Hitstat

16 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 2 Rabu

Mezbah yang Kedua
Kejadian 12:8
“Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN.”

Setelah Abraham mendirikan mezbah bagi Tuhan di More, ia menjelajahi seluruh negeri itu. Allah bukan memberinya satu bagian tanah yang sempit, Ia memberinya satu negeri yang luas. Dalam perjalanannya, Abraham datang ke suatu tempat yang terletak antara Betel dan Ai. Betel di sebelah Barat dan Ai di sebelah Timur. Di sini di antara Betel dan Ai, Abraham mendirikan lagi satu mezbah (Kej. 12:8; 13:3-4). Betel berarti rumah Allah, sedang Ai berarti timbunan reruntuhan (puing-puing).
Betel dan Ai berdiri berlawanan satu terhadap yang lain. Apa makna berlawanan ini? Artinya, dalam pandangan orang-orang yang terpanggil, hanya rumah Allah saja yang berharga; semua yang lain hanyalah tumpukan reruntuhan belaka. Hari ini prinsipnya juga sama. Betel melambangkan kehidupan gereja, rumah Allah yang rohani, sedangkan Ai melambangkan dunia. Bagi orang yang terpanggil, segala sesuatu yang bertentangan dengan kehidupan gereja itulah reruntuhan. Sebaliknya, menurut pandangan orang dunia, segala yang ada di dunia itu bernilai tinggi, bagus, dan mengagumkan. Sungguh dua pandangan berlawanan!
Seberapa tinggikah penilaian kita terhadap kehidupan gereja? Tuhan Yesus sendiri menilai gereja sebagai harta yang terpendam di ladang dan seumpama mutiara yang indah (Mat. 13:44-46). Karena itulah Ia rela pergi ke salib dan “menjual” semua milik-Nya dan membeli gereja untuk kerajaan-Nya. Bagaimanakah penilaian Rasul Paulus terhadap dunia? Dunia tidak lebih dari setumpuk kotoran (Flp. 3:8). Kiranya Tuhan merahmati kita sehingga kita dapat menilai dengan tepat.

Perlunya Memelihara Persekutuan dengan Allah
Kej. 12:7-8; 13:18; 18:1

Kita semua perlu memelihara persekutuan yang terus-menerus dengan Tuhan. Mungkin beberapa tahun yang lalu kita sudah pernah mendirikan mezbah bagi Tuhan, tetapi bagaimana dengan hari ini? Kalau kita mempelajari sejarah hidup Abraham, kita akan menemukan bahwa ia setidaknya tiga kali mendirikan mezbah. Pertama, Abraham mendirikan mezbah setelah tiba di More, setelah Allah menampakkan diri lagi kepadanya (Kej. 12:7). Kedua, Abraham mendirikan mezbah saat ia datang ke suatu tempat yang terletak antara Betel dan Ai (Kej. 12:8). Ketiga, Abraham mendirikan mezbah di Mamre dekat Hebron (Kej. 13:18).
Dapat tidaknya kita mendirikan mezbah bagi Tuhan itu tergantung pada penampakan diri Allah. Penampakan diri Allah yang pertama, sama sekali tidak tergantung kepada kita, melainkan Allah sendiri. Tetapi setiap penampakan diri Allah berikutnya tergantung pada keadaan kita, apakah kita berada di tempat yang tepat atau tidak. Tempat yang tepat bagi kita untuk mendapatkan penampakan diri Allah adalah “di Mamre dekat Hebron.”
Mamre berarti tenaga (kekuatan), dan Hebron berarti persekutuan, komunikasi, atau persahabatan. Menurut Kejadian 18:1, di Mamre Allah datang mengunjungi Abraham. Meskipun More dan tempat yang terletak antara Betel dan Ai itu bagus, namun itu bukan tempat di mana Abraham tinggal dan bersekutu dengan Tuhan secara menetap. Tempat di mana Abraham tinggal untuk terus-menerus bersekutu dengan Tuhan adalah di Mamre dekat Hebron.
Banyak di antara kita yang memiliki pengalaman di More, namun tidak mempunyai pengalaman di Mamre. Kita semua sekurang-kurangnya perlu mendirikan tiga mezbah: yang pertama di More, yang kedua di antara Betel dan Ai, yang ketiga di Mamre dekat Hebron. Kita perlu mendirikan mezbah di Mamre dekat Hebron, supaya kita bisa menyembah Allah, melayani Allah, dan mempunyai persekutuan yang terus-menerus dengan Allah. Inilah pengalaman dari mezbah ketiga, mezbah di Hebron.
Setelah kita beroleh selamat, kita masih perlu tinggal di dalam Tuhan, tinggal dalam persekutuan dengan Tuhan. 1 Korintus 1:9 memberi tahu kita bahwa Allah telah memanggil kita ke dalam persekutuan Anak-Nya, Yesus Kristus Tuhan kita. Ini berarti kita berbagian dalam kesatuan dengan Anak Allah, Yesus Kristus, dan bersama-sama menikmati persekutuan-Nya. Di dalam persekutuan inilah kita menikmati Kristus sebagai bagian yang diberikan kepada kita. Saudara saudari, Allah memanggil kita bukan agar kita menikmati kesukaan kita sendiri, melainkan supaya kita menikmati persekutuan dengan Kristus.

Penerapan:
Kapan terakhir kali kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan? Marilah kita perbarui kembali persembahan diri kita. Kita perlu persembahkan waktu doa kita dengan Tuhan, demikian pula waktu pembacaan Alkitab kita. Selain itu, kita perlu memiliki persekutuan dengan Tuhan dan dengan anggota Tubuh yang lain melalui menempuh kehidupan gereja.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah kami pandangan yang jelas terhadap dunia ini, bahwa selain di dalam gereja, dunia hari ini adalah reruntuhan. Sudah sepatutnyalah kami tidak mengasihi dunia. Biarlah hati kami hanya mengasihi-Mu dan gereja-Mu.

No comments: