Hitstat

22 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 3 Selasa

Berkat Berubah Menjadi Ujian
Kejadian 13:7
“Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.”

Setelah melewati semua pengalaman dalam Kejadian pasal 12 kita mungkin mengira bahwa Abraham telah belajar suatu pelajaran penting tentang perlindungan dan kedaulatan Allah. Tetapi ini memerlukan beberapa ujian lagi untuk membuktikan benar tidaknya ia telah mempelajari pelajaran itu dengan sungguh-sungguh. Salah satu ujiannya ialah pertengkaran antara saudara (Kej. 13:5-13). Abraham telah menjadi demikian kaya, namun kekayaan itu ternyata menimbulkan banyak kesulitan. Lot, kemenakannya, juga memperoleh kekayaan. Akibatnya tanah yang mereka diami itu menjadi demikian sempit untuk menampung harta milik mereka berdua. Kejadian 13:6 memberi tahu kita: “Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.” Maka terjadilah perkelahian antara para gembala Abraham dan para gembala Lot (Kej. 13:7). Ini adalah ujian yang kedua bagi Abraham.
Keluarga, harta benda, kesehatan, maupun karunia rohani, semuanya adalah berkat dari Allah. Tetapi kita harus ingat bahwa semua berkat itu merupakan ujian bagi kita, apakah kita berupaya memegang dan menjaga berkat itu dengan kekuatan alamiah kita, ataukah kita membiarkan Allah yang menjaganya untuk kita. Abraham telah lulus ujian ini, karena itu ia tidak bertengkar dengan Lot (Kej. 13:8-9). Abraham percaya sepenuhnya bahwa semua yang ia miliki ada di dalam tangan penjagaan Allah. Karena segala sesuatu berasal dari Allah dan di bawah kedaulatan Allah, maka kita harus belajar mempercayakan diri kita dan semua milik kita kepada Allah.

Belajar dari Sebuah Kegagalan
Kej. 13:8-9; 13:12-15

Pasal 13 menyatakan bahwa Abraham telah belajar suatu pelajaran berharga. Kali ini ia tidak gagal; ia menang sebab telah mempelajari pelajaran dalam ujian yang pertama. Dalam kasus kali ini kesalahan bukan pada diri Abraham, melainkan pada diri Lot. Abraham telah belajar tidak bertengkar untuk keuntungan dirinya sendiri, tidak mempunyai pilihan bagi dirinya sendiri, melainkan percaya akan rawatan Allah. Ia tahu bahwa dirinya berada dalam tangan Allah dan di bawah rawatan Allah. Dalam pasal 13 ini tidak ada tanda-tanda sedikit pun yang menyatakan kegagalan di pihak Abraham. Ia benar-benar sukses. “Maka berkatalah Abram kepada Lot: ‘Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri’” (Kej. 13:8-9). Dalam benak Abraham, ia pasti berkata, “Pilihanku adalah Tuhan. Aku ada di bawah rawatan Allahku dan di bawah rawatan-Nya segalanya adalah milikku. Aku tidak perlu memilih.” Kita tahu bahwa kemudian Lot menentukan pilihannya. Ia meninggalkan Abraham, kemudian “berkemah di dekat Sodom”, tanpa mempedulikan kejahatan orang-orang Sodom (Kej. 13:12-13). Lot lebih mementingkan hartanya.
Membiarkan Lot pergi bukanlah perkara yang kecil bagi Abraham. Abraham tidak mempunyai anak. Kemenakannya, Lot, adalah sanak familinya yang paling dekat, terasa seperti anak sendiri bagi Abraham. Maka ketika Lot meninggalkannya, ia pasti merasa sendirian. Namun pada saat demikian, Allah sekali lagi menampakkan diri kepada Abraham. Dari hal ini kita harus belajar dalam hidup gereja tidak bertengkar untuk diri kita sendiri. Biarkan orang lain mempunyai pilihannya sendiri. Jika kita memberikan kesempatan memilih kepada orang lain, Allah akan datang dan memberikan semua yang bisa dipilih itu kepada kita. Kemenangan kita atas ujian selalu memperkuat janji-janji Allah kepada kita. Hal ini terjadi pada Abraham. Allah menampakkan diri kepadanya dan berkata, “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya” (Kej. 13:14-15). Selain itu, kemenangan Abraham atas ujian ini membawa dia ke puncak pengalaman akan Allah. Ia memindahkan kemahnya dan berdiam di Hebron (Kej. 13:18), di sana ia menghabiskan sisa hidupnya bersekutu dengan Allah (Kej. 18:1). Kemenangan yang luar biasa!

Penerapan:
Janganlah kita menyangka bahwa setiap berkat yang kita terima hanyalah membawa keuntungan materi dalam hidup kita. Allah bisa saja memberi berkat untuk menguji hati kita. Renungkanlah, apakah kita hanya mencari berkat ataukah Diri-Nya sendiri?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, jangan biarkan kami menyimpang untuk sekedar mencari berkat-berkat materi. Ajar kami senantiasa mencari Diri-Mu sebagai Sang Pemberi berkat.

No comments: