Hitstat

03 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 3 Kamis

Tuhan dari Semua Orang
Kisah Para Rasul 10:36
Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang

Ayat Bacaan: Kis. 10:1-48, 8:1-4, 11:19; 1 Tim. 2:3-4; Rm. 3:20; Gal. 2:16

Pemberitaan Petrus kepada Kornelius dalam Kisah Para Rasul 10:34-36 memberi tahu kita beberapa hal; pertama adalah bahwa Allah tidak membedakan orang, kedua adalah bahwa di setiap bangsa, orang-orang yang takut kepada Allah dan mengamalkan kebenaran, berkenan kepada-Nya tetapi bagaimanapun juga mereka tetap merupakan bagian dari umat manusia yang jatuh. Allah menerima mereka karena penebusan Kristus. Di luar Kristus, tidak ada satu pun manusia jatuh yang bisa dibenarkan berdasarkan perbuatannya (Rm. 3:20; Gal. 2:16), ketiga adalah mengumumkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dari semua orang. “Semua orang” mengacu kepada manusia (1 Tim. 2:4), tidak hanya orang Yahudi tetapi juga orang bukan Yahudi. Perkataan Petrus di sini menunjukkan bahwa ia sekarang menyadari bahwa Allah telah membuat Kristus menjadi Tuhan bagi orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi. Dia tidak membedakan orang.
Orang Yahudi adalah keturunan Abraham, kaum pilihan Allah dan satu-satunya kerajaan yang didirikan Allah di bumi ini adalah umat istimewa. Tetapi, mereka tidak karenanya merendahkan diri dan memuji Allah, malah sebaliknya mengira boleh bersikap bangga dan sombong di antara manusia. Ketika kita membaca Kisah Para Rasul, kita akan nampak bahwa pada hari Pentakosta, Injil terlebih dulu diberitakan di antara orang-orang Yahudi, kemudian tersebar ke Samaria, di situ pun hanya orang-orang Yahudi yang diselamatkan (Kis. 8:1-4, 11:19). Untuk memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, Tuhan harus memulai dari Kaisarea oleh Petrus dengan membuatnya harus melihat visi sampai tiga kali dan mendengar Tuhan bersabda tiga kali (Kis. 10:13, 15-16). Jika tidak, Petrus tidak berani pergi ke tengah-tengah orang bukan Yahudi. Di sini kita melihat bagaimana sulitnya bagi orang Yahudi untuk memberitakan injil kepada orang bukan Yahudi. Ingatlah bahwa kesatuan kita adalah berdasarkan hayat, bukan berdasarkan suatu bangsa atau negara. Semoga Allah merahmati kita, agar kita semua nampak, bahwa batas-batas kebangsaan itu sudah terhapus, perbedaan itu telah lenyap dan semuanya telah menjadi saudara saudari di dalam Tuhan.

No comments: