Hitstat

30 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 4 Rabu

Allah Berjanji Tetapi Abraham Kekurangan Iman
Kejadian 15:7
“Lagi firman TUHAN kepadanya: ‘Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.’”

Ketika Allah menjanjikan keturunan kepada Abraham, Abraham segera percaya kepada Allah (15:6). Karena Abraham percaya kepada Allah mengenai janji keturunan itu, imannya kepada Allah sangatlah berharga. Allah menghitung iman ini sebagai kebenarannya. Tetapi, setelah itu, waktu Allah berjanji lagi kepada Abraham akan memberi tanah bagi dia, Abraham kurang beriman dan berkata kepada Tuhan, “Ya TUHAN Allah, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?” (ayat 8). Sekalipun ia bisa mempercayai Allah berkaitan dengan janji tentang keturunan, tapi ia tidak mempercayai Allah berkaitan dengan janji-Nya tentang tanah itu.
Saudara saudari, memang tidak terlalu sulit untuk percaya pada janji Tuhan mengenai keselamatan, namun tidaklah mudah untuk sepenuhnya percaya pada Tuhan bahwa Dia bertanggung jawab untuk penghidupan kita selanjutnya. Kiranya syair lagu gubahan John H. Sammis (1846-1919) yang berjudul Trust and Obey (Percaya dan Taat) di bawah ini dapat memberi kita inspirasi untuk memiliki iman yang lebih besar.
1. Jalan serta Tuhan, dalam t'rang firman-Nya,
Cah'ya mu-lia-Nya t'rus memancar;
Ku ta-at p'rintah-Nya, hatiku penuhlah,
Penuh dengan kelimpahan-Nya.

Koor : Percayalah dengan hati ta-at,
Kar'na Tuhan 'kan cinta pada yang de-mi-kian!

2. Tia-da pikulan b'rat, tia-da susah c'laka,
Yang menyerang, kar'na Dia jaga;
Se-mua rugi susah, se-mua hina nista,
Jadi berkat bila mau ta-at.

Jalan Salib
Kej. 15:9, 19-21; Yoh. 1:14, 29

Karena Abraham kurang beriman kepada Allah berkenaan dengan janji-Nya tentang tanah, terpaksa Allah membuat perjanjian (convenant) dengannya untuk menegaskan janji-Nya (promise) akan tanah itu. Dalam Kejadian 15:9-21 kita mengetahui Allah melalui Kristus membuat perjanjian untuk memperkuat janji-Nya kepada Abraham.
Ketika Allah membuat perjanjian dengan Abraham, Allah memberi tahu kepadanya untuk mengambil seekor lembu betina, seekor kambing betina, seekor domba jantan, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati (Kej. 15:9). Tiga ternak ini semuanya berumur tiga tahun, kemudian dipotong menjadi dua, tetapi burung-burung itu tidak dipotong; mereka dibiarkan hidup. Dengan demikianlah Allah menetapkan perjanjian dengan Abraham, dan ini menandakan dengan jalan inilah Abraham dapat menggenapkan tujuan kekal Allah.
Kita perlu melihat makna tiga ternak dan dua burung itu. Secara lambang, semua benda-benda yang dipersembahkan manusia kepada Allah melambangkan Kristus. Berdasarkan prinsip ini, tidak dapat disangsikan lagi kelima kurban persembahan itu juga melambangkan Kristus. Kristus, pertama adalah Kristus yang tersalib, Kristus yang terpotong/tersembelih; dan yang kedua, Dia adalah Kristus yang bangkit, Kristus yang hidup. Jika kita nampak hal ini, kita akan mengerti tiga ternak yang dipotong dan dibunuh, melambangkan Kristus yang tersalib. Kristus yang tersalib ini adalah Dia yang menjadi daging, yang dalam keinsanian-Nya hidup di atas bumi. Yohanes pasal satu mengatakan firman yang adalah Allah telah menjadi daging (Yoh. 1:14). Kemudian Yohanes Pembaptis juga menyebut Dia sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29). Anak Domba Allah ini adalah juga firman Allah yang telah menjadi daging itu. Jadi tiga ternak dalam Kejadian pasal 15 menyatakan Kristus yang di dalam keinsanian-Nya itu tersalib bagi kita.
Allah memperlihatkan kepada Abraham, ia bisa “memiliki tanah ini”, adalah tergantung pada pekerjaan salib. Kelak, keturunannya bisa berdiri di atas tanah ini, karena ada kematian salib. Kita harus nampak, salib adalah dasar dari kehidupan rohani kita. Tuhan memperlihatkan kepada kita, hanya bila kita melewati salib, baru ada perapian yang berasap serta suluh yang berapi (Kej. 15:17). Perapian adalah untuk memurnikan, dan suluh adalah untuk menerangi. Dengan kata lain, hanya bila kita menempuh jalan salib baru ada pemurnian, baru ada penerangan yang sejati. Kalau kita damba dimurnikan dan diterangi oleh Tuhan, kita perlu memasuki pengalaman salib. Pengalaman salib ini bagi kita menjadi satu dengan pengalaman atas Kristus yang bangkit (bd. Flp. 3:10).

Penerapan:
Jadikanlah hati kita sebagai tanah yang gembur di mana Kristus dapat bertumbuh lebih besar dan dewasa di dalam kita. Biarlah Kristus dapat semakin memperluas wilayah-Nya di dalam hati kita. Tidak ada satu perkara, benda maupun manusia yang kita ijinkan mempersempit wilayah Kristus di hati kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku mau percaya kepada setiap janji-Mu. Tambahkanlah terus iman di dalam diriku. Dalam keadaan apa pun, perkara apa pun yang terjadi dalam hidupku. Tuhan, jangan biarkan aku meninggalkan gereja-Mu, terlebih meninggalkan diri-Mu.

No comments: