Hitstat

31 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 4 Kamis

Kristus sebagai Realitas Kurban
Kejadian 15:9
“Firman TUHAN kepadanya: ‘Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.’”

Jika kita membaca Kejadian pasal 15 dan menghubungkannya dengan Kitab Imamat, kita dapat melihat bahwa lembu betina dipakai untuk kurban keselamatan/pendamaian (peace offering) (Im. 3:1). Kristus adalah realitas kurban pendamaian itu (Rm. 5:10; Kol. 1:22). Di dalam Kristus, kita telah di damaikan dengan Allah. Kambing betina melambangkan Kristus sebagai kurban penghapus dosa (sin offering) kita (Im. 4:28; 5:6). Tidak peduli betapa baiknya kita, kita tetap adalah orang yang mempunyai dosa. Karena itu kita memerlukan kurban penghapus dosa. Sesudah kurban penghapus dosa, diperlukan kurban bakaran (burnt offering) yaitu domba jantan. Kurban bakaran menandakan bahwa segala sesuatu adalah bagi Allah, bagi kepuasan dan kesenangan Allah (Im. 1:10).
Ketiga jenis kurban di atas tidak boleh sekedar menjadi pengetahuan kita, tetapi harus kita alami setiap hari. Kristus itu bukan untuk pengetahuan, tetapi untuk pengalaman kita. Setelah kita dipanggil oleh Tuhan dan beroleh selamat, kita masih dapat berbuat dosa. Setiap dosa adalah pelanggaran. Karena itu setiap hari kita perlu didamaikan dengan Allah. Kita perlu datang kepada Kristus, Pengantara kita, untuk mendamaikan kita dengan Allah. Kedua, kita perlu mengaku dosa kita untuk menerima pembasuhan darah Tuhan sehingga hati nurani kita disucikan dari segala noda dan tuduhan. Terakhir, kita perlu mempersembahkan diri kita sebagai kurban yang hidup kepada Allah, menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada-Nya. Demikian kita mengalami Kristus sebagai tiga jenis kurban yang dipersembahkan kepada Allah.

Syarat-syarat Mengalami Kristus
Ef. 3:17;1 Kor. 15:45b; Yoh. 15:5;Gal. 2:20; Yoh. 14:23; Ef. 3:16-17; Flp. 1:19-20

Melalui kurban persembahan yang ia persembahkan kepada Allah, Abraham mengalami berbagai aspek Kristus. Hal ini dimungkinkan karena semua jenis kurban itu melambangkan Kristus, sebagaimana telah diuraikan di depan (hal. 51-52). Dari gambaran ini, jelaslah bagi kita bahwa Kristus itu riil dan dapat kita alami dalam kehidupan kita setiap hari. Sangat disayangkan bila kita menganggap Kristus itu abstrak, atau hanya mengenal Dia sebagai yang duduk di surga, jauh di luar jangkauan kita. Memang Alkitab mengatakan bahwa setelah Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa di surga (Luk. 22:69; Rm. 8:34). Tetapi Alkitab juga mengatakan bahwa Kristus yang bangkit itu diam di dalam kita, kaum beriman-Nya (Ef. 3:17; Yoh. 14:20). Bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Hal ini dimungkinkan karena Kristus dalam kebangkitan-Nya telah menjadi Roh itu, Roh yang memberi hidup/hayat (1 Kor. 15:45b). Sebagai Roh itu, Dia tidak terbatas oleh ruang dan waktu; Dia ada di sebelah kanan Allah Bapa di surga, juga ada di dalam kita, kaum beriman-Nya.
Karena Kristus sebagai Roh itu tinggal di dalam kita, maka kita dapat mengalami Dia di dalam roh kita. Namun, Alkitab memberitahu bahwa ada beberapa syarat yang diperlukan agar kita dapat mengalami Dia. Syarat pertama adalah kita harus tinggal di dalam Dia (Yoh. 15:5). Kita harus tinggal di dalam Dia, memberi-Nya waktu dan tempat sehingga Dia dapat tinggal di dalam kita. Syarat kedua adalah dengan menetap dalam ketersaliban bersama Dia (Gal. 2:20). Ini berarti mengesampingkan diri kita sehingga bukan lagi kita sendiri yang hidup tetapi membiarkan Kristus hidup di dalam kita, sehingga kita dapat mengalami dan menikmati Dia sebagai hayat kita.
Syarat ketiga, kita perlu mengasihi Dia dan menuruti firman-Nya (Yoh. 14:23). Jika kita mengasihi-Nya dan menuruti firman-Nya, Dia dan Bapa akan datang dan tinggal bersama kita, sehingga kita dapat menikmati semua berkat Allah Tritunggal yang tinggal di dalam kita. Syarat keempat, kita perlu dikuatkan dalam insan batiniah kita (Ef. 3:16-17). Dikuatkannya kita oleh Allah dengan kuasa melalui Roh-Nya ke dalam insan batiniah kita (roh kita), adalah syarat untuk mengalami Kristus berumah di dalam hati kita. Syarat yang kelima, yang terakhir, adalah kita harus memiliki keberanian (Flp. 1:20; TL.). Untuk memperbesar Kristus, kita harus memiliki keberanian dalam segala hal, tidak peduli hidup atau mati. Inilah syarat tertinggi bagi kita untuk mengalami Kristus sampai puncaknya. Saudara saudari, kita tidak mengalami Kristus berdasarkan kekuatan kita atau jerih payah kita, melainkan melalui suplai limpah lengkap Roh Yesus Kristus (Flp. 1:19; TL). Inilah jalan bagi kita untuk mengalami Dia.

Penerapan:
Seberapa baiknya diri kita, tetaplah penuh dengan dosa. Karena itulah, perlu adanya penumpahan darah untuk memperdamaikan kita dengan Allah. Puji Tuhan, Kristus telah menjadi realitas kurban-kurban bagi kita. Bersyukurlah atas apa yang telah dikerjakan oleh Dia bagi kita.

Pokok Doa:
Tuhan setiap hari aku perlu Dikau sebagai korban pendamaian. Aku hanyalah manusia yang penuh dengan dosa. O, Tuhan betapa aku perlu Dikau. Terlebih lagi Tuhan, jadilah hayat kebangkitanku yang membuat aku menang atas segala kelemahan dan kekuranganku.

No comments: