Hitstat

28 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 4 Senin

Mengenal Anugerah untuk Menggenapkan Tujuan Allah
Kejadian 15:1
“Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: ‘Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.’”

Mulai Kejadian pasal 15, kita nampak satu masalah lain, yaitu masalah tentang anak. Titik fokusnya tidak lagi Tanah Kanaan, tapi masalah keturunan. Kejadian 15:1 mengatakan, “Kemudian datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan: ‘Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar’” Kata-kata terakhir boleh diterjemahkan sebagai “Akulah perisaimu, upahmu yang sangat besar.” Setelah Abraham menang perang, Allah berfirman demikian kepada Abraham.
Abraham adalah manusia biasa seperti kita. Meskipun Allah memberikan kemenangan kepadanya, tetapi Allah tidak membuatnya melampaui manusia. Setelah kemenangan itu lewat, tinggallah dia sendiri di dalam kemahnya, merenungkan hal-hal yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Abraham mulai merasa takut. Hal ini bisa kita ketahui dari firman Allah kepadanya. Allah berfirman, “Janganlah takut.” Mengapa bisa tidak takut? Ada dua alasan yang Allah katakan: pertama, “Akulah perisaimu,” artinya tidak ada orang yang bisa menyerang Abraham. Kedua, “Akulah upahmu yang sangat besar” (TL.), artinya segala yang Abraham kira telah hilang, dapat ia temukan di dalam diri Allah. Di sini Allah mengucapkan kata-kata hiburan kepada Abraham. Saudara saudari, kalau kita melakukan kehendak Allah, Allah akan menjadi perisai kita. Kita tidak perlu takut kepada siapa pun. Selain itu, dalam menempuh jalan Tuhan, terkadang kita harus rela melepaskan sesuatu, mungkin waktu, tenaga, uang, atau masa depan kita. Tetapi jangan kecewa, karena kebahagiaan yang kita kira hilang itu, akan kita temukan di dalam diri Allah. Ini adalah janji Allah kepada Abraham, juga janji-Nya kepada kita.

Iman yang Berharga
Kej. 15:4-6

Abraham berkata kepada Tuhan bahwa Eliezer orang Damsyik itu yang akan menjadi ahli warisnya. Eliezer berasal dari Damsyik. Mungkin ketika Abraham melewati Damsyik, ia menemukannya di sana dan mengambilnya. Ketika Allah menampakkan diri kepada Abraham, dan mengatakan kalau Dia adalah perisai dan upah yang besar bagi Abraham, Allah berkata kepadanya, “Orang ini (Eliezer) tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu” (Kej. 15:4). Seakan-akan Allah berkata kepada Abraham, “Aku tidak mau Lot, Aku juga tidak mau Eliezer. Haruslah anak kandungmu sendiri, bukan seorang hambamu.” Dengan perkataan ini Allah menegaskan kembali janji-Nya.
Kemudian Tuhan berfirman kepadanya, “’Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.’ Maka firman-Nya kepadanya: ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu”’ (Kej. 15:5). Pada saat inilah Abram percaya kepada TUHAN. Ayat 6 mengatakan “Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Kepercayaan Abraham oleh Allah diperhitungkan sebagai kebenarannya, dan saat itu juga Abraham dibenarkan. Itulah pembenaran melalui iman yang pertama kali disebutkan dalam Alkitab.
Perihal Abraham mendapatkan keturunan sepertinya adalah perkara yang lahiriah, tetapi sebenarnya adalah perkara yang di batin. Kita perlu memiliki pengalaman akan Kristus yang batini, bukan yang lahiriah. Kita percaya bahwa Allah dapat mengerjakan hal-hal yang lahiriah seperti sanggup memberi kita kesehatan, penyembuhan, pekerjaan yang baik, ataupun kenaikan pangkat dan lain-lain. Walaupun iman seperti ini baik, tetapi bukanlah iman yang indah dan berharga dalam pandangan Allah. Allah tidak menghitung iman seperti ini sebagai kebenaran untuk Abraham. Iman yang dihitung sebagai kebenaran untuk Abraham adalah percaya Allah sanggup mengerjakan sesuatu ke dalamnya untuk menghasilkan keturunan, bukannya percaya Allah dapat memberi roti dan mentega, ternak ataupun budak-budak yang lebih banyak. Percaya bahwa Allah akan menyuplai keperluan sehari-hari kita dan makanan kita memang baik, tetapi iman seperti ini kurang berharga dalam pandangan Allah. Iman yang berharga adalah iman yang percaya bahwa Allah sanggup menggarapkan diri-Nya ke dalam kita sehingga Kristus terlahir dan bertumbuh di dalam kita. Walaupun kita mungkin memiliki segala berkat lahiriah, tetapi tanpa Kristus terlahir dan bertumbuh di dalam kita, itu sia-sia belaka.

Penerapan:
Pikiran kita sering kuatir. Kekuatiran adalah panah api yang dipakai Iblis untuk melemahkan iman seseorang. Karena itu marilah kita memohon Tuhan melindungi pikiran kita dengan firman-Nya dari segala kekuatiran yang menyerang.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, selamatkan aku dari hati yang tidak percaya. Dalam setiap hal yang aku hadapi, Tuhan, aku mau belajar percaya dan bersandar pada janji-Mu. Engkaulah yang sanggup melakukan segala sesuatu bagiku.

No comments: