Hitstat

07 August 2006

Kejadian Volume 5 - Minggu 1 Senin

Panggilan Yehova
Kejadian 12:1
“Berfirmanlah TUHAN (Yehova - TL.) kepada Abram: Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu”

Meskipun Iblis melalui manusia yang jatuh sepertinya telah menghalau Allah dari muka bumi, namun Allah berdaulat atas segala sesuatu dan tidak dapat dikalahkan atau dipersulit oleh serangan apa pun. Segala pekerjaan Iblis tidak lain hanya memberi kesempatan kepada Allah untuk memamerkan hikmat-Nya. Hikmat Allah yang tak terduga itu dinyatakan dalam panggilan-Nya kepada Abraham dalam Kejadian 12.
Apakah makna panggilan Allah dalam Kejadian 12? Panggilan Allah berarti dimulainya suatu permulaan yang baru. Ketika Allah menciptakan manusia, itulah satu permulaan. Namun manusia telah dirusak dan dicemari. Manusia yang diciptakan Allah telah jatuh dan telah menolak Allah. Oleh karena itu Allah datang memanggil manusia, agar di antara umat yang telah jatuh itu ada satu permulaan yang baru. Titik permulaan ini dimulai dari dipanggilnya Abraham.
Allah datang memanggil manusia, agar Dia mempunyai satu permulaan yang baru di atas diri manusia. Tidak peduli kita orang Yahudi atau orang kafir, asal kita beriman dalam Kristus, kita memiliki satu permulaan yang baru. Hal ini berlaku atas kita karena kita termasuk anak-anak (keturunan) Abraham (Gal. 3:7). Sebagian besar dari kita bukan orang Yahudi, namun karena kita percaya Kristus, kita menjadi anak-anak Abraham. Kita tidak seharusnya melupakan hari dimana kita mendapat panggilan Allah karena sejak hari itu kita mempunyai satu permulaan yang baru, seluruh hidup kita, segenap diri kita, bahkan konsepsi kita, semua berubah. Inilah makna panggilan Allah.

Mengalami Allah Bapa sebagai Sumber
Yoh. 5:17, 19

Allah ingin mendapatkan sekelompok orang sebagai umat-Nya yang hidup bagi-Nya. Ia ingin mendapatkan sekelompok orang yang bisa berkata, “Aku adalah milik Allah.” Untuk mencapai tujuan ini, Allah terlebih dahulu bekerja di atas seseorang yang bernama Abraham.
Nama Abraham (sebelumnya Abram) memiliki makna yang istimewa. Kata “Abra” dalam bahasa aslinya berarti “bapa.” Pelajaran pertama yang dipelajari oleh Abraham ialah mengenal Allah sebagai Bapa. Apa artinya Allah adalah Bapa? Artinya, segala sesuatu berasal dari Allah. Tuhan Yesus berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17). Dia tidak mengatakan, “Allah-Ku” bekerja sampai sekarang, tetapi mengatakan, “Bapa-Ku” bekerja sampai sekarang. Allah adalah Bapa, artinya Allah adalah Pencipta, Allah adalah satu-satunya Pemula. Anak diutus oleh Bapa. “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak la melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” (Yoh. 5:19). Inilah pengalaman yang harus kita miliki. Kita memerlukan kasih karunia Allah agar nampak bahwa di depan Allah kita tidak dapat memprakarsai satu perkara pun, juga tak layak memulai sesuatu. Allah adalah Bapa, segala sesuatu berasal dari Allah.
O, jika pada suatu hari Allah menampakkan kepada kita, bahwa “Allah adalah Bapa”, hari itu adalah hari kita berbahagia. Pada hari itu kita bisa mengenal, bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita tidak berdaya. Kita bukan menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu, melainkan kita berkata, “Apakah Allah sudah memulainya?” Inilah pengalaman Abraham. Pengalamannya memperlihatkan kepada kita, bukan dia sendiri yang mau menjadi umat Allah. Abraham tidak ada permulaan, Allah yang memulainya, Allah yang membawa dia dari seberang sungai Efrat. Allah mengingini dia, sebab itu Allah memanggil Abraham keluar. Abraham sendiri tidak pernah memikirkan hal itu. Haleluya! Allah yang berkehendak, Allah yang mengerjakan, Allah yang memanggil.
Abraham mengenal Allah adalah Bapa. Pengenalan ini bukan pengenalan doktrinal, melainkan pengenalan yang subyektif. Pengenalan ini membuat ia bisa berkata, “Ya Allah, Engkaulah sumber segala sesuatu, tidak ada Engkau, tidak ada permulaan.” Inilah Abraham. Kalau kita tidak mempunyai pengenalan seperti yang Abraham miliki ini, sungguh patut disayangkan. Kita harus nampak satu perkara, yaitu kita sendiri tidak bisa berbuat apa­apa, segalanya tergantung kepada Allah. Dialah Bapa, Dialah permulaan segala sesuatu.

Penerapan:
Apapun profesi dan keadaan kita, kita harus ingat bahwa kita adalah orang yang telah dipanggil untuk melakukan kehendak Allah. Karena itu jadikanlah Tuhan sebagai permulaan kita, maka Ia akan mulai bekerja di atas diri kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, meskipun aku adalah orang berdosa , tetapi Engkau tetap memanggil aku. Tuhan Yesus, aku serahkan kehidupanku hari ini kepada-Mu, jagalah aku agar apa yang aku lakukan hari ini sesuai dengan tujuan-Mu dalam memanggil aku.

No comments: