Hitstat

12 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 1 Sabtu

Dipanggil Masuk ke Dalam Kristus, Gereja, dan Kerajaan
Kejadian 12:5
“Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.”

Allah kita adalah Allah yang mempunyai rencana dan tujuan. Ia memiliki tanah permai yang boleh kita masuki. Sesuai dengan tujuan Allah, Abraham masuk ke Tanah Kanaan, tanah permai (Kej. 12:4-5). Tanah Kanaan merupakan lambang dari Kristus berikut segala kekayaan-Nya, gereja, dan kerajaan. Sebagai gambaran, kita bisa melihat perihal Saulus dari Tarsus yang menganiaya gereja dengan berani. Dalam perjalanan ke Damsyik, Tuhan menampakkan diri kepadanya, menyinarinya, dan memanggilnya. Tuhan memanggil Saulus bukan sekedar agar ia diselamatkan dari neraka, tetapi terlebih lagi supaya ia keluar dari Yudaisme dan masuk ke dalam Kristus, ke dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah, ke dalam gereja, dan kerajaan Allah.
Jika kita menjawab panggilan Allah, memperhatikan tujuan-Nya, Ia pasti tidak akan membiarkan kita masuk ke neraka. Kita yang percaya bahkan memiliki sesuatu yang lebih baik daripada surga - yakni Allah sendiri. Selain itu kita telah menerima sebuah kerajaan yang tidak akan goyah, yaitu Kristus dengan gereja. Dalam dua pasal terakhir dari Alkitab, kita melihat Yerusalem Baru akan turun dari surga. Yerusalem Baru adalah tempat di mana Allah akan tinggal bersama dengan umat tebusan-Nya sampai selama-lamanya. Saudara saudari, bukankah kita memiliki berkat dan pengharapan yang betapa mulia? Untuk hal inilah Rasul Paulus berani melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah (Flp. 3:8). Kalau hidup kita bukan untuk tujuan Allah, sebaik apapun hidup kita di dunia ini, Alkitab mengatakan itu sia-sia belaka (Pkh. 3:19; 5:10). Marilah kita mempersembahkan seluruh hidup kita untuk tujuan Allah.

Allah Pasti Menggenapkan Tujuan-Nya
Ibr. 11:8; Kis. 7:4; Mat. 7:14; 1 Ptr. 1:25

Kita semua perlu nampak bahwa diselamatkan berarti dipanggil untuk menggenapkan tujuan kekal Allah. Diselamatkan berarti dipindahkan dari ruang lingkup yang negatif dan masuk ke dalam sasaran Allah. Di manakah kita berdiri hari ini? Kita seharusnya berdiri di dalam Kristus, di dalam kekayaan dan kenikmatan akan Kristus. Menurut pengalaman kita, Kristus dan kekayaan-Nya terkandung di dalam ekonomi Perjanjian Baru dan di dalam kehidupan gereja. Di sinilah kita dapat menikmati Dia.
Untuk menikmati Kristus beserta kekayaan-Nya, kita memerlukan suatu sarana yang disebut “iman”. Menurut Ibrani 11:8, Abraham mematuhi panggilan Allah demi iman dan pergi tanpa mengetahui ke mana ia harus pergi. Dalam panggilan-Nya, dengan jelas Allah memberi tahu Abraham apa yang harus ia tinggalkan, tetapi Allah tidak memberi tahu dengan jelas ke mana ia harus pergi. Abraham mematuhi panggilan Allah dan pergi demi iman. Ini merupakan satu perkara yang besar. Ia telah mengambil langkah yang besar demi iman. Ketidaktahuannya akan tujuan ke mana ia harus pergi menyebabkan dia bersandar Tuhan dan menengadah kepada Allah. Ia tidak memiliki peta di tangannya, tetapi Allah yang hidup itulah peta perjalanannya. Inilah iman.
Orang yang menunda-nunda dalam menjawab panggilan Allah adalah orang yang kekurangan iman. Tadinya Abraham adalah orang yang demikian. Tetapi tidak peduli bagaimana lambatnya Abraham menjawab panggilan Allah, ia tidak dapat menunda-nunda Allah terlalu lama. Bagi Allah, seribu tahun sama dengan satu hari. Bisakah kita menunda-nunda Allah seribu tahun? Tidak seorang pun dapat melakukannya. Allah berdaulat atas segala sesuatu dan panjang sabar. Allah adalah Allah. Sekali Ia memanggil kita, Ia pasti akan menggenapinya.
Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi Allah. Sekali Ia memilih dan memanggil kita, Ia tidak dapat dihentikan oleh apa pun. Cepat atau lambat, Ia pasti menggenapkannya. Ia akan datang kepada kita sekali lagi dan sekali lagi. Ia selalu mempunyai jalan karena Ia lebih besar daripada kita. Jika kita berlambat-lambatan, kita hanya menghamburkan waktu kita sendiri. Hanya orang yang kekurangan iman yang menghamburkan waktunya di dunia.
Hari ini kita mungkin sedang ragu-ragu untuk menempuh jalan Tuhan, karena pintunya sesak dan jalannya sempit (Mat. 7:14). Kita kekurangan iman. Saudara saudari, Roma 10:17 mengatakan bahwa iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus. Karena itu marilah kita melatih iman kita dengan belajar memegang firman Tuhan, karena firman-Nya layak dipercaya dan tidak berubah (1 Ptr. 1:25). Inilah sumber iman kita: Allah yang hidup dan firman-Nya!

Penerapan:
Untuk siapakah hari ini keberadaan dan pekerjaan kita? Apakah untuk kenyamanan dan kemakmuran kita? Hari ini kita perlu minta Tuhan memberi rahmat-Nya, agar kita dengan jelas melihat bahwa hidup kita bukan hanya untuk kebaikan kita, namun adalah untuk penggenapan tujuan-Nya.

Pokok Doa:
Ya Bapa, kami bersyukur bahwa hanya di dalam Putra-Mu Yesus Kristus kami hari ini boleh berbagian di dalam rencana dan tujuan-Mu. Biarlah kehidupan kami hari ini boleh kami persembahkan kepada-Mu agar kehendak Mu dapat tercapai di atas diri kami.

No comments: