi Abraham. Daya tarik itulah yang membuat Abraham menjawab panggilan Allah.
Dalam Injil Matius kita melihat, ketika Yesus sedang berjalan menyusuri Danau Galilea, Dia memanggil Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes (Mat. 4:18-22). Tuhan Yesus hanya berkata kepada mereka “Mari, ikutlah Aku,” lalu segera mereka mengikuti Yesus. Yesus, orang Nazaret yang kecil ini, berkata, “Mari, ikutlah Aku,” dan mereka mengikuti Dia. Yesus yang berjalan menyusuri Danau Galilea itu adalah Terang yang besar (Mat. 4:16). Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, semuanya tertarik oleh Terang yang besar itu. Sewaktu Yesus melihat mereka dan memanggil mereka, mereka tertarik kepada-Nya. Kelihatannya yang memanggil mereka itu adalah orang Nazaret yang miskin, tetapi sesungguhnya Dialah Allah yang Mahamulia. Demikian juga Allah yang Mahamulia menampakkan diri-Nya kepada Abraham di tanah milik setan, tanah yang dikelilingi oleh dua sungai besar, Tanah Mesopotamia.
Seorang yang sungguh-sungguh beroleh selamat adalah orang yang telah melihat penampakan diri Tuhan Yesus. Ketika kita bertobat dan percaya Tuhan, kita seolah-olah telah melihat “kemuliaan Allah tampak pada wajah Kristus” (2 Kor. 4:6). Hal ini menjadi satu daya tarik yang besar bagi kita. Hal ini bukan terjadi secara fisik, melainkan terjadi di dalam roh dalam batin kita. Mungkin kita lupa akan tanggal dan tahun kita diselamatkan, namun kita tidak bisa melupakan ketika dalam batin kita nampak Yesus. Yesus menampakkan diri-Nya kepada kita dan kita bertemu dengan Dia. Inilah pengalaman beroleh selamat yang sejati, pengalaman atas panggilan Allah.
Setelah kita bertobat dan percaya Tuhan, kita masih perlu penampakan diri Tuhan di dalam roh kita. Setiap kali Tuhan mewahyukan diri-Nya di dalam roh kita, kita mengalami kekuatan yang baru, suplai yang baru. Saudara saudari, kekuatan inilah yang membuat kita mampu menempuh jalan Tuhan yang sempit. Tidak sedikit anak-anak Allah yang dulu begitu bergairah terhadap Tuhan tetapi kini kasihnya menjadi dingin dan hambar. Bagi mereka, kemanisan Tuhan adalah sejarah masa lalu. Kita tentu tidak mau demikian. Marilah kita dengan hati yang terbuka datang ke dalam firman-Nya, maka Ia sekali lagi akan mewahyukan diri-Nya ke dalam kita. Inilah rahasia kekuatan kita untuk mengikuti Tuhan.

Penerapan:
Dunia hari ini terus berusaha mengikat manusia untuk menjauhi Allah. Apa pun profesi kita di dunia, semuanya itu mengharuskan kita bekerja keras. Jika kita tidak hati-hati semuanya itu dapat menghalangi kita untuk memiliki waktu bersama Tuhan dan menikmati Dia. Karena itu, kita memerlukan Allah menampakkan diri-Nya kepada kita, agar kita tidak terikat dan terhanyut oleh situasi dunia zaman ini.

Pokok Doa:
Terima kasih Tuhan, Engkau menunjukkan bahwa aku adalah orang yang tidak mampu untuk hidup di bumi ini tanpa diri-Mu. Seringkali aku merasa kuat dan bisa, namun disaat itulah aku gagal dan jatuh. Tuhan buatlah aku hari ini mendapatkan
diri-Mu lebih banyak lagi.

No comments: