Hitstat

25 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 3 Jumat

Berperang bagi Saudara
Kejadian 14:14
“Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan.”

Allah berdaulat atas segala sesuatu, termasuk dalam peristiwa penawanan diri Lot. Kejadian 14:13 mengatakan, “Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu.” Empat raja itu telah merebut Kota Sodom dan semua isinya termasuk persediaan makanan. Lalu ada seorang pelarian menceritakan tentang tertawannya Lot kepada Abraham. Apakah kita percaya peristiwa itu terjadi secara kebetulan? Bagaimana bisa sementara yang lain ditawan, orang ini dapat meloloskan diri? Orang ini pasti dilindungi oleh kedaulatan Allah. Ia dengan sengaja datang kepada Abraham dan menceritakan kepadanya bahwa Lot ditawan.
Tidak seperti kebanyakan kita, Abraham tidak menyimpan kesalahan saudaranya, dan ia tidak merasa senang atas penderitaan dan bencana yang menimpa Lot. Ketika mendengar kabar ini, ia segera berdoa (14:22, TL.). Sebagai hasil dari doa itu, ia lalu mengambil keputusan yang tegas dan berani, berperang bagi Lot (14:14). Abraham memutuskan untuk membawa 318 orang pilihannya dan berperang melawan empat raja beserta tentaranya. Abraham mengabaikan banyaknya pasukan lawan. Abraham berani, karena dia percaya kepada Allah. Menurut pendapat Abraham, adalah suatu hal yang memalukan melihat saudaranya tertawan. Di dalam kehidupan gereja, kita harus memiliki perasaan yang sama seperti Abraham. Adalah suatu hal yang memalukan bila kita melihat kaum saleh tertawan oleh dosa atau dunia. Kita harus berkata, “Aku tidak akan membiarkan hal ini. Aku harus bangun dan bertindak.” Inilah sikap yang sepatutnya.

Kemenangan Abraham
Kej. 14:15-16

Kejadian 14:15-16 memberitahu kita bagaimana Abraham dan pengikutnya mengalahkan dan mengejar musuh sampai ke Hoba di sebelah utara Damsyik. Ia membawa kembali segala harta benda yang dirampas; juga Lot, anak saudaranya itu, demikian juga perempuan-perempuan dan orang-orangnya. Kemenangan Abraham bukan dimulai dari mengalahkan raja-raja itu, tetapi dimulai ketika Lot memisahkan diri dari dia. Di bawah pengajaran kedaulatan Allah, Abraham belajar bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu dan Allah mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan umat-Nya.
Kita semua harus mempelajari pelajaran dasar ini. Setelah kita dipanggil dan menjawab panggilan Allah dan masuk ke tempat yang dikehendaki Allah, pertama-tama, pelajaran dasar yang diberikan Allah kepada kita adalah: sebagai orang yang dipanggil Allah, segala sesuatu yang berhubungan dengan kita ada di bawah tangan Allah. Allah berdaulat atas seluruh diri kita. Inilah pelajaran dasar yang dipelajari Abraham ketika ia turun ke Mesir. Itulah awal kemenangan Abraham. Dalam berperang bagi saudaranya, Abraham mempertaruhkan hidupnya. Bukanlah perkara kecil baginya untuk mempertaruhkan nyawanya guna memperoleh kembali saudaranya yang tertawan. Tetapi ia melakukannya. Peperangan berjalan dengan lancar dan Abraham mengejar musuhnya dari arah selatan sampai ke Dan di sebelah utara. Kemenangannya adalah hasil dari doa permohonan di balik semua kejadian itu.
Abraham memperoleh kemenangan karena bersandar Allah. Ia percaya kepada Allah, sebab ia telah belajar mengenal Dia. Sama halnya, kita semua harus belajar mengenal Allah. Kita harus belajar bahwa hari ini pun bumi adalah milik Allah. Baik langit maupun bumi adalah milik Bapa kita, yaitu Dia yang memanggil kita. Kita perlu mempunyai iman semacam ini terhadap Dia. Lot kalah disebabkan ia tidak belajar suatu pelajaran bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi. Bahkan setelah dia diselamatkan, tidak ada catatan bahwa ia berterima kasih kepada Abraham atau mengatakan sepatah kata pertobatan kepada Tuhan. Sekalipun perihal penawanan merupakan sebuah peringatan baginya agar tidak balik ke Sodom, namun ia tetap kembali ke Sodom setelah pembebasannya dari tawanan. Kita telah melihat bahwa Abraham gagal namun dia bangkit dari kegagalannya. Lot juga gagal, namun dia tetap tinggal dalam kegagalannya itu, meskipun dia telah ditolong untuk keluar. Dua contoh ini haruslah memberi kita hikmat bagaimana bersikap sewaktu mengalami kegagalan.

Penerapan:
Bagaimanakah sikap kita bila ada seorang saudara yang melakukan kesalahan dan akhirnya jatuh dalam kesulitan? Apakah kita membiarkannya dan menganggap hal itu sebagai ganjaran supaya dia bertobat tanpa memberikan pertolongan? Puji Tuhan, Tuhan kita tidak memiliki sikap yang demikian. Ia tetap memberikan pertolongan untuk memulihkan kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, bangunkan aku untuk memiliki hati kasih dan tidak memandang kesalahan maupun kelemahan pada saudaraku yang mengalami kesulitan. Seperti Engkau menolong aku,biarlah aku juga belajar untuk memberikan pertolongan.

No comments: