Hitstat

01 August 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 4 Selasa

Faktor Perusak Kesatuan Umat Allah (1)
Kejadian 10:31-32
“Itulah keturunan Sem, menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. Itulah segala kaum anak-anak Nuh menurut keturunan mereka, menurut bangsa mereka. Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi setelah air bah itu.”

Mengapa umat manusia kemudian menjadi terpecah-belah sehingga berpencar menjadi bangsa-bangsa? Mereka terpecah-belah karena mereka mulai mempunyai penyembahan yang berlainan, juga mempunyai tujuan, kepentingan, dan sasaran yang berbeda. Kejadian 10:31 mewahyukan perpecahan manusia disebabkan empat hal: kaum (suku) mereka, bahasa mereka, yaitu tulisan, pendapat, pengertian, dan pengutaraan berbeda; tanah mereka; dan bangsa mereka yang berlainan.
Apakah kaum atau kesukuan ini? Suku menunjukkan hubungan darah daging. Banyak orang tidak mempedulikan Allah, tidak mengacuhkan tujuan-Nya, tidak mengindahkan kepentingan-Nya. Mereka hanya tahu mempedulikan kaum (suku) mereka sendiri. Apakah sebabnya mereka bersatu dengan sukunya? Karena suku ini tersusun dari hubungan sanak famili mereka sendiri. Hari ini, prinsip di antara umat Allah pun juga sama. Banyak perpecahan ditimbulkan oleh hubungan jasmaniah. Setiap pertalian darah daging adalah awal perpecahan. Walaupun dalam tubuh daging kita tidak dapat berada dalam satu keluarga, namun di antara kita mungkin ada hubungan tubuh daging. Kita mengasihi saudara tertentu, mungkin karena saudara itu tergolong yang kita sukai; terhadap saudara golongan lain kita tidak begitu menyukai. Begitu kita hanya mengasihi saudara yang termasuk golongan yang kita sukai, kita termasuk suku milik jasmani, hubungan yang terbentuk menurut selera daging. Karena itu, untuk memelihara kesatuan yang sejati, kita harus mengatasi hubungan darah daging.

Faktor Perusak Kesatuan Umat Allah (2)
Mzm. 133:1, 3; 1 Kor. 1:10-13; Rm. 15:5-6

Selain hubungan darah daging, faktor lain yang menimbulkan perpecahan yaitu bahasa. Bahasa adalah pengutaraan pendapat seseorang. Perpecahan mungkin disebabkan pengertian dan pendapat yang berbeda. Oleh karena kita mempunyai kepentingan daging masing-masing, terjadilah pembedaan kaum (suku); oleh karena kita mempunyai konsepsi dan pengutaraan masing-masing, terjadilah bahasa yang berlainan. Pengutaraan yang berlainan ini mengakibatkan pertengkaran dan pertengkaran mengakibatkan perpecahan. Pada mulanya kaum saleh yang terkasih mutlak satu. Namun, setelah berselang beberapa saat, ada beberapa orang saleh menerima pendapat yang berlainan, sehingga mulai mengatakan perkataan yang berlainan, akhirnya timbul bahasa yang berbeda, dan terjadilah kesulitan.
Tanah menandakan wilayah. Dewasa ini orang melakukan perpecahan dengan alasan yang beraneka ragam. Perpecahan mendatangkan kutuk, namun kesatuan mendatangkan berkat. “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! . . . Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya” (Mzm. 133:1, 3). Memang, masing-masing gereja lokal berdiri sendiri di tiap lokal. Namun, dalam alam semesta hanya ada satu Tubuh Kristus.
Perpecahan disebabkan karena perbedaan dalam penyembahan, kepentingan, tujuan serta sasaran yang berbeda. Begitu kita mempertahankan latar belakang kesukuan kita yang tidak lain adalah hubungan daging, maka kita akan mempunyai “bahasa” (ajaran) yang dipengaruhi oleh pendapat alamiah, dan membagi “tanah” (wilayah) secara terpisah satu sama lain. Akhirnya kita akan menjadi satu “bangsa” (satu sekte) yang berdiri sendiri. Bila kita membaca sejarah Kekristenan, bisa mengetahui terjadinya perpecahan tepat benar seperti demikian.
Rasul Paulus mencela jemaat di Korintus, karena mereka mengatakan, ‘Aku golongan Apolos’, ‘Aku golongan Paulus’, ‘Aku golongan Kefas’, bahkan ada yang menyebut dirinya, ‘golongan Kristus’. Paulus menegur keras orang-orang di Korintus yang menimbulkan perpecahan ini (1 Kor. 1:11-13). Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati kita, “Supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (1 Kor. 1:10). Lagi pula, “Mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah” (Rm. 15:5-6).

Penerapan:
Mengembangkan hubungan menurut daging dapat menjadi penyebab terjadinya perpecahan. Kita perlu belajar menerima saudara saudari di dalam Tuhan seperti bagaimana Tuhan telah menerima mereka. Kalau Tuhan saja tidak membeda-bedakan umat-Nya yang telah Ia selamatkan, kitapun seharusnya tidak boleh bersikap sebaliknya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkau mengasihi semua orang . Bahkan Engkau dapat menerima orang berdosa seperti aku. Tuhan, sebagaimana Engkau telah menerima aku, aku juga mau menerima setiap orang yang telah Kau tebus sebagai saudara di dalam Tuhan dan mengasihi mereka.

No comments: